bc

Bittersweet Marriage

book_age18+
3.0K
FOLLOW
24.9K
READ
billionaire
family
love after marriage
self-improved
CEO
doctor
drama
sweet
poor to rich
addiction
like
intro-logo
Blurb

DOKTER - CEO LOVE

Apa jadinya jika seorang dokter dari keluarga sederhana tiba-tiba harus berubah menjadi seorang Nyonya besar, istri dari pimpinan sebuah Group raksasa Pradana?

Kehidupan Ella seakan berubah seratus delapan puluh derajat setelah menikah dengan Ardi Pradana, pimpinan tertinggi dari Pradana Group. Dia harus menjalani kehidupan pernikahan berbeda kasta yang penuh dengan segala macam rasa. Manis maupun pahit bergabung menjadi satu, Bittersweet Marriage.

Dapatkah Ella untuk bertahan menjalani kehidupan sebagai Nyonya Besar Pradana. Serta membuktikan bahwa dirinya layak untuk menjadi pendamping Ardi Pradana?

Cover Made by me

Picture by Emma Bouso @Pexels

Font and design @Canva

Jangan lupa ikuti aku di INNOVEL

IG : Die.din2210

FB : Diedin

Tiktok : Die.din2210

chap-preview
Free preview
01. Bulan Madu berujung Petaka
Seorang wanita berambut panjang sepunggung sedang duduk di kursi santai. Menikmati teriknya sinar matahari sambil memandangi kolam renang, dan lautan biru yang membentang indah di hadapannya. Wanita itu adalah Ella, seorang dokter spesialis penyakit dalam. “Sampai kapan kamu mau berenang, Mas Ardi?” tanya Ella kepada seorang pria yang sedang berenang dengan lincah di kolam renang. Pria itu adalah Ardi Pradana, pria yang baru beberapa hari lalu resmi menjadi suami Ella. Berbeda dengan Ella yang berprofesi sebagai seorang dokter, Ardi Pradana adalah seorang pengusaha. Dia bukan hanya pengusaha biasa, melainkan pimpinan tertinggi dari Pradana Group. Sebuah group perusahaan raksasa yang bergerak di bidang bisnis properti. Sebagai sepasang pengantin baru, Ella dan Ardi saat ini sedang menikmati acara honeymoon mereka di Bali. Di Karma Kandara hotel, beach and resort. “Kamu gak mau ikut berenang, Honey? Segar banget lho ini airnya.” Ardi bertanya kepada Ella setelah bersandar di tepi kolam. “Enggak, badanku masih sakit dan capek semua.” Ella menolak ajakan sang suami. Dari pada ikut berenang, Ella lebih suka untuk melihat Ardi yang sedang berenang dengan lincah. Mengagumi suaminya itu yang dapat berenang dengan cepat namun juga indah bagaikan ikan lumba-lumba. “Sorry, Honey. Aku kelewatan ya tadi?” Ardi sedikit merasa bersalah. Dia tahu kenapa badan Ella bisa sampai capek dan sakit semua. Sudah jelas karena ulahnya sendiri. Akibat permainan cinta mereka berdua di beach house tadi pagi yang panas membara khas pengantin baru. “Enak aja sekarang sorry. Padahal tadi disuruh stop sebentar kamu gak bisa berhenti.” Ella menanggapi ucapan Ardi dengan kesal. Karena bagian pangkal paha dan pinggangnya masih terasa nyeri dan ngilu. Akibat dari berbagai serangan dan terjangan ganas dari sang suami. “Hehehe. Tapi puas, 'kan?" Ardi terkekeh mendengar keluhan Ella. "Buktinya kamu sampai teriak-teriak begitu tadi?” Ardi jadi terbayang dengan pergulatan dahsyat yang mereka lakukan pagi tadi. Kegiatan yang sanggup membuat mereka berdua larut dalam panasnya api asmara. Terbakar gairah menggebu sampai lepas kendali dan lupa diri. “Iiiih apaan coba? Dasar mas Ardi pikirannya kotor!” jawab Ella dengan wajah yang terasa memanas. Suhu wajah Ella semakin memanas lagi saat melihat Ardi beranjak keluar dari kolam renang. Kemudian berjalan mendekat ke arahnya, lalu duduk dengan kaki yang berselonjor di lantai. Berjemur di bawah terik sinar matahari untuk mengeringkan tubuh secara alami. Ella tertegun untuk beberapa saat demi melihat pemandangan indah di hadapannya. Keindahan yang tercipta saat tetesan air kolam jatuh perlahan dari rambut dan wajah tampan Ardi. Kemudian turun menyusuri lekukan-lekukan maskulin yang terpahat sempurna di sekujur tubuh pria itu. “Oh God, kamu ganteng dan keren banget sih, Mas Ardi?” Ella meneriakkan kekagumannya di dalam hati. "Honey, tolong ambilkan handukku!" Ardi meminta handuk yang berada di dekat kursi Ella. "Ha—handuk?" Ella tergagap saat tersadar dari lamunan indahnya. "Ini ..." Ella beranjak dari posisinya duduk di kursi santai. Dia mengambil handuk tebal di dekatnya dan menyodorkannya kepada sang suami. Alih-alih menerima handuk itu, Ardi dengan jahil malah menariknya. Membuat Ella yang masih memegang salah satu ujung handuk jadi ikut tertarik mendekat ke arah Ardi. "Hehe I got you!" ujar Ardi kegirangan saat Ella terjatuh ke dalam pelukannya. "Aduh, apaan sih? Bajuku kan jadi basah semua!" Ella memprotes kepada Ardi. Dia juga memukul-mukul ringan bagian depan tubuh sang suami agar mau melepaskan dekapan tangannya. "Gak apa-apa, kalau basah kan tinggal mandi lagi. Terus ganti baju lagi." Ardi tak mau kalah. “Atau kamu mau aku mandikan atau gantikan bajumu?” “Enak aja!” tolak Ella mentah-mentah. “Hahahaha.” Ardi terbahak melepaskan pelukannya dari tubuh Ella. “Katanya sih, mandi bareng itu bisa meningkatkan hubungan batin antara suami dan istri lho.” Ardi lanjut menggoda Ella. "Ya suka-suka kamu saja lah, Mas." Ella malas berdebat dengan suaminya yang bersifat dominan. Dia sudah hendak bangkit berdiri saat Ardi kembali menahan sebelah lengannya. "Apa lagi, Mas?" "Bantu aku mengeringkan rambutku!" jawab Ardi dengan cengiran lebar. Ella menghela napas panjang, sudah tidak kaget dengan tingkah manja Ardi kepadanya. Tingkah yang baru Ella ketahui setelah mereka resmi menikah. Padahal sebelum mereka menikah, Ardi tidak pernah bertingkah seperti itu meski mereka sudah beberapa tahun saling mengenal. Ella mengambil duduk berjongkok tepat di hadapan Ardi dan menutupkan handuk ke kepalanya. Mulai menggosok rambut dan menyeka wajah Ardi dengan perlahan. Sampai tidak ada lagi tetesan air lagi berjatuhan dari sana. Glek! Ardi menelan air liurnya yang ingin menetes begitu melihat wajah Ella yang sangat dekat dengannya. Wajah Ella terlihat sangat cantik dengan rambut hitam berombak yang tergerai sampai ke punggung. Ditambah dengan kedua bola mata hitam yang indah dengan bulu-bulu lentik membingkainya. Lalu hidung yang mancung serta bentukan bibir tebal yang mekar merona. Membentuk suatu kesatuan utuh feminimitas dengan nilai tinggi. Seakan terhipnotis dengan pesona kecantikan itu, Ardi refleks memejamkan kedua mata dan sedikit memajukan bibirnya. Berharap untuk bisa mendapat tambahan rasa manis dari bibir merona istrinya tercinta. “Mau ngapain itu?” Ella terkikik geli melihat tingkah aneh Ardi. “Kamu kayak ikan louhan, hahaha.” “Minta dicium sama istriku tercinta, boleh gak?” jawab Ardi dengan senyuman manja. “Dasar nakal dan mesumnya paripurna!” "Masa gak boleh sih? Kan sudah halal?" "Boleh nggak ya ...," Ella mengulur-ulur jawaban. "Kalau gak dikasih, mending aku ambil sendiri aja deh!" Ardi sudah tidak sabaran meraih wajah Ella dengan kedua tangannya. Ella mengulas senyuman di bibir, tidak memberikan penolakan. Bahkan lebih jauh dia menganggukkan kepala sebagai respons permisif kepada Ardi. Membuat sang suami semakin bersemangat untuk menghapus jarak yang memisahkan di antar mereka berdua. Ella menatap iris mata hazelnut brown Ardi yang semakin mendekat kepadanya. Kemudian dia memejamkan mata saat dapat merasakan bibir Ardi menyentuh bibirnya. Memberikan kecupan yang awalnya ringan, namun semakin lama menjadi dalam. Kemudian berlanjut menjadi lebih intens lagi. Sensasi rasa manis dan panas yang merasuki tubuh Ella, membuatnya tanpa sadar membalas perlakuan Ardi. Tanpa mau kalah, dia bahkan sudah memeluk leher Ardi untuk memperdalam tautan bibir mereka. Segala kemesraan pengantin baru itu terhenti karena suara bel dari pintu kamar. Baik Ella ataupun Ardi langsung terlonjak kaget mendengarnya. Membuat keduanya kehilangan momentum romantis dan memilih untuk mengakhiri pertautan bibir mereka. “Menu makan siang kita kayaknya sudah datang, aku bukain pintu dulu.” Ella buru-buru menjauh dari Ardi dan bangkit berdiri. Dia beranjak dari pool area untuk membuka pintu kamar. Sementara Ardi hanya bisa mengerang dan mengumpat kesal karena gangguan tidak diharapkan itu. “Aaaargh ganggu aja!” Ella membuka pintu kamar, mendapati dua orang pegawai restoran dengan dua buah troli di balik pintu. Dia mempersilakan mereka langsung memasuki kamar, dan menghampiri meja makan. Kedua pegawai itu membereskan sisa sarapan dan menata menu makan siang di atas meja. “Ini jusnya mau diletakkan di mana, Nyonya?” Tanya salah seorang pegawai dengan menunjukkan baki berisi dua gelas jus yang terlihat sangat menyegarkan. “Jus apa itu?” selidik Ella penasaran. “Tropical juice khas hotel ini.” Pegawai hotel tadi menjawab. “Taruh di meja pool side saja kalau begitu.” Ella memberi keputusan. Dia merasa Ardi yang sejak tadi berenang pasti sedang kehausan dan ingin meminum sesuatu yang menyegarkan. "Baik, Nyonya." Pegawai itu menuruti perintah Ella untuk meletakkan dua gelas jus di meja di samping kursi santai pool side. Kemudian kembali ke meja makan, membantu menata menu makan siang. Ardi dapat melihat seorang pelayan wanita meletakkan dua buah gelas jus yang menggiurkan di meja sebelah kursi santai pool side. Karena merasa haus, Ardi pun segera menghampiri meja untuk mengambil salah satu gelas. Dia meneguk dan meminum sampai habis cairan jus yang terasa menyegarkan di tenggorokannya. Enak sekali rasanya, seperti campuran dari berbagai macam buah-buahan yang beragam sampai tak bisa disebutkan satu-persatu. Akan tetapi beberapa saat kemudian, Ardi dapat merasakan ada sesuatu reaksi yang aneh terjadi pada tubuhnya. “Uuuuhhhgt ...” Tiba-tiba sensasi rasa mual, pusing, dan berputar-putar seketika menyerang Ardi. Membuat sekujur tubuhnya terasa dingin, lemah, lemas dan tak bertulang. Serta yang paling parah adalah mendadak dia merasa sangat sesak, seolah tak bisa bernapas. Keadaan mendadak itu membuat Ardi kehilangan keseimbangan tubuhnya, limbung dan jatuh terduduk di lantai. Bahkan gelas yang sedang dia pengang pun terlepas dari genggaman tangannya, jatuh dan hancur menghantam permukaan lantai. Praaaang! Ella yang sedang menyiapkan makanan di meja, kaget sekali saat mendengar suara keras dari sesuatu benda pecah. Suara yang berasal dari arah balkon pool side tempat Ardi sedang berada. Dia mengedarkan pandangan ke arah itu. Jantung Ella terasa melorot beberapa centimeter saat mendapati Ardi yang sudah terduduk di lantai dengan keadaan yang terlihat tidak wajar. Dan di sebelahnya terdapat pecahan kaca dari gelas jus yang sepertinya baru dia minum. Dengan sangat panik Ella meninggalkan pekerjaannya di meja makan. Dia berlari menghampiri suaminya itu. Mas Ardi kenapa? Perasaan tadi dia baik-baik saja? Apa gara-gara minum jus barusan?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook