Bab 3 - Villa Tetangga

1486 Words
Matahari perlahan mulai menampakkan diri. Cahayanya pun masuk ke kamar Gavin dan memenuhi ruangan itu dengan kehangatan khas pagi hari. Sayup-sayup terdengar suara gemuruh ombak ditelinga Gavin.  Ia perlahan membuka matanya dan mulai mengumpulkan nyawanya agar kembali ke dunia nyata ini. Ia menggosok matanya bergantian dan merenggangkan badannya.  Tubuh seksinya semakin tampak mana kala saat tidur seperti ini, ia hanya menggunakan celana pendek saja tanpa menggunakan baju. Lelah masih terasa menggerogoti tubuhnya. Namun sekelibat ingatan tentang liburan membangkitkan gairahnya untuk bangun.  Ia membuka matanya lebar, menatap sekeliling kamar tempat ia berada. Senyuman manis keluar dari bibirnya yang mewakili perasaan senang sekaligus puas dengan apa yang ada di depan matanya.  Villa ini, tampak sangat elegan dan mewah walaupun bernuansa alam. Tidak salah ia memilih tempat ini untuk liburannya. Ia kemudian duduk di tempat tidurnya, masih menikmati keindahan kamarnya. Ia bahkan dapat mencium aroma bunga lavender yang tumbuh alami di sekitar villa itu. Ini hal luar biasa yang baru ia rasakan seumur hidupnya.  Ia kemudian bangkit berdiri dan melangkah untuk membuka tirai kamarnya. Senyumnya kembali mengembang saat melangkah ke teras kamarnya sembari melihat hamparan pasir putih dan ombak laut  bergemuruh yang ada di belakang villanya ini di pagi hari.  Sungguh pemandangan yang begitu indah, seperti apa yang selama ini ia bayangkan sedari dulu. Ditambah satu hal lagi, tidak akan ada fans yang mengejar-ngejarnya karena tempat ini begitu privasi. Walaupun villa yang ia tinggali itu bukan satu-satunya villa di kompleks itu.  Ya, villa yang di sewanya ini ada di kompleks villa. Di kompleks ini hanya ada sepuluh villa saja, namun semuanya memiliki design, harga dan pemilik yang berbeda-beda.  Hal inilah yang memberikan kenyamanan bagi para penghuni villa karena di kompleks villa tidak terlalu ramai. Ia kembali mengingat percakapannya dengan pemilik villa saat ia datang kemarin malam. Flashback on “Selamat datang di villa ini, tuan! Senang sekali bertemu anda, ini kunci villa anda dan yang ini kunci untuk villa sebelah kiri yang anda pesan khusus untuk para bodyguard anda. Mari saya antar ke dalam” ucap Pak Putu dengan ramah dan santun. Ia adalah pemilik villa itu. Gavin hampir saja tak mendengar apa yang dikatakan Pak Putu. Dari tadi yang dilakukannya hanyalah memandang-mandang sekeliling villa itu. Nuansa yang tampak begitu mengagumkan.  Saat memasuki pagar villa, ia disuguhkan dengan wewangian alami dari bunga lavender yang tumbuh di depan villa itu. Cahaya lampu yang dipakai untuk menerangi villa itu juga begitu cocok dengan design modern nan elegan villa itu.  Belum lagi samar-samar terdengar gemuruh ombak laut. Ini baru luarnya saja, apa lagi dalamnya. Meskipun sudah malam dan badannya lelah akibat berada di dalam pesawat selama berjam-jam, namun rasanya semua lelahnya sirna setelah tiba di villa itu. Senyum Gavin mengembang sempurna ketika pak Putu membuka pintu villa itu. Ia di antar untuk berkeliling melihat-lihat ruangan yang ada.  Suasananya, baik dari keindahan interior villa berbahan dasar ukiran kayu, aroma alami bunga lavender dan yang paling utama adalah suara ombak laut. Semua itu adalah hal yang sangat Gavin sukai dan membuat hatinya terasa damai dan tentram. “O iya tuan, kenalkan ini Bi Surti. Dia yang selama ini membantu saya mengurus villa ini. Nanti Bi Surti akan membantu tuan untuk menyiapkan makanan-makanan yang tuan inginkan dan juga membantu mengurus keperluan yang lain seperti bersih-bersih,” ujar Pak Putu pada Gavin sambil memperkenalkan orang yang ada di sampingnya itu pada Gavin. “Jika ada yang diperlukan, katakana saja pada saya, Tuan,” kata Bi Surti sambil menundukkan kepalanya sebentar dan tersenyum ramah. “Iya, terima kasih Bi,” jawab Gavin pada Bi Surti. Bi Surti tersenyum,”Baiklah, kalau begitu saya permisi ke dapur dulu ya,” ujarnya sambil pergi meninggalkan tempat itu. Gavin kemudian memandang Pak Putu yang masih berdiri di hadapannya. “Terima kasih karena sudah mau menyewakan tempat ini pada saya. Ini benar-benar persis seperti apa yang saya dambakan selama ini. Saya merasa puas dan yakin bahwa liburan saya akan sangat menyenangkan selama berada di sini,” kata Gavin sambil menampakkan senyum tampannya. Pak Putu yang mendengarnya pun turut merasa senang. “Saya juga berterima kasih tuan. Semoga liburan anda selama di sini menyenangkan.” “Iya, terima kasih pak. Hmm… ngomong-ngomong, apa bapak mau menjual villa ini pada saya? Saya sangat tertarik untuk memiliki villa ini dan akan sangat senang jika bapak mau. Saya akan bayar berapapun yang bapak mau. Bagaimana?” tanya Gavin penuh harap. “Hmm.. itu, bukannya tidak mau. Villa ini memang salah satu sumber penghasilan terbesar saya, tapi ini saya sangat menyukai villa saya yang satu ini karena ini adalah peninggalan orang tua saya. Sebenarnya dulu saya mempunyai dua villa terbaik saya, salah satunya yang ini. Villa yang lainnya terpaksa saya jual karena waktu itu saya benar-benar membutuhkan uang yang sangat banyak,” kata Pak Putu dengan sendu.  Tampak sekilas kesedihan ada pada wajahnya, menandakan penyesalannya karena menjual salah satu villa kesayangannya. “Oh ya? Saya turut bersedih mendengarnya pak. Memangnya dimana lokasi villa itu?” tanya Gavin lagi. “Villanya berada tepat di sebelah kanan villa ini. Mungkin tadi sebelum masuk, Tuan Gavin sempat lihat sebantar. Memang kalau dilihat dari luar saja, tidak terlalu jauh berbeda dengan villa ini tapi interior dan material di dalamnya jauh lebih bagus lagi,” kata Pak Putu. “Walaupun sudah ada pemilik baru, tapi saya masih ikut serta membantu merawat villa itu karena pemiliknya jarang datang. Jadi hanya pembantu dan petugas keamanannya saja yang tinggal di situ untuk menjaga dan merawat villa itu,” lanjutnya lagi. “Begitu ya pak. Sayang sekali villanya sudah dibeli. Andai saja saya lebih dulu datang. Tapi ya sudahlah, bisa berlibur di sini saja saya sudah senang,” jawab Gavin. “Iya, syukurlah kalau Tuan Gavin suka dengan tempat ini. Ngomong-ngomong, saya akan pergi keluar kota besok pagi-pagi sekali karena ada beberapa urusan. Jadi, jika selama berada di sini Tuan Gavin memerlukan bantuan, panggil saja Bi Surti ya. Saya permisi dulu, silahkan Tuan Gavin beristirahat.” Pak Putu pamit pulang setelah mengatakan hal itu. Ketika Pak Putu sudah pergi, Gavin pun menuju ke kamarnya dan membersihkan badannya sebelum akhirnya ia tertidur untuk mengakhiri hari yang melelahkan ini. Flashback off Setelah selesai mandi, Gavin memakai baju kaos dan celana santai. Ia ingin mengelilingi tempat-tempat yang ada di sekitar villanya. Seperti yang ia ketahui, di belakang villa ini ada pantai yang indah.  Pak Putu juga mengatakan padanya bahwa kompleks villanya ini ada taman yang dikhususkan untuk orang-orang yang tinggal di kompleks villa ini. Gavin akan pergi ke situ juga nanti. Ia kemudian menuruni tangga villa, karena kamarnya ada di lantai dua. Ia pergi menuju dapur dan melihat Bi Surti sedang menyiapkan sarapan pagi untuknya. “Bi, lokasi taman villa ini dimana ya?” tanya Gavin sambil memakan rotinya. “Tuan mau ke sana? Nanti setelah keluar dari pagar villa ini, tuan belok kanan dan jalan lurus saja. Tamannya ada di ujung situ. Tidak terlalu jauh kok dari sini, kalau tuan mau, bisa jalan kaki saja. Tempatnya bagus dan di sampingnya ada restoran khusus makanan khas Bali,” jelas Bi Surti. “Rencananya hari ini saya mau jalan-jalan di sekitar villa ini bi. Okelah kalo gitu, habis ini saya mau ke sana dulu. Makasih infonya ya bi, makasih juga untuk makanannya, ini enak loh. Hehe,” jawab Gavin sambil menghabiskan sarapannya. “Iya tuan. Sama-sama. Syukurlah tuan suka makanannya,” kata Bi Surti. Ia senang melihat keramahan Gavin. Sebelum Gavin datang, Pak Putu sudah memberitahukan pada Bi Surti bahwa tamu yang menyewa villa ini nanti adalah pria yang merupakan seorang artis internasional.  Bi Surti pun sebelumnya sudah mewanti-wanti, mana tahu tamunya ini adalah orang yang sombong dan suka memerintah. Namun nyatanya, sejauh ini Gavin merupakan tamu yang ramah dan sopan.  Kalau boleh jujur, ini pertama kalinya bagi Bi Surti bertemu tamu yang merupakan seorang pria tampan dengan kepribadian yang santun. Setelah selesai makan, Gavin pun bersiap-siap untuk jalan-jalan. Ia mengambil dompet dan membawa serta handphonenya.  Kemudian ia memakai sepatu yang memiliki warna yang senada dengan kaosnya. Dengan penampilan seperti itu saja, wanita di luar sana bisa memandangnya tanpa berkedip sedikitpun karena ia memang sudah tampan dari lahir, begitulah kata-kata yang selalu ia katakan pada dirinya sendiri. Gavin membuka pintu utama villa dan melangkah keluar. Kali ini ia melihat setiap sudut halaman depan villa itu dengan jelas karena saat dia datang hanya beberapa tempat yang diterangi dengan lampu-lampu saja yang dapat dilihat dengan jelas. Ini semua seperti rumah impian yang dia bayangkan di masa kecilnya. Penjaga villa membukakan pagar untuk Gavin agar ia bisa berjalan keluar. Ia menatap sekeliling dan melihat villa-villa lain di sekitar situ.  Semuanya memiliki design dengan ciri khas tersendiri. Saat ia melangkah ke kanan, matanya pun terpana saat melihat villa yang berada tepat di samping kanan villa yang disewanya.  Ini pasti villa yang Pak Putu jual itu. Villa itu begitu luas, modern dan setiap sudutnya dihiasi dengan ukiran-ukiran kayu yang begitu khas. Sangat indah.  Gavin juga melihat berbagai tanaman indah yang tumbuh di halaman depan villa itu. Saat sedang mengamati tanaman-tanaman, Gavin melihat seorang wanita memakai daster sedang memotong beberapa ranting tanaman agar tanaman itu lebih rapi. “Itu pasti pembantu yang merawat villa ini,” pikir Gavin. Ia ingat itu karena sebelumnya Pak Putu ada mengatakannya. Baru saja Gavin berpikir seperti itu, tiba-tiba wanita itu bergerak sedikit dan membuat Gavin dapat memandang wajahnya dengan jelas. Gavin tak berkedip. Sekarang ia berpikir, ia pernah melihat wanita itu. Seketika matanya terbelalak setelah mengingat dimana ia pernah melihat wanita itu. 'Oh my! Wanita itu, dia kan ….'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD