Sejak obrolan dengan Starla tempo hari, kami jadi saling menghindar untuk bertemu. Entah mengapa aku jadi malas bertemu dengannya. Masih terngiang semua kata-katanya mengenai Althaf. “Kamu nggak akan pernah bisa membayangkan masa lalumu bersama Althaf, Dav,” ujar Starla. Aku jadi bertanya-tanya, kemana sebenarnya arah pembicaraan Starla. “Lho, memangnya kenapa? Aku yakin dari dulu kami baik-baik saja, begitu juga sekarang,” tandasku mulai emosi. Starla tersenyum sinis mendengarnya. “Aku kan hanya mengingatkan kamu agar nantinya kamu tidak kecewa.” “Udah lah, La. Terima kasih sudah mengkhawatirkan hubungan kami berdua. Sekarang kami sudah bahagia,” ketusku. “Yasudah, terserah kamu saja. Aku begini hanya karena aku peduli.” “Peduli apa? kenapa? karena kamu juga cinta sama Althaf?” S