Tertekan Di Atas Ranjang

1033 Words
Raymond memandang rumah bergaya Eropa dihadapannya. Wanita itu benar-benar seorang miliuner. Cantik, kaya dan menjanjikan . Namun aneh sekali jika wanita seperti itu belum punya pacar. Kalau tidak salah wanita itu berusia 25 tahun. Tujuh tahun lebih tua dari Raymond. Namun meskipun jauh lebih dewasa penampilan wanita itu masih terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. Boleh dibilang terlihat sepantaran dengan Raymond. “Mulai saat ini panggil aku, Nona. Karena aku tuan mu yang baru.” Raymond hanya diam. Ia bukan b***k, namun demi membalas kebaikan wanita yang menjadi ibu angkatnya itu, ia hanya bisa menurut untuk saat ini. Sebagai balas budi membantunya melunasi hutang. Setelah ini mereka berdua tidak lagi terikat hutang budi, apalagi hubungan ibu dan anak. Yang lebih penting lagi Christina tidak meminta yang aneh-aneh. “Selamat datang. Ini siapa?” kejut seorang wanita yang berpakaian rapi dengan kacamata yang tak mampu menutup kecantikannya. “Dia adalah calon benih untuk membuat keturunan.” “Apa!?!” Kejut Raymond dan wanita itu bersamaan. Mendadak Raymond ingin kabur dari tempat itu. Ternyata Christina memo kiki niat terselubung. Raymond Hendak Kabur, namun tarikan di lehernya membuatnya sadar bahwa Christina memiliki kalung yang harus ia ambil. Sebab kalung tersebut adalah segalanya baginya. “Sekretaris Rui. Tempatkan ia di kamar khusus. Malam ini aku akan menemuinya.” Christina menyerahkan ujung rantai ke tangan Rui. Raymond mengikuti langkah Rui dengan kepala penuh tanda tanya. “Nona Christina tidak suka pernikahan. Ia tidak suka hal-hal seperti cinta dan sebagainya. Namun ia ingin memiliki anak. Sebagai b***k kau sangat beruntung dipilih olehnya.” Rui menjelaskan maksud ucapan dari Christina sebelumnya tentang benih keturunan. “Apa? Beruntung? Aku tidak sudi. Aku bukan laki-laki yang mau berhubungan intim dengan wanita yang bukan istrinya.” Rui langsung menampar Raymond. Tamparan tersebut membuat Raymond terduduk di tepi kasur. Kebetulan saat itu mereka telah sampai di kamar yang sangat besar. Rui menaikkan sebelah kakinya di samping Raymond dan memegang dagunya. “Christina masih perawan. Banyak pria yang ingin menikah atau tidur dengannya namun tak satu pun yang dipilih. Jika ia mau. Ia bisa memilih memiliki keturunan dengan orang-orang hebat, bukan b***k seperti kamu.” “Kalau begitu. Suruh dia cari pria lain,” balas Raymond dengan penuh penekanan. Rui kembali menampar Raymond. Terlihat tatapan penuh amarah darinya. “Aku tidak mengerti lagi mengapa Nona Chris memilihmu.” Rui mengikat kedua tangan Raymond. “Apa yang hendak kau lakukan!” teriak Raymond. “Memandikan mu.” Raymond panik. Ia meronta apalagi saat Rui mulai menyeretnya ke kamar mandi. Sepertinya mereka benar-benar memperlakukannya seperti b***k. Harga diri dan kehormatannya tidak diperhitungkan lagi. “Stop! Stop! Aku bisa sendiri.” Raymond memohon. “Aku tidak percaya. Kamu pasti akan kabur.” Rui masih menyeret Raymond. “Percayalah! Mana mungkin aku kabur. Aku sudah dibeli tiga miliar!” Mendengar itu Rui melepas Raymond. “Apa?!?” Matanya terbelalak. Ia sama sekali tidak menyangka bosnya yang sangat pelit dan perhitungan itu rela mengeluarkan uang tiga miliar demi seorang pemuda. “Bolehkah aku mandi sendiri sekarang?” Rui mengangguk. Ia nampak stres. Namun meskipun begitu ia segera menyiapkan pakaian dan keperluan lainnya lalu meninggalkan Raymond. Tidak lupa mengunci pintu dari luar agar pemuda tiga miliar itu tidak kabur. Raymond segera mandi, memotong rambutnya dengan rapi lalu segera memakai pakaian yang disediakan. Kemudian ia menatap cermin di hadapannya. “George, temui aku,” ucap Raymond. Matanya menyala merah. Cermin seketika berubah menjadi pusaran kemudian nampak sebelah kaki seseorang. Tak lama kemudian George muncul dan langsung berlutut di hadapan Raymond. “Hamba datang menghadap pangeran Xavier,” ucap George. “Bagaimana perkembangannya?” tanya Raymond atau lebih tepatnya Pangeran Xavier. “Mereka sudah tidak curiga lagi. Beruntung wanita ini datang dan membawa anda pergi.” Raymond menghela nafas panjang. Secara tidak sengaja Christina telah menjadi penyelamat hidupnya. “Baiklah, kau boleh pergi,” ucap Raymond. George membungkuk lalu masuk kembali ke cermin. Kaca kembali ke bentuk semula. Bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka. Nampak Christina yang sedang mengenakan lingeri merah tengah berdiri menatap Raymond. “Mengapa melihatku begitu?” tanya Raymond dengan menyilangkan tangan di d**a. Christina tersenyum puas. Ia tidak salah menilai. Raymond memang tipe lelaki idamannya. Polos, tampan, tinggi, berotot dan menurut. “Jangan mendekat. Kita bukan suami istri!” teriak Raymond. Begitu melihat Christina mengunci pintu dan berjalan mendekatinya. Christina meletakkan gelasnya lalu mendorong Raymond ke atas kasur. Tanpa ragu Christina langsung merangkak di atasnya. d**a Raymond berdetak kencang. Apalagi wajah mereka terlalu dekat dan tubuh mereka berdempetan. Raymond bisa mencium dengan sangat jelas wangi tubuh Christina. Dan ini adalah kali pertama ia dekat dengan seorang wanita selain ibu tirinya. “Jangan sentuh aku!” teriak Raymond begitu Christina hendak membuka pakaiannya. Jantungnya berdetak cepat. Wajahnya bersemu merah. Matanya terpejam. Christina tersenyum. Ini adalah kali pertama ia melihat pria menolak wanita cantik seperti dirinya. Umumnya lelaki tidak akan pernah bisa menolak dari kenikmatan berhubungan intim, namun Raymond tampak berbeda. “Kau yakin? Aku tidak akan menuntut apapun darimu. Kau hany perlu membuatku hamil. Aku menginginkan keturunan.” Raymond menggeleng cepat. Air mata tiba-tiba mengalir dari sudut matanya. “Aku sudah bersumpah tidak akan melakukan hal semacam itu kecuali dengan istriku,” ucap Raymond. Christina marah, ia meraih borgol entah dari mana dan langsung memborgol kedua tangan Raymond. Yang kanan terkunci ke tepi atas ranjang dan yang kiri ke tengah atas ranjang. “Kau tahu, aku benci pernikahan!” teriak Christina sambil merobek pakaian Raymond. “Tidak!” Raymond tertekan begitu menyadari ia sudah bertelanjang d**a. “Aku mohon. Aku lebih baik mati daripada melakukan ini di luar pernikahan. Aku ingin anakku lahir dari hubungan yang sah!” teriak Raymond. Christina langsung menamparnya dengan keras. Hidung Raymond berdarah. “Sadar diri. Kau hanya seorang b***k! Aku telah membelimu tiga miliar!” bentak Christina. Raymond tidak tahu harus berkata apalagi. Uang sebanyak itu ia sama sekali tidak memilikinya jika harus menebus dirinya sendiri. “Sadar diri. Kamu tidak diposisi bisa memilih apalagi melakukan negosiasi.” Christina hendak membuka resleting celana Raymond namun pintu tiba-tiba terbuka. “Nona, Mr. Smith datang berkunjung,” ucap sekretaris Rui. Raut wajah Christina langsung berubah drastis. Ia langsung bergegas keluar. Sebelum menutup pintu, sekretaris Rui melihat sebentar ke arah Raymond. Tatapannya sungguh sulit untuk diartikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD