God Apps (Castle of Doom) Part 5

2696 Words
 Setelah terjadinya peristiwa p*********n serta penembakan terhadap Anton di dermaga, Kriss, Beni, Lisa, dan Romi melanjutkan perjalanannya untuk mengejar Adnan, menuju ke pulau yang dihuni oleh Jiro dan Adnan beserta para anak buahnya. Saat ini, Kriss dan kawan-kawan sedang berada di dalam kapal milik Anton yang sebelumnya sudah diserahkan untuk digunakan oleh mereka. Kapal tersebut berlayar mengarungi lautan biru yang sangat luas. Setelah berlayar semalaman, kini hari sudah mulai terang, matahari sudah naik sampai ke atas. Kriss dan kawan-kawan sudah hampir sampai di tempat tujuan, bahkan dari kejauhan pun mereka sudah bisa melihat ada sebuah pulau yang dikelilingi oleh air laut sejauh mata memandang. Jarak mereka dengan pulau tersebut masih terpaut cukup jauh, sekitar berpuluh-puluh kilometer jauhnya. Dari jarak sejauh itu, mereka hanya bisa melihat pulau tersebut lewat teropong saja, dan itupun wujudnya belum kelihatan cukup jelas.  Namun tak salah lagi, sudah dipastikan bahwa itu adalah pulau tempat Jiro dan Adnan berada, menurut informasi yang dimiliki oleh Romi, pulau itu letaknya memang sesuai dengan koordinat yang selama ini sedang dituju oleh Romi dan kawan-kawan, tempat itulah yang selama ini mereka cari-cari. Dengan berhasil ditemukannya tempat itu, maka itu artinya Sebentar lagi mereka akan menghadapi tantangan terbesar dalam perjalanan mereka, karena Jiro pastinya sudah menyiapkan banyak hal untuk menyambut mereka di pulau tersebut.  Sementara itu, Adnan yang baru sampai di kastil megah milik Jiro, dengan santai memasuki pintu depan, lalu terus berjalan menyusuri berbagai ruangan yang besar dan luas di dalam kastil tersebut, hingga akhirnya Adnan sampai di kamar pribadinya, dimana dia bisa beristirahat sejenak, untuk sekedar berbaring di tempat tidur sambil masih mengenakan sepatu, kemudian dia menekan tombol di telepon untuk minta diantarkan makanan. Sepertinya Adnan masih merasa lelah setelah tadi malam bertempur melawan Kriss dan kawan-kawannya, maka dari itu saat ini dia ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak, sebelum dia akan berhadapan dengan Kriss lagi.  Kembali ke kapal yang sedang ditumpangi oleh Kriss dan kawan-kawan, yang saat ini jaraknya sudah semakin dekat dengan pulau tempat tujuan mereka. Kriss, Beni, Romi, dan Lisa terlihat sedang bersiap-siap dengan segala perlengkapan mereka, mereka menggunakan rompi anti peluru, sepatu boots, dan kacamata yang dapat mendeteksi target atau musuh secara cepat dan jelas, kacamata tersebut juga bisa membuat mereka melihat secara jernih walau dalam kegelapan.  Selain itu, persenjataan yang mereka bawa adalah 2 buah pistol, dan 1 senjata mesin di tangan masing-masing. Namun lain halnya dengan Romi, dia tidak membawa senjata api sama sekali, dia malah membawa graple gun, tablet canggih, dan sepasang sarung tangan sebagai senjatanya.  Kemudian Beni bertanya kepadanya, “Kau yakin tidak mau membawa pistol?”  “Ya, aku yakin ... Aku ini buruk dalam hal membidik.” Jawab Romi.  “Walaupun memakai kacamata canggih ini?” Tanya Lisa.  “Ya, walaupun memakai kacamata canggih ini.”  “Lalu apa kegunaan dari senjata dan sepasang sarung tangan itu?” Beni bertanya lagi.  “Oh, Graple gun ini bisa digunakan untuk menembakan tali dan mengaitkannya pada atap, sehingga tubuh kita bisa ditarik ke atas dengan mudah ... Sedangkan sarung tangan ini, adalah sarung tangan peningkat kekuatan, yang bisa membuat pukulanku menjadi sangat kuat.”  “Apakah kau juga bisa mengangkat benda yang berat dengan sarung tangan itu?” Tanya Beni.  “Tidak, kekuatannya hanya bisa digunakan untuk memukul saja.”  “Itu artinya kau harus bisa mendaratkan pukulan kepada musuh?”  “Ya, benar sekali.”  “Hmm, semoga beruntung nak.” Ucap Beni dengan nada bercanda.  “Hah?”  Beberapa saat kemudian, Kriss yang sedang memperhatikan pulau dengan menggunakan teropong, mulai memberikan perintah kepada Romi.  “Romi, saatnya pengintaian jarak dekat.”  Maka seketika itu juga, Romi segera mengeluarkan sebuah pesawat Drone dari dalam tasnya, ternyata yang selama ini membuat tas Romi jadi kelihatan besar dan berat adalah pesawat drone tersebut, yang ukurannya hampir sama dengan kemudi mobil. Dengan penuh keterampilan, Romi merakit serta mempersiapkannya hingga benda tersebut dapat diterbangkan, lalu tanpa aba-aba Romi langsung saja menjalankan program pada tablet miliknya yang dapat mengendalikan pergerakan serta laju dari pesawat drone tersebut. Kemudian Kriss, Beni, dan Lisa segera menatap layar tablet di tangan Romi, supaya mereka bisa memperhatikan hal apa saja yang sedang direkam oleh drone tersebut.  Dengan cepat, pesawat drone melesat ke arah pulau tempat dimana markas milik Jiro berada, drone terbang mengelilingi pulau supaya Kriss dan kawan-kawan bisa melihat secara lebih jelas, hal apa saja yang ada di pulau itu, dari mulai struktur pepohonannya, jalur yang bisa dilewati, serta keberadaan para musuh yang berkeliaran di sekitar pulau tersebut, supaya mereka bisa bersiap dengan segala hal yang harus mereka hadapi.  Pulau tersebut memiliki ukuran yang cukup luas, serta dipenuhi oleh pepohonan yang sangat rimbun, sehingga pengintaian melalui drone tidak bisa menampakan semua seluk beluk hutan secara detail. Namun Romi tidak berhenti untuk mencari hal-hal yang mencurigakan, hingga akhirnya drone terbang lebih jauh ke pertengahan pulau, dan disitulah Romi menemukan sesuatu yang mengejutkan. Yakni adanya sebuah kastil besar dan megah, berdiri di tengah-tengah pulau, dikelilingi oleh hutan yang rimbun. Kastil tersebut memiliki menara yang menjulang cukup tinggi, ketika drone milik Romi akan mendekati menara tersebut, tiba-tiba saja seseorang dengan senapan laras panjang muncul di menara tersebut sambil menembakan peluru dari senapannya, hal itu sontak saja membuat drone milik Romi langsung hancur seketika karena tertembak, setelah itu Romi dan kawan-kawannya yang sedang memperhatikan layar tablet, langsung tersentak kaget setelah melihat kejadian tersebut. Mereka tak menyangka bahwa seseorang akan menyerang drone mereka sehingga usaha pengintaian itu kini harus berakhir.  Walaupun Romi merasa kecewa sekaligus sedih karena drone miliknya hancur, namun ada beberapa hal yang berhasil mereka peroleh dari usaha pengintaian tersebut, yakni adanya kastil di tengah hutan, dan jalur yang bisa mereka tempuh untuk menuju ke kastil tersebut. Sehingga kini yang harus mereka lakukan hanyalah melangkah ke rencana selanjutnya, yakni menyerang.  Singkat cerita, kapal yang mereka tumpangi kini sudah sampai di bagian selatan pulau, Menurut pantauan singkat yang telah mereka lakukan sebelumnya, lokasi tersebut mereka yakini sebagai titik teraman, serta jalur teraman untuk menuju ke kastil milik Jiro. Sesampainya Kriss dan kawan-kawan di tepi pantai yang sepi, tanpa berlama-lama lagi, mereka berempat segera masuk ke dalam rimbunnya hutan yang membentang luas di pulau tersebut.  Kriss memimpin di posisi paling depan, Lisa dan Beni berjalan tepat di belakang Kriss sambil memperhatikan keadaan sekitar, sedangkan Romi berjalan di belakang sambil terus menatap layar tabletnya. Tak lama kemudian, mereka sudah masuk ke daerah tergelap di dalam hutan tersebut, dimana banyak dedaunan dan batang pohon mati yang menghalangi jalan mereka, juga banyak pepohonan yang menjulang tinggi serta rimbun yang menghalangi sinar matahari untuk menyinari tempat itu.  Ketika sedang asyik berjalan, tiba-tiba langkah kaki mereka terhenti, dikarenakan kacamata yang mereka pakai telah mendeteksi adanya pergerakan dari beberapa orang yang bersembunyi di hadapan mereka. Kacamata itu bisa menunjukan jarak, tempat, dan sosok dari musuh yang sedang bersembunyi untuk menyergap mereka. Ada yang bersembunyi di dalam semak, dibalik pohon, bahkan ada juga yang bersembunyi di atas pohon.  Kriss yang menyadari hal itu segera memerintahkan Lisa dan Beni untuk berpencar, Lisa ke arah kanan, sedangkan Beni ke arah kiri. Hal itu mereka lakukan, supaya mereka bisa menambah titik serangan semakin banyak, sekaligus supaya Beni dan Lisa dapat mendeteksi lebih banyak musuh yang berada di sekitar mereka, yang keberadaannya belum diketahui, sehingga jika posisi musuh yang bersembunyi sudah dapat dipastikan semuanya, maka mereka hanya tinggal membereskannya secara satu persatu. Setelah Beni dan Lisa sudah dalam posisi berpencar, maka mereka berdua segera menyiapkan senjata mesin di tangan mereka, sedangkan Kriss dan Romi langsung berlindung di balik pohon untuk menunggu momen yang tepat. Lalu sebelum para musuh mulai menyerang, Lisa dan Beni mengambil langkah kejutan dengan cara menyerang lebih dulu, mereka berdua segera menembakan peluru kepada 3 orang musuh yang keberadaannya sudah berhasil mereka deteksi.  Maka seketika itu juga, para musuh lain yang tadinya sedang bersembunyi, langsung merasa kaget dan sontak keluar dari tempat mereka bersembunyi untuk memulai p*********n terhadap Kriss dan kawan-kawan. Mereka tidak menyangka Bahwa Kriss dan kawan-kawan rupanya bisa mendeteksi posisi mereka. Awalnya mereka merasa yakin dan santai bahwa misi penyergapan Kriss dan kawan-kawan pasti akan berjalan dengan mudah, namun nyatanya tidak seperti itu, karena dalam sekejap saja para musuh itu harus kehilangan 6 orang anggotanya, akibat tindakan dari Lisa dan Beni, yang berhasil menyergap serta memulai serangan, lalu dengan sigap mereka berdua segera bersembunyi setelah berhasil menghabisi 6 orang musuh.  Baku tembak antara kedua kubu terus berlangsung secara sengit, mereka saling balas menembak sambil terus bersembunyi dibalik pepohonan yang memenuhi hutan itu. Para musuh mengincar dan terus menembaki tempat Lisa dan Beni sedang bersembunyi, karena dari situlah mereka mendengar suara tembakan bermula. Namun mereka tidak menyadari dimana lokasi Kriss bersembunyi, sehingga dengan cepat Kriss memanfaatkan momen tersebut, dia segera keluar lalu mulai menembaki para musuh satu persatu, sehingga seketika itu juga banyak musuh yang berjatuhan akibat dari serangan Kriss, yang terus maju dengan gagah berani menembaki setiap musuh yang dilihatnya.  Sebenarnya sedari tadi, Kriss sudah memperhatikan dan memastikan posisi para musuh, ketika mereka semua sedang sibuk berperang adu tembakan dengan Beni dan Lisa, sehingga ketika momen yang pas telah tiba, maka Kriss hanya tinggal keluar lalu menyerang setiap orang yang sedari tadi sudah dia tetapkan sebagai target.  Selain oleh Kriss, para musuh juga Tentunya dibuat kerepotan oleh serangan dari Beni dan Lisa yang masih belum berhenti menembaki mereka dengan senjata mesin, sehingga banyak anggota musuh yang harus berguguran disana.  Perang yang terjadi di dalam hutan itu, berlangsung cukup sengit serta diwarnai dengan aksi baku tembak yang membuat suasana menjadi ricuh dan mencekam, sampai-sampai berbagai hewan yang ada di dalam hutan itu langsung berlari tunggang langgang menjauhi daerah konflik, karena mereka tidak mau jika sampai terluka, atau terjebak dalam ajang baku tembak antar manusia itu.  Asap dari senjata api, juga ratusan butir peluru berjatuhan di sekitar tempat terjadinya perang tersebut, pertempuran yang terjadi antara kubu Kriss dan para anak buah Jiro itu sungguh tidak direncanakan sama sekali, Kriss dan kawan-kawan yang awalnya diremehkan rupanya mampu memberikan perlawanan yang menyulitkan bagi para prajurit musuh, sehingga kini jumlah prajurit musuh berkurang cukup drastis, sampai hanya tinggal tersisa 2 orang lagi.  1 orang telah berhasil ditembak dan dilumpuhkan oleh Lisa, sedangkan yang 1 orang lagi masih terus memberikan perlawanan yang sulit bagi Kriss, Beni dan Lisa. Namun tanpa prajurit itu sadari, ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang, dan orang tersebut rupanya adalah Romi yang sedari tadi sudah mengendap-endap sehingga keberadaannya tidak disadari oleh si prajurit. Lalu setelah si prajurit menengok ke arah Romi yang sudah berada tepat di belakangnya, maka tanpa basa-basi, Romi langsung saja meninju wajah si prajurit itu menggunakan sarung tangan peningkat kekuatannya, sehingga tubuh si prajurit seketika langsung terhempas jauh hingga mendarat ke hadapan Kriss. Maka setelah itu, Kriss langsung saja melumpuhkan prajurit tersebut, sehingga kini sudah tidak ada lagi prajurit yang tersisa untuk menemani mereka adu tembak di tempat itu.  Sementara itu, Jiro yang telah menyaksikan seluruh kejadian di tempat itu lewat kamera cctv, hanya tersenyum saja dan merasa sedikit kagum, karena dia tidak menyangka bahwa Kriss dan kawan-kawan ternyata bisa berhasil menghadapi berbagai rintangan sampai sejauh ini, dan sebentar lagi mereka sudah dipastikan akan segera tiba di kastil miliknya. Oleh karena itu Jiro jadi merasa senang, karena dia sangat ingin menyambut mereka secara langsung namun tidak bisa, sehingga saat ini dirinya tidak dapat berhenti menyeringai.  Kemudian dia segera menyiapkan segala hal yang harus dia persiapkan untuk menyambut kedatangan mereka berempat di kastil miliknya, dan pastinya sambutan yang akan dia berikan bukanlah semacam salam hangat atau sesuatu yang menyenangkan, melainkan hal berbahaya yang dapat mengancam nyawa Kriss dan kawan-kawannya. Jiro memang sangat terobsesi dengan permainan, dan selalu merasa senang bila dapat menempatkan orang lain ke dalam permainan yang dia buat, mungkin bisa dibilang bahwa hal itu merupakan salah satu hobinya yang paling menyimpang.  Singkat cerita, saat ini Kriss dan kawan-kawan sudah berada di dekat sebuah bangunan yang begitu besar dan megah dengan halaman yang cukup luas serta dinding tinggi yang mengelilingi bangunan tersebut, dinding itu berguna sebagai pemisah antara wilayah hutan dan wilayah kastil milik Jiro. Saat ini, Kriss dan kawan-kawan masih belum memutuskan untuk berjalan sampai ke dekat gerbang dari kastil tersebut, mereka masih berlindung di balik pepohonan sambil memperhatikan keadaan di sekitar untuk memastikan seberapa ketat penjagaan yang ada di kastil tersebut. Namun rupanya disana tidak ada orang sama sekali yang berjaga maupun berada di dekat gerbang, bahkan dengan menggunakan kacamata spesial pun, mereka tidak menemukan adanya pergerakan sama sekali di dekat gerbang maupun di sepanjang dinding Kastil tersebut. Namun rupanya mereka berhasil mendeteksi adanya satu pergerakan, yakni di atas menara yang menjulang tinggi disana, pergerakan tersebut berasal dari seorang sniper yang sedang mengintai keadaan di sekitar dengan senjatanya. Sepertinya dialah yang bertugas untuk mengamankan parimeter di sekitar kastil.  Romi yang melihat orang itu, ingin sekali membalaskan kematian drone miliknya, maka dari itu dia meminta ijin kepada Beni untuk menembak orang itu, walaupun sempat merasa ragu, lalu Beni mengijinkan dan memberikan sebuah pistol kepadanya.  Tanpa berlama-lama, Romi segera mengatur kacamatanya ke dalam mode pembidik super, sehingga dia bisa melihat dan membidik kepala si sniper itu dengan jelas, lalu Romi segera mengarahkan ujung pistolnya kepada si sniper yang berada jauh di atas menara kastil. Saat Romi masih sedang membidik, Beni yang berada di sampingnya berusaha untuk memberi saran cara membidik dan menembak yang benar, supaya tembakan Romi bisa mengenai target dengan tepat, lalu Romi mengangguk sambil terus mencoba untuk fokus dan melakukan segala yang sudah Beni ajarkan kepadanya, dia tampak sangat yakin bahwa tembakannya itu pasti bisa mengenai targetnya.  Lalu dalam sekejap, sebuah peluru mulai dilesatkan oleh Romi, namun sayangnya peluru itu meleset dan malah mengenai papan kayu yang ada di dekat kepala si sniper, maka dari itu si sniper sontak merasa kaget, dan dia langsung saja menyiapkan serta mengarahkan senjatanya tepat ke arah tembakan dari Romi berada.  Menyadari hal itu, Romi dan kawan-kawan juga merasa kaget, lalu mereka segera berlindung menghindari tembakan. Mereka tidak ingin jika sampai menerima tembakan dari si sniper yang sedang marah akibat kepalanya hampir tertembak. Dia terus menembaki pohon tempat Romi dan Beni bersembunyi, sehingga pohon tersebut kini memiliki banyak lubang, bahkan sampai ada lubang yang tembus ke sisi sebaliknya.  Kemudian, Kriss yang melihat kondisi teman-temannya sedang dalam bahaya karena terus dihujani oleh peluru kuat dari sang sniper, langsung saja bertindak membidik si sniper secara sembunyi-sembunyi menggunakan kacamata spesial dan pistol di tangannya, dengan sangat fokus Kriss membidik kepala si sniper, hingga setelah dia merasa sangat yakin, lalu Kriss segera menembakan peluru yang melesat tepat mengenai kepala si sniper, Sehingga seketika itu juga si sniper langsung tumbang dan menghentikan upaya penyerangannya terhadap Beni dan Romi.  Akhirnya, kini sudah tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan oleh mereka di sekitar pintu gerbang tersebut. Karena Orang yang bertugas untuk mengamankan area luar kastil sudah berhasil ditumbangkan, maka dari itu Kriss dan kawan-kawan langsung saja bergegas untuk masuk melewati pintu gerbang lalu menyusuri halaman yang luas hingga mereka sampai di pintu masuk Kastil dengan jendela yang berjejer di sampingnya, sehingga dari luar saja mereka bisa memperhatikan isi dalam kastil yang luas dan sepi, juga memiliki banyak lorong.  Kriss dan kawan-kawan bergerak dengan sangat hati-hati ketika memasuki kastil tersebut, mereka membuka pintu secara perlahan, lalu berjalan mengendap-endap hingga akhirnya kini mereka sudah berada sepenuhnya di dalam kastil megah tersebut.  Mereka berjalan di sebuah lorong, dengan langkah perlahan, juga mata yang terus waspada memperhatikan keadaan sekitar. Kini, senjata yang mereka punya hanyalah 1 pistol milik Beni, 2 pistol milik Lisa, 2 pistol milik Kriss, sedangkan Romi dengan Graple gun dan sarung tangannya, juga 1 pistol yang tadi Beni berikan kepadanya. Dengan bermodalkan senjata-senjata tersebut, mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk melawan setiap musuh yang harus mereka hadapi disana.  Namun beberapa saat kemudian, hal yang mengejutkan mulai terjadi. Lantai yang dipijak oleh Lisa dan Beni tiba-tiba saja terbuka, sehingga mereka berdua seketika itu juga langsung terjatuh ke lubang dan menghilang entah kemana. Begitupun juga halnya dengan Kriss, dia yang baru saja menoleh ke belakang, tiba-tiba dikejutkan lagi oleh lubang yang muncul di lantai tempat dia berpijak, sehingga tubuh Kriss langsung terjatuh masuk ke dalam lubang tersebut. Sehingga kini di tempat itu hanya menyisakan Romi seorang diri, yang langsung terperanjat lalu mundur ke belakang sambil terus memperhatikan lubang-lubang yang barusan telah mengambil teman-temannya, kini lubang-lubang tersebut mulai kembali tertutup satu-persatu.  Hal itu Membuat Romi tertegun diam sambil diliputi oleh rasa kebingungan, sehingga dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat saat ini di dalam sebuah kastil yang megah, seorang diri, tanpa teman-teman yang bisa melindunginya.  Apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Beni, Kriss, dan Lisa? Kira-kira dimana mereka semua berada saat ini? Dan apa yang akan terjadi kepada Romi setelah dirinya ditinggalkan seorang diri di tempat kediaman musuh tersebut? Akankah mereka bisa selamat dan berhasil menyelesaikan misi mereka disana? Terus ikuti kelanjutan kisahnya hanya di God Apps (Castle of doom).  Berlanjut ke part 6
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD