New Home

1000 Words
Mendengar jawaban Sashi yang ingin tinggal di gudang, Jeff langsung melongo. Ia tidak mungkin membiarkan seseorang tinggal di gudangnya. Apalagi seorang wanita. "Sorry aku becanda. Aku ga maksud nyinggung kamu." "Loh, aku serius. Kalau emamg boleh, aku tinggal di gudang kamu aja. Asal gratis," kata Sashi sambil nyengir. "Aku bisa siapin sarapan buat kamu, bantu beresin rumah, apa pun yang penting aku punya tempat tinggal dan bisa kerja diiringi suara ombak. Tenang aja, aku ga akan minta bantuan kamu untuk bersihin gudangnya. Aku akan layout sendiri, pake biaya sendiri. Please, aku yakin kamu orang baik. Dan aku ngerasa aman." Jeff menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebenarnya memang tidak masalah. Kalaupun nanti Alina datang, Jeff bisa menjelaskan kronologinya. "Oke nanti kita bahas, yang penting sekarang kita jual dulu berlian kamu." Satu jam berlalu, Jeff dan Sashi memutuskan untuk berjalan kaki, menyusuri toko-toko jual beli berlian hingga menemukan angka yang cocok. Dalam hati, tak henti-hentinya Sashi meminta maaf kepada sang Ibu karena menjual pemberiannya yang terakhir. Namun di rumah, Sashi masih mempunyai kalung dan gelang, satu set dengan cincin tersebut. Setidaknya masih ada kenang-kenangan dari almarhumah ibunya. Seandainya ibunya pun bisa melihat, beliau pasti mengerti mengapa Sashimenjual barang tersebut. Setelah berhasil menjual cincin dengan harga lumayan, Sashi pun mencari counter Michael Kors dan selanjutnya jam tangan kesayangannya yang melayang. Ia harus mengikhlaskan barang-barang tersebut. Jeff dengan sabar mengikuti Sashi ke sana kemari. Hingga memilihkan baju untuknya karena ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Sashi mendapatkan dua kantung besar baju untuk di rumah, karena pikirnya ia tidak akan kemana-mana. Sashi bisa bekerja secara online tanpa keluar kamar. Selanjutnya yang ia butuhkan adalah ponsel dan laptop. Selama ini Sashi mempunyai pendapatan sampingan dari bermain forex. Jadi ia sangat membutuhkan laptop untuk bekerja. Ia juga akan mencari pekerjaan lain secara online. Setelah semua selesai, mereka pun makan malam di sebuah kafe yang menyediakan seafood segar. "Karena sekarang sudah malam, sebaiknya kita bersihkan gudangnya besok. Kamu bisa tidur di ruang tamu. Tadi aku udah nyuruh si Wayan bersihin kamar tamunya." "Oke, thanks.Wayan itu udah kerja lama sama kamu?" "Ibunya yang kerja udah lama. Kebetulan seminggu ini beliau sakit, jadi Wayan yang gantiin." "Kamu tinggaal sendirian?" Jeff mematahkan kepiting sambil mengiyakan pertanyaan Sashi. "Pacarku kadang dateng dan nginep di rumah." Sashi kembali merasa tidak enak. "Apa ga masalah kalo dia liat aku?" "Aku bisa jelasin nanti. Dia bukan orang pencemburu, tenang saja." "Oke." Kini Sashi lumayan tenang. Ia pun memakan seafoodnya dengan lahap. Uhntuk sementara melupakan kejadian nahas dalam beberapa hari ini. Entah mengapa meskipun baru mengenal Jeff, Sashi merasa aman karna Jeff mempunyai aura yang baik. Meskipun badannya mengintimidasi, dan perkataannya agak kaku, Jeff pasti orang baik. "By the way bagaimana dengan keluarga kamu? Apa kamu juga ga akan ngabarin mereka?" Jeff penasaran. "Aku juga ga akan ngabarin mereka dulu. Ceritanya panjang." "Aku ga bermaksud nyari tahu. Cuman nanya aja." "Its oke.. Bukan masalah yang cukup serius. Aku hanya pengen bener-bener menghilang dari semua dulu dan mulai hidup baru. Makanya aku minta tolong sama kamu. Nanti kalau aku udah dapet pemasukan yang stabil, aku pasti bayar uang sewa gudangnya." "Oh ga perlu. Aku ga akan minta bayaran. Kamu tenang saja." Mereka lanjut fokus pada makanannya masing-masing. Kafe ini memang terkenal dengan seafoodya yang enak dan segar, hingga sampai tengah malam pun pasti ramai oleh pengunjung. Sashi menghabiskan sepiring nasi dengan cumi rica-rica, juga segelas jus jeruk, sementara Jeff menghabiskan dua kepiting telur, cah kangkung dan sebotol air mineral. Setelah merasa sudah kenyang, mereka pun pulang ke rumah Jeff. Sashi langsung izin untuk mandi setelah tadi mampir ke minimarket untuk membeli peralatan mandi yang lengkap. Berlama-lama di bawah guyuran shower yang hangat, mengsuggesti diri bahwa semua akan baik-baik saja. Selama ini Sashi bisa mengontrol emosi. Seberat apa pun cobaan akan ia lalui dengan tenang. Jika di rumahnya terlalu kesal dengan perbuatan ibu tiri atau adik tirinya, Sashi akan dengan cepat pergi dari rumah dan mencari kebahagiaan atau ketenangan di tempat lain. Ia tidak suka ribut dan ribet. Setelah selesai mandi, ia keluar menggunakan bathrobe dengan rambut yang dibalut handuk. "Kalau kamu mau makan dan minum, langsung ke dapur aja. Wayan biasanya suka sediain frozen food di kulkas dan bisa kamu angetin di microwave." "Oke thanks." Sashi sudah merasa kenyang malam ini. Tapi mungkin tengah malam nanti ia butuh segelas kopi dingin untuk menemaninya bekerja di laptop. Sashi tidak sabar ingin melihat kabar terbarunya di i********: juga media sosial lain, dan mengingatkan diri untuk tidak membuka stories supaya tidak ketahuan oleh para followersnya. Setelah mengeringkan rambut, Sashi pun memakai baju barunya berubah celana pendek dan kaus besar. yang bahannya nyaman. Ia mengingatkan diri untuk memesan skin care di online shop. Ternyata masih banyak yang ia perlukan karena benar-benar memulai dari nol. Ketika ia menghampiri meja kerja di sudut kamar, terlihat ada frame yang memperlihatkan foto seorang wanita cantik yang memakai gaun berwarna hijau zamrud dengan rambut terurai indah. Sashilangsung mengira itu adalah pacarnya Jeff. Pantas saja Jeff sampai rela menyiapkan makan malam mewah di restoran kemarin beserta sebuket bunga yang cantik. Karena pacarnya benar-benar memiliki fisik yang tidak main-main. Namun kenapa wanita ini tidak datang? Sashi bisa mendengar kekecewaan suara Jeff pagi tadi di telepon. Apakah wanita ini tahu kalau pacarnya akan melamar dia? Betapa beruntungnya mempunyai pacar yang penuh perhatian dan penuh cinta. Sangat berbanding terbalik dengan keadaan Sashi saat ini yang tengah dikhianati. Lebih parahnya lagi, dikhianati sekaligus oleh teman sendiri. Pada tahap ini, sepertinya Sashi patut menertawakan dirinya sendiri. Jadi untuk mengalihkan pikiran mengenaskan tersebut, Sashi mulai membuka laptop dan meginstall beberapa applikasi. Jeff sudah memberitahu password wifi-nya dan ia bersyukur karena koneksinya sangat cepat. Applikasi yang pertama kali ia buka adalah i********: untuk membuat akun baru supaya bisa mengintip semua stories teman-temannya di situ. Akun yang pertama kali ia buka, tidak lain tidak bukan adalah milik Jio. Pacarnya itu mengupload foto Shaly dengan tulisan "Aku gak tahu harus ngejalanin hidup kayak gimana lagi tanpa kamu, sayang." "Cih! Dasar buaya!" gumam Sashi kesal. Kini Sashi beralih ke akun milik adik tirinya. Kekesalan Sashi pun memuncak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD