DEVON POV
Aku tidak terima jika Cindy dekat dengan pria lain. Aku akan berusaha menjauhkan pria itu dari Cindy karena aku tidak ingin kehilangan Cindy.
" Kenapa kau diam saja? apa ada masalah?"
" Menurutmu bagaimana aku sekarang?"
" Kau sangat kacau, bro!"
" Tuangkan birnya ke gelasku!"
" OMG! kau sudah habis satu botol! Apa kau tidak ingin pulang ke rumah?!"
" Malam ini aku ingin bersenang - senang, Max!"
" Baiklah, terserah kau saja"
Rasanya aku sangat malas untuk pulang ke rumah karena saat ini yang aku pikirkan hanya Cindy.
***
CINDY POV
Semenjak kejadian malam itu, Richard sangat perhatian terhadapku dan ia selalu ada saat aku membutuhkan pertolongan. Rasanya sangat menyenangkan bisa memiliki teman sebaik Richard
" Terima kasih kau selalu membantuku."
" Sama - sama, aku sangat senang bisa membantumu"
" Apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?"
" Apa kau yakin mau melakukan apapun yang aku minta?"
" Tentu saja, apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikanmu?"
Tiba - tiba Richard memegang tanganku dan menciumnya. Rasanya jantungku berdebar kencang
" Aku ingin kau menjadi kekasihku"
Aku langsung melepas tanganku dari genggamannya. Rasanya aku tidak sanggup mengubah hubungan pertemanan ini menjadi hubungan yang kompleks
" Maafkan aku, aku tidak bisa menjadi kekasihmu"
" Bukannya kau mau melakukan apapun untukku?"
" Tapi permintaanmu...aku tidak sanggup untuk melakukannya"
" Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memaksamu untuk menerima cintaku"
" Maafkan aku, Richard"
" Tidak apa - apa. Aku bisa mengerti perasaanmu saat ini"
Aku melihat kekecewaaan di wajah Richard tapi ia berusaha menyembunyikannya sebaik mungkin. Aku merasa sangat bersalah padanya karena tidak bisa membalas cintanya.
***
DEVON POV
Saat aku berada di supermarket, aku tidak sengaja bertemu dengan Cindy. Aku langsung menghampirinya dan menarik tangannya hingga ia terkejut.
" Devon! lepaskan tanganku!"
" Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau mendengar penjelasanku!"
" Tidak ada yang perlu dijelaskan! Semuanya sudah jelas bahwa kau lebih memilih bersama istri dan anakmu!"
Aku sangat terkejut ketika Cindy mengetahui tentang Elise dan Sean. Selama ini aku tidak pernah menceritakan tentang Elise kepada Cindy.
" Darimana kau tahu?"
" Itu tidak penting, yang jelas aku ingin kau pergi dari hidupku!"
" Aku tidak akan pernah pergi dari hidupmu karena aku sangat mencintaimu!"
" Cinta katamu?! Apa aku tidak salah mendengar?! Kau berhalusinasi!"
" Aku serius dengan perkataanku! aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku sangat membutuhkanmu"
" Darimana saja kau selama ini? Aku selalu berusaha mencarimu tapi kau selalu mengacuhkanku!"
" Tolong maafkan kesalahanku padamu. Aku sangat menyesal telah menyia - nyiakanmu selama ini"
" Sudahlah, lebih baik kau kembali ke rumah bersama istrimu!"
" Aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintaimu"
Cindy terlihat tidak mempercayai perkataanku meskipun aku berulang kali mengucapkan kata cinta kepadanya.
" Devon, aku sangat lelah dengan semua ini. Lebih baik kau pergi dari hidupku! Tidak usah lagi kau mengejarku!"
" Apa yang harus aku lakukan agar kau kembali padaku?"
" Tidak ada, lagipula aku sudah menjadi milik pria lain dan kau harus menerima kenyataan jika aku tidak mencintaimu lagi!'
" Kau bohong! Aku tahu kau masih mencintaiku!"
" Terserah kau mau berkata apa, yang jelas aku sangat membencimu!"
Cindy pergi meninggalkanku dan aku berusaha mengejarnya tetapi ia malah pergi bersama pria lain dan hal itu membuatku hatiku hancur berkeping - keping. Meskipun begitu aku tetap bertekad akan merebut Cindy dari pria itu
***
DEVON POV
Saat aku pulang ke rumah, Elise tampak khawatir melihat keadaanku yang sangat mabuk akibat alkohol.
" Devon, mengapa kau seperti ini?"
" Bukan urusanmu! Lebih baik kau pergi dari hadapanku!"
" Kenapa kau bersikap kasar padaku?! Aku ini istrimu!"
Saat itu aku tidak memperdulikan Elise yang menangis histeris karena kepalaku sangat pusing dan aku membutuhkan istirahat agar besok bisa kembali beraktivitas.
***
ELISE POV
Semakin hari sikap Devon kepadaku semakin kasar. Rasanya aku tidak tahan diperlakukan seperti ini karena aku ingin Devon memperlakukanku dengan baik. Aku berusaha bertahan karena aku tidak ingin Sean hidup tanpa sosok seorang ayah.
" Mama kenapa menangis?"
" Mama gak nangis kok, sayang"
" Sean gak mau lihat mama nangis"
Aku memeluk Sean dengan erat dan ia membalas pelukanku. Hanya Sean yang bisa membuatku bertahan menghadapi Devon.
***
CINDY POV
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari ini Richard menemaniku berbelanja untuk menyambut kedatangan orang tuaku ke Jakarta. Richard rela mengorbankan waktunya yang berharga untuk membantuku berbelanja
" Seharusnya kau tidak usah repot menemaniku berbelanja"
" Tidak apa - apa, aku sangat senang membantumu"
" Richard, aku ingin mentraktirmu makan di restoran sebagai ucapan terima kasihku padamu"
" Baiklah kalau itu maumu. Aku tidak bisa menolak"
Entah kenapa rasanya sangat menyenangkan bersama Richard. Dia seorang pria yang baik dan perhatian. Meskipun begitu aku tidak bisa melupakan Devon dari hatiku.
" Silakan pesan apapun yang kau mau"
" Baiklah, aku ingin memesan porsi jumbo jadi kita bisa makan berdua"
" Oke, terserah kau saja"
Saat pesanan kami datang, aku dan Richard berebut makanan di meja sampai kami tertawa terbahak - bahak karena kelakuan kami yang seperti anak kecil.
" Hahaha, ternyata kita memiliki kesamaan"
" Menurutku kita seperti anak kecil dan tidak patuh untuk dicontoh"
" Cindy, terimalah cintaku. Aku yakin kita bisa menjadi pasangan yang serasi"
" Hmm, aku pikir - pikir dulu"
" Baguslah kalau begitu. Jangan terlalu lama memberi jawaban karena aku tidak sabar ingin segera menikahimu"
Aku hanya terdiam sambil memandang Richard yang sedari tadi tidak berhenti menatapku. Mungkin saatnya aku membuka hati untuknya dan melupakan perasaanku pada Devon.
***
RICHARD POV
Selama berbulan - bulan aku berusaha mendapatkan hati Cindy tetapi sepertinya Cindy tidak pernah menganggapku lebih dari sekedar teman. Meskipun begitu aku tidak menyerah untuk mendapatkan perhatiannya.
" Hai sayang, daritadi mama menunggumu di rumah. Bagaimana hubunganmu dengan Cindy? Apakah ada perkembangan?"
" Tidak ada ma, Cindy tetap menganggapku sebagai temannya"
" Kau harus bersabar. Mama yakin suatu saat nanti Cindy akan mencintaimu"
" Apa mama yakin seperti itu?"
" Tentu saja sayang. Lagipula selama ini kamu sudah berusaha sebaik mungkin terhadapnya. Mama yakin kamu bisa mendapatkan hatinya"
" Terima kasih atas dukungan yang mama berikan"
Aku bersyukur memiliki mama tiri yang baik seperti mama Clara.
***
CINDY POV
Tepat pukul dua pagi, ponselku berbunyi dan saat aku mengangkatnya, aku sangat terkejut ketika mendengar suara Devon.
" Cindy, tolong dengarkan aku"
" Untuk apa kau menelfonku sepagi ini?! Lebih baik kau tidak usah mengganggu hidupku lagi!"
" Kau jangan berkata seperti itu. Aku saat ini sangat membutuhkanmu"
" Sudahlah, lebih baik kau urus istri dan anakmu. Aku tidak mau menjadi duri di dalam rumah tanggamu!"
Sebelum Devon sempat menjawab, aku langsung mematikan ponselku sehingga aku tidak tergoda untuk mendengar suara Devon. Rasanya hatiku sangat perih menerima kenyataan jika aku tidak bisa bersatu dengan Devon