Secrets-06

1552 Words
Sibuk di dapur, akhirnya Xena meminta Mbok Yem untuk mengantar Kimora pergi ke sekolah, sekalian wanita tua itu akan pergi ke pasar. Mumpung arah pasar dan juga sekolah Kimora satu arah, jadi menurut Xena bukanlah hal yang sulit. Di depan gerbang, Zeehan memperhatikan interaksi Mbok Yem dan juga Kimora. Disini, Zeehan bisa melihat berapa cerewetnya Kimora, sedangkan jika dilihat kembali Xena adalah wanita yang banyak diam. Tapi kenapa dia memiliki anak yang sangat cerewet? Apa anak itu menurun pada ayahnya? Menggelengkan kepalanya, Zeehan ingin kembali ke kamar. Sayangnya, kakinya melangkah mendekati Kimora dan juga Mbok Yem. Bahkan dengan brengseknya Zeehan berkata, "Kimora mau diantar Om ke sekolah tidak? Om temannya mama kamu loh." Kimora mengerutkan keningnya menatap Zeehan. Ini pertama kalinya dia melihat laki-laki yang tingginya lebih dari dirinya, sehingga membuat Kimora harus mendongak menatap nya. Belum lagi, wajahnya yang membelakangi matahari sehingga membuat Kimora kesulitan melihatnya. "Hmm, teman bunda ya? Nggak pernah ketemu." udah Kimora. Zeehan berjongkok di depan Kimora dengan senyumannya. Wajahnya begitu tampan, bila mata hitam dan juga hidung mancungnya. "Tanya saja sama Mbok Yem, Om ini teman bunda kamu." Kimora mendapat Mbok Yem sebentar, seolah dia ingin tahu apa benar yang dikatakan Zeehan. Atau mungkin Zeehan hanya berpura-pura dan ingin berbuat jahat. Dan disinilah Mbok Yem, dia membenarkan apa yang dikatakan Zeehan. Dimana Zeehan adalah teman Xena sejak kecil. Sayangnya, Zeehan harus pergi ke luar negeri karena pendidikannya. Itu sebabnya, ketika Kimora hadir di rumah ini dia tidak pernah lihat Zeehan di rumah. "Karena kepergian Tuan Zeehan ini setara dengan usia kamu Kim." kata Mbok Yem mencolek hidung Kimora. Kimora mengangguk kecil, dia membenarkan dalam hati. Mungkin benar jika Zeehan adalah teman ibunya. Sekali lagi, Zeehan menawarkan diri untuk mengantar Kimora pergi ke sekolah. Dan tentunya, dengan senang hati Kimora lun mengiyakan tawaran itu. Hitung-hitung bebas dari biaya transportasi, dan uangnya bisa buat beli s**u kesukaan Kimora nanti ketika dia pulang sekolah. Walaupun disini Mbok Yem menolak, karena dia tidak enak dengan Zeehan. Dia berpikir masa iya majikan mengantar babu dan juga anak babu pergi ke sekolah dan pasar? Bukannya itu terlalu menggelikan? "Nggak papa Mbok. Saya antar saya." kekeh Zeehan. Kimora menarik tangan Mbok Yem dengan mata yang berkaca-kaca. Menyedihkan!! Pikir Mbok Yem. Akhirnya Mbok Yem pun menganggukkan kepalanya, dia mau diantar oleh Zeehan, tapi ketika dia pulang Mbok Yem tidak mau Zeehan menjemputnya di pasar. Dia akan pulang dengan angkutan umum, atau jalan kaki jika uangnya tidak cukup. Zeehan tak keberatan, dia cukup senang sudah bisa mengantar Kimora pergi ke sekolah. Bahkan Zeehan meminta pada Kimora, jika ingin pergi ke sekolah doa harus menemui Zeehan lebih dulu, agar Zeehan bisa mengantar Kimora pergi ke sekolah. Dia tak perlu capek-capek jalan kaki, atau menunggu transportasi umum yang cukup lama. Masuk ke dalam mobil, Zeehan langsung meminta Kimora menyebut nama sekolahnya dan juga alamatnya. Disini, Zeehan juga mendengar banyak cerita Kimora, tentang sekolahnya yang bagus dan juga besar. Kimora memiliki banyak teman, dan ada satu teman laki-lakinya yang menyebalkan. Bahkan beberapa hari lalu, Kimora sempat dimarahi guru karena berani berkelahi dengan temannya itu. Tapi Kimora tak pernah mengatakan hal itu pada Xena, dia takut jika ibunya marah dan akan menghukum nya. "Jadi bunda kamu suka menghukum kamu?" tanya Zeehan penasaran. Kimora mengangguk. "Iya. Bunda suka menghukum, ambil mainan Kim terus nggak dibalikin." Zeehan tertawa, dia jadi ingat waktu kecil. Dimana dia juga pernah bertengkar dengan salah satu temannya sendiri. Waktu itu, temannya usil mengambil topi milik Zeehan dan membuangnya ke bawah, karena posisi kelas Zeehan berada di atas. Tentunya, hal itu membuat Zeehan marah dan langsung memukul temannya tanpa basa-basi. Bahkan ketika Zeehan dipanggil guru, dia juga tidak memberitahu Mahdalena. Dia hanya bilang, jika bajunya kotor karena dirinya main tanah dengan Xena dan juga dan juga anak perempuan lainnya. Tau kan, ibunya itu akan marah dan menyita mainannya juga. Cukup lama di dalam mobil. Akhirnya mereka pun sampai, Zeehan turun lebih dulu dan membantu Mbok Yem dan juga Kimora turun dari mobil. Disini, Zeehan bisa lihat banyak anak seusia Kimora yang menatap Zeehan heran. Ada juga yang menatap Zeehan tanpa mau mengedipkan matanya sekalipun. "Ini sekolah kamu?" tanya Zeehan memastikan. Kimora mengangguk. "Ya. Ini sekolah aku, Om. Itu teman aku." Orang yang ditunjuk Kimora pun datang menghampiri Kimora. Dia menarik tangan Kimora untuk dekat dengan kedua temannya. "Kimora … apa dia ayahmu?" tanya salah satu teman Kimora. Kimora menundukkan wajahnya, lalu mengangkatnya dengan perlahan. Hal pertama yang Zeehan mihata salah mata Kimora yang berkaca-kaca. Sebenarnya apa yang terjadi, dan dimana ayah Kimora? Apa dia bekerja di luar kota atau bagaimana? "Dia–" "Saya ayahnya Kimora." ucap Zeehan reflek. Kimora berbinar, dia pun menatap Zeehan tak percaya. Sampai akhirnya salah satu diantara teman Kimora yang satunya, berteriak seolah memberitahu seluruh sekolah ini jika hari ini Kimora datang bersama dengan ayahnya. Bahkan Kimora juga langsung berlari masuk ke dalam sempat menyusul mereka. Zeehan menatap Mbok Yem langsung, tersirat raut wajah bahagia terpancar jelas di wajah Mbok Yem. "Jelaskan Mbok, itu ayah Kimora kemana?" tanyan Zeehan. "Ayahnya pergi, dan tidak kembali. Tapi Xena selalu bilang pada Kimora, jika ayahnya telah tiada. Ikatan batin anak itu kuat, dan Kimora menganggap jika ayahnya masih ada." jelas Mbok Yem. Zeehan tak mengerti, dia meminta Mbok Yem untuk masuk ke dalam mobil. mereka akan pergi ke pasar setelah ini dan Zeehan akan menunggu Mbok Yem belanja. Bahkan besok-besok jika perlu ke pasar Mbok Yem tinggal meminta Xena untuk pergi dan Zeehan yang akan mengantar Xena pergi ke pasar. "Iya Tuan." kata Mbok Yem patuh. **** Menghentikan mobil di depan sekolah Kimora, Zeehan pun tersenyum. Ibu-ibu lainnya pada bergerombol satu sama lain dan saling berbicara satu sama lain juga. saling tertawa dan juga saling membicarakan satu sama lain. Hal itu lumrah, pikir Zeehan. Karena dia sering menemukan hal seperti itu dimanapun dia berada waktu masih hidup di ibukota. Bahkan Zeehan juga pernah melihat ibunya sendiri berbicara dengan temannya dengan nada yang rendah dan berbisik. Dan kali ini Zeehan melihat sendiri di depan mata, setelah sekian tahun dia tidak tinggal di ibukota. "Kimora pulang sama siapa?" tanya ibu-ibu berbaju biru. Kimora dengan bangganya menunjukan Zeehan. Dan mengatakan jika Zeehan adalah ayahnya selama ini, walaupun ibunya bilang jika ayahnya sudah meninggal dunia. Tapi Kimora menganggap jika ayahnya masih hidup selama ini, hanya pergi bekerja dan suatu ketika akan kembali berkumpul dengan ibunya dan juga Kimora. "Ha … ayah Kimora?" kata ibu itu dengan nada terkejut. "Pantes aja cantik, produknya bukan main-main." lanjut ibu itu. Zeehan hanya tertawa kecil, dia pun mendekati Kimora dan mengajak Kimora untuk segera pulang. Bahkan Zeehan sempat menggendong Kimora hingga ke mobil. "Jadi … ada cerita apa hari ini?" tanya Zeehan. Kimora tertawa kecil. Hari ini dia begitu bahagia, semua orang menganggap jika Zeehan adalah ayahnya. Meskipun Kimora juga tidak pernah bertemu ayahnya, hanya saja ibunya bilang jika ayah Kimora sudah meninggal dunia. Nyatanya Kimora masih yakin jika ayahnya masih hidup, dan suatu ketika akan menemui Kimora. Membutuhkan waktu lima belas menit, akhirnya Kimora dan yang lain pun sampai di rumah. Disana, Zeehan bisa melihat Xena yang berdiri di depan pintu sambil menatap belakang mobil Zeehan. Dengan harapan jika anaknya akan pulang juga bersama dengan Mbok Yem. Alangkah terkejutnya Xena ketika dia memijat Kimora turun dari mobil mewah bersama dengan Mbok Yem. Xena terkejut dia pun langsung menghampiri Kimora dengan wajahnya khawatirnya. "Kimora kok pulang sama den Zeehan." kata Xena dengan suara pelan. "Om Zeehan uang anterin Kimora sekolah, Om Zeehan juga jemput Kimora ke sekolah. Bunda tau nggak, semua orang menganggap jika Om Zeehan itu ayahku." cerita Kimora. Xena menarik nafasnya berat, dia meminta Kimora untuk masuk ke dalam paviliun nya untuk mengganti baju seragamnya. Menghampiri Zeehan hanya masih setiap berdiri di samping mobilnya. "Terima kasih sudah mau nganter dan jemput Kimora ke sekolah. Tapi saya harap ini yang pertama dan terakhir untuk kamu antar anak saya. Karena saya dan Mbok Yem bisa mengantarkan Kimora sendiri ke sekolah." kata Xena. Zeehan tertawa kecil."Kenapa? Kayaknya kamu takut banget kalau aku dekat sama Kim?" Bukan masalah takut. Tapi masalahnya … "Jauhi kami!!" Setelah mengatakan hal itu, Xena pun masuk ke dalam rumah dan menyusul Mbok Yem, yang ternyata sudah berada di dapur. Mbok Yem sibuk mengeluarkan semua belanjaan dari pasrah di atas meja dapur. "Mbok … besok kalau Kim sama Zeehan, jangan boleh ya. Aku nggak enak sama calon istrinya Zeehan." kata Xena. Mbok Yem memoleh pelan. "Ini sudah saatnya, Xena. Kamu harus berkata jujur. Biarkan mereka dekat." "Mbok kan tau dulu kayak apa." "Itu dulu Xena, harusnya kamu sudah mencoba untuk memperbaikinya kembali. Perasaan anak itu nggak bisa bohong." Dan nyatanya Xena tidak menyukai hal itu. Mengambil makan siang untuk Kimora, Xena pun kembali ke paviliun. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Zeehan sedang bermain dengan Kimora. "Kamu ngapain ke paviliun saya?" kata Xena. Zeehan memoleh. "Kenapa? Aku cuma pengen main sama Kimora. Apa itu salah?" "Bunda, Om Zeehan ternyata beliin Kim boneka Barbie." tambah Kimora sambil menunjukkan bonek barbie yang cantik dan memiliki sayap. Xena menaruh nampan yang berisikan nasi, ayam dan juga sayur bayam. Lalu, menarik tangan Zeehan untuk keluar dari paviliun nya. "Aku sudah bilang jauhi kami, kenapa masih ngeyel." kata Xena kesal. "Kenapa? Aku hanya bermain dengan dia." "Dan aku tidak mau ada kesalahpahaman antara aku dan juga Cilla. Tolong, mengertilah!!" Zeehan mendesah. Dia pun mengurung tubuh Xena dengan kedua tangannya. "Katakan dulu, jika dia anakku!!" To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD