Kecemburuan Tania

1463 Words
Sudah dua minggu Nafa melakukan rutinasnya, Setiap hari Nafa mengantar makan siang kekantor Malvin, itu pula sebabnya semua karyawan Malvin pun sudah kenal dengan Nafa, Pribadi yang ramah dan juga humble membuat semua orang di kantor Malvin sangat menyukai Nafa calon ibu bos mereka, setidaknya begitu lah sebutan mereka kepada Nafa. Lain halnya dengan Tania, dia sudah sangat lama tidak ke kantor Malvin karena dia menjaga image Malvin yang sudah bertunangan, mereka sudah sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka selama Nafa dan Malvin masih bertunangan. Hari ini seperti biasa Nafa juga berada di kantor Malvin untuk mengantar makan siang, Sedangkan Tania hari ini berencana ingin memberi kejutan pada Malvin, Tania berencana ingin makan siang bersama Malvin di cafe dekat kantor Malvin, Sayang nya selama ini Malvin tidak pernah memberitahukan kepada Tania bahwa Nafa selalu mengantar makan siang padanya, Malvin tidak ingin Tania merasa tidak nyaman. Di Kantor Tania. "Ris, Gue makan siang di cafe depan kantor Malvin deh kayaknya hari ini, Uda lama gue gak bareng Malvin." "Iya Tan, Lagian loe itu harus hati hati sama tunangan nya si Malvin, Jangan lengah," "Iya ris, Tenang aja gue percaya kok sama Malvin." Tania pun pamit kepada Riska, dirinya pun memesan ojek online, Tania berencana akan mengabari Malvin ketika sudah sampai di cafe. Dengan pakaian ala Teller bank, Tania pun sudah sampai di cafe dan langsung duduk di sebuah meja, Ternyata ada beberapa karyawan Malvin yang juga sering makan siang disitu sedikit berbisik bisik dengan kehadiran Tania. Tania sedikit terganggu namun dia sudah biasa berada keadaan seperti ini, Memang pada dasarnya banyak karyawan Malvin yang tidak menyukai Tania karena Tania hanya lah seorang Teller yang memacari seorang CEO, Namun hal itu adalah hal yang tidak baik ditiru ya guys, Karena pada dasarnya dimata Tuhan semua manusia itu sama :). "Liat tuh mantan pacarnya si bos, Ngapain juga dia makan disini? " bisik bisik seorang karyawan wanita. "Palingan cari perhatian pak bos, Kiranya pak bos masih suka sama dia padahal pak bos kan uda punya tunangan yang cantik banget." Jawab wanita yang lainnya. Tania yang memang berada didepan mereka sangat jelas mendengar bisik bisik itu hanya bisa mengelus d**a. Tiba tiba masuk lah sekretaris Malvin yang memang cukup kenal dengan Tania. Bagaimanapun seorang sekretaris pasti sering berhubungan dengan orang orang terdekat atasannya. "Hai mbak Tania?" Sapa seorang wanita yang bernama Kiki itu, dia adalah sekretaris Malvin. "Hai juga Ki, Apa kabar??" "Baik juga mbak." Kiki pun tanpa basa basi langsung duduk di meja bersama Tania. "Mbak ngapain disini? Bukannya kantor mbak lumayan jauh dari sini," tanya Kiki yang penasaran. "Ooo iya ki, aku mau ajak Malvin makan siang bareng," Tampak Tania yang sudah mengeluarkan Hape dari tasnya berusaha untuk menghubungi Malvin. "Bukannya pak Malvin semenjak bertunangan selalu makan siang di kantor mbak, kan tunangannya selalu antar makanan kekantor, sekarang mereka juga lagi makan tuh di kantor." Jawab Kiki. "Apa!Tunangan Malvin setiap hari kekantor nganter makan siang?"Kini Tania bahkan mengepalkan tangannya dibawah meja. "Iya Mbak, Tunangannya pak Malvin itu setiap hari antar makanan, Semenjak tunangan pak Malvin gak pernah lagi makan siang di luar, Bahkan klien yang ngajak makan siang diluar aja selalu ditolak pak Malvin." Jawab Kiki dengan santai. "Yauda kalo gitu aku balik aja deh," Tania pun kembali memasukkan hapenya ke tas, dan langsung berdiri dan keluar dari cafe. Kiki yang heran hanya bisa tersenyum melihat Tania yang keluar dengan wajah merah menahan kesal. "Dasar cewe gatal, Uda jelas jelas pak Malvin uda tunangan masih aja mau cari perhatian." Batin Kiki. Sedangkan Tania yang sudah menahan kesal hanya bisa menahan tangisannya, dia sangat kecewa kenapa Malvin tidak pernah memberitahu kan nya kalau Nafa selalu mengunjunginya kekantor. Dengan perasaan kecewa Tania pun kembali mengambil hapenya dan memesan ojek online untuk balik ke kantornya, Selera makannya langsung hilang begitu saja. "Sepertinya Nafa bersungguh sungguh merebut Malvin dariku, Aku tidak akan pernah membiarkan kau merebut Malvin dariku." Batin Tania. Tania pun langsung balik kekantor dengan perutnya yang kosong. Di kantor Malvin "Vin aku pulang ya, kamu yang semangat kerjanya," Nafa pun bersiap siap untuk pulang setelah selesai membereskan semua rantang yang ada dimeja. "Iya Fa, makasih banyak ya kamu bisa bikin aku jadi gendut kalo setiap hari antar makanan seenak ini," Jawab Malvin. "Gapapa dong kan kamu jadi gemesin Vin kalau gendut." Nafa pun tampak tertawa dan membayangkan Malvin yang berubah jadi gendut. Nafa pun berdiri dan memeluk Malvin tidak lupa cium pipi kanan dan kiri, Begitulah yang selalu dilakukan Nafa ketika ingin pulang, Namun Malvin cukup nyaman dengan perlakuan Nafa itu. Nafa pun keluar dari kantor Malvin, senyuman itu selalu tampak di wajah Malvin melihat kepergian Nafa dari kantornya. "Aku seperti sudah memiliki istri." batin Malvin. Tiba tiba terdengar suara notifikasi dari hape Malvin, dan terlihat Tania lah sang pengirim pesan. Malvin langsung membuka pesan dari Tania. "Sayang, tolong kirim Nomer hape Nafa." Melihat pesan itu membuat Malvin kebingungan, kenapa Tiba tiba Tania minta nomer hape Nafa. "Untuk apa sayang?" "Sudah kirim aja, aku ada perlu sama Nafa," "08122345****" Malvin pun mengirim nomer Nafa, setelah itu tidak ada lagi pesan yang diterima Malvin, Dirinya cukup curiga namun Malvin tetap berpikir positif saja, Dia pun kembali melakukan pekerjaannya. Nafa pun sudah sampai dirumahnya, dia sangat lelah, padahal Becca sedari tadi mengajaknya untuk ke mall, Tapi Nafa menolaknya. Saat dia sedang berbalas pesan dengan Becca masuk sebuah notifikasi dari nomer yang tidak dikenal, dia pun membuka pesan itu. "Siang Fa, aku Tania kekasih Malvin." Melihat pesan itu membuat Nafa mengerutkan keningnya, tanpa menuliskan kekasih Malvin Nafa juga sudah pasti tau kalau itu Tania kekasih Malvin, Apalagi ada foto profil yang pastinya menjelaskan siapa dirinya. "Iya Tan, ada apa ya?" "Nanti malam kamu ada waktu? aku ingin bertemu," "Boleh Tan, dimana? apakah Malvin Ikut?" "Tidak Fa, kita berdua saja, ada yang ingin aku bicarakan padamu," "Baiklah Tan, di cafe Mentari ya," "Baik Fa." Nafa pun menghembuskan nafasnya, ada apa Tania ingin bertemu dengannya. Malam pun tiba, Nafa sudah bersiap siap untuk pergi menemui Tania di cafe mentari, Nafa memakai pakaian yang sangat sederhana blouse soft pink dipadukan dengan rok jeans selutut, rambutnya diikat begitu saja dengan sepatu kets yang membuat nya lebih casual. Nafa pun pergi mengendarai mobilnya yang cukup mewah itu membela jalanan kota Jakarta, Nafa juga tidak memberitahu Malvin tentang pertemuan nya dengan Tania, Nafa merasa ini adalah pertemuan antara dua wanita yang ingin berbicara santai, begitu lah yang ada dipikiran Nafa. Sesampainya di cafe, Nafa langsung mencari keberadaan Tania, dia pun melihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang tergerai dengan dress berwarna tosca, terlihat cantik dan feminim. Nafa pun segera mendatangi Tania. "Hai Tan, Udah lama nunggunya?" Tania melihat penampilan Nafa sedikit kaget melihat penampilan Nafa, Nafa terlihat sederhana seperti gadis belia saja, Berbeda dengan penampilan Nafa yang dulu terlihat sangat glamour. "Tidak ko Fa, Aku juga baru sampai, silahkan duduk." Mereka pun memesan beberapa makanan dan minuman. "Fa, Aku dengar kamu setiap hari mengantar makan siang ya kekantor Malvin?" Tanya Tania. "Ooo itu Tan, kamu benar itu sebenarnya ide mamiku sih." Nafa terlihat tersenyum. "Apa harus setiap hari Fa?" Tanya Tania dengan wajah yang sedikit berubah. "Memangnya kenapa ya Tan? Aku cuma ingin Malvin bisa makan rumahan setiap hari." Jawab Nafa yang sedikit kaget dengan pertanyaan Tania. "Alasan Fa, bilang aja kamu mau bersama Malvin kan setiap hari, Apa harus sekuat itu berusaha menaklukkan hati Malvin." "Maksud kamu apa Tan?" "Sudah la Fa, kamu gak perlu naif, aku tahu kamu ingin merebut Malvin kan dariku, dari awal kamu cuma pura pura baik aja samaku, aku yakin kamu ingin menggeser aku dari hati Malvin kan, kamu gak akan pernah bisa Fa?" Tania yang sudah tersulut emosi nampak berapi api saat berbicara. Nafa hanya sedikit memiringkan bibirnya dan tersenyum, dia tidak menyangka Tania secara terang terangan mengajaknya berperang. "Apa kamu lupa Tan, Aku ini tunangannya sudah seharusnya aku melakukan itu sebagai seorang tunangan, lagi pula apa kamu lupa aku kan sudah bilang selama tiga bulan aku akan menjadi tunangan Malvin yang seutuhnya, aku akan berusaha untuk mendapatkan hati Malvin." Tania hanya bisa menelan saliva nya, dia semakin yakin kalau Nafa benar benar akan merebut Malvin darinya. "Sudah kuduga Fa, kau bukan wanita yang baik, bukannya kau sudah tau kalau aku dan Malvin saling mencintai," "Kalau begitu apa yang perlu kau khawatir kan?" "Aku yakin sama Malvin, Malvin tidak akan mungkin tergoda dengan dirimu, dia tidak akan pernah menyentuh mu apalagi jatuh cinta padamu, aku hanya kesal melihat mu terlalu keras ingin mendekati Malvin," Mendengar pernyataan Tania membuat Nafa sangat kesal, apa seburuk itu dirinya hingga Malvin tidak akan menyentuhnya, sebegitu kah percaya dirinya Tania kepada Malvin. "Siapa bilang Malvin tidak menyentuhku, Malvin bahkan sudah mencium bibir ku, bukan ciuman biasa ciuman itu sangat memabukkan." Ucap Nafa yang juga sudah tersulut emosi. "Apa!! Malvin menciummu??" Tania yang sangat kesal bahkan matanya sudah berair, dia mengepalkan tangannya bahkan hingga gemetar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD