Dihianati
“ Apa yang sedang kalian lakukan?!!” Teriakku dengan marah kepada dua orang yang tengah b******u diruang tamu rumahku.
“K-kau su-sudah pulang Kumala? Tunggu aku bisa jelaskan semua ini..” ucap laki-laki itu, ya dia adalah Seno.
“Sudahlah sayang, biarkan dia tau semuanya sekarang, iyakan saudara sepupuku yang polos?” Ucap Sandra yang tak lain adalah sepupuku sendiri.
“Apa maksudmu Sandra? Apa yang kalian sembunyikan di belakangku? Aku rasa aku sudah tau jawabanya..” jawabku dengan tatapan jijik kepada mereka.
“Ouh, gadis pintar, kau tau Seno sudah bosan denganmu, jadi dia berpaling kepadaku karena memang aku jauh lebih baik dan lebih segalanya darimu!” dengan penuh percaya diri Sandra mengatakan itu.
Sial..! Selama dua tahun aku menjalin cinta dengan Seno jadi ini yang aku dapatkan. Hanya sebuah penghianatan, apalagi dia selingkuh dengan sepupuku sendiri. Tanpa meneteskan air mata aku keluar rumah dan pergi dengan mobilku. Entah menuju kemana, yang pasti aku tak boleh menangis di depan mereka, aku tak boleh terlihat lemah. Setidaknya cukup aku yang tau seberapa hancur dan sakit nya aku. Bayangkan jika kalian dihianati oleh orang terdekat kalian, orang yang setiap hari kalian ajak curhat. Ya, aku dan Sandra dibesarkan oleh Eyang Putri karena orang tuaku sudah meninggal sejak aku kecil, sedangkan orang tua Sandra berada di kota lain. Aku dan Sandra hanya selisih beberapa bulan saja, apa yang aku rasakan selalu aku ceritakan padanya, aku sudah mempercayainya. Jadi aku tidak curiga sedikitpun padanya.
Baiklah, jika mereka berani menusukku dari belakang, maka akan aku balas mereka. Saat ini lebih baik aku bertemu Eyang, pasti beliau sedang ada di resort kami. Eyang Putri memang memiliki usaha di bidang resort dan restorant.
Segera kulajukan mobilku kearah resort, aku akan menceritakan semuanya kepada Eyang. Aku sangat butuh tempat untuk mencurahkan semuanya. Aku yakin jika Eyang tau maka mereka pasti akan menerima konsekuensi dari Eyang, terutama Sandra. Ku langkahkan kakiku memasuki resort tujuanku langsung ke ruangam Eyang.
***
"Eyang.. " aku langsung menghambur ke pelukan Eyang, ku tumpahkan tangisku disana. "Ada apa Kumala? kenapa Kamu menangis begini, Nduk? "
"Seno dan Sandra selingkuh Eyang, mereka bermesraan dirumah saat aku pulang tadi."
" Oh ya? hmmm.."
" Kenapa reaksi Eyang biasa saja? kenapa tidak terkejut?"
" Ternyata kamu sudah tau Kumala, ya mereka memang menjalin hubungan dibelakanu."
Degh.. aku membelalak tak percaya, jadi Eyang sudah tau??
" Lalu kenapa Eyang membiarkannya? Kenapa Eyang tidak memberitahuku?" tanyaku emosi.
" Kamu sadar tidak Kumala kalau sikapmu itu yang membuat Seno berpaling pada Sandra, kamu terlalu keras kepala."
" Itu bukan alasan yang tepat, Eyang. Seharus nya dia bicarakan baik-baik denganku." sanggahku tak terima dengan ucapan Eyang.
Jederr... Seketika aku menoleh ke arah pintu, ternyata Seno dan Sandra yang datang.
" Oh ada yang lagi ngadu ke Eyang rupanya." Sandra mendekat sambil berkata sinis.
" Setidaknya Eyang harus tau kelakuan burukmu itu Sandra, tega menikung saudara sendiri." sanggahku.
" Tapi sayangnya Eyang sudah tau dan malah mendukungku tuh."
Syok.. tentu saja aku terkejut dengan ucapannya.
" Apa benar yang dikatakan Sandra barusan Eyang? Sandra bohong kan Eyang?"
" Benar Kumala, lebih baik kamu mengalah dan biarkan Sandra bahagia bersama Seno,
mereka berhak bahagia."
" Kumala, maafkan aku selama ini terus terang saja aku hanya menganggapmu adik dan aku merasa lebih nyaman sama Sandra." kali ini giliran Seno yang bersuara.
" Kamu denger sendiri kan Mala, kalo Mas Seno lebih nyaman sama aku, lagian juga dia bosan sama penampilan kamu yang biasa itu, beda sama aku yang modis." ucap Sandra dengan percaya diri.
" Sudahlah Mala, masalah seperti ini tidak perlu di besar-besarin, kamu ngalah aja sama Sandra, kamu harusnya fokus sama dirimu dulu, perbaiki duku dirimu itu." Eyang membela mereka lagi.
Sungguh aku tidak habis fikir dengan mereka. Begitu gampangnya mereka menyepelekan perasaanku tanpa peduli apakah aku sakit hati atau tidak.
" Baiklah kalau itu mau kalian, silahkan nikmati kebahagiaan kalian, memang penghianat dan penggoda itu sangat cocok." ucapku ketus sambil berjalan kearah pintu.
Jederrr.. kubanting pintu itu dan pergi meninggalkan resort Eyang.
***
Sesak sekali rasanya d**a ini, dihianati dan sama sekali tidak dibela Eyang. Memang Sandra jauh lebih modis dan seksi dibanding aku. Tapi aku rasa itu bukan masalah. Jika memang laki-laki itu mencintaiku dengan tulus maka tentu itu bukan hal yang penting. Justru laki-laki yang serius akan melindungiku dan tidak membiarkan diriku diexplore oleh semua orang.
Aku memang mencintai Seno, kami sudah berpacaran sejak kuliah. Aku yang menemaninya dari nol hingga sekarang. Tapi memang aku tidak mau gaya pacaran kami melampaui batas. Dam aku memang lebih suka berpenampilan santai. Tidak pernah pakai make up yang tebal. Aku lebih suka tampil natural. Mungkin itu yang membuatnya bosan dam berpaling pada Sandra. Aku memang cinta, tapi prinsipku selama belum halal aku pantang memberikan segalanya. Ingat kata mbak Happy Asmara " Ojo g****k Mencinta" sebelum menyesal dikemudian hari.
Seperti sekarang, meskipun mereka menghianatiku tapi aku tidak rugi sama sekali. Justru bersyukur ketahuan sekarang sebelum aku melangkah terlalu jauh. Meski sakit hati itu ada tali aku tak boleh terpuruk. Akan kubuktikan pada mereka akan ada orang yang tulus menerima aku apa adanya.