Part 26

2173 Words
-------*****--------- Setelah hampir empat jam lebih mendampingi mahasiswanya yang tengah mengikuti perlombaan merakit robot, kini waktu makan siangpun tiba, jujur sejak semalam Atth kurang enak badan, namun ia juga tak enak hati tidak mendampingi mahasiswanya yang kini tengah mengikuti perlombaan tersebut. jika tidak enak badan, seperti biasa, nafsu makan Atth langsung terjun bebas, dan dari semalam hanya air putih yang masuk kedalam tubuhnya, bahkan ia berbohong pada istrinya saat tadi pagi wanitanya itu menanyakan apa sudah sarapan atau belum. Lima belas menit perjalanan kini Atth tampak masuk kerumah makan yang terkenal dengan ayam bakar madunya itu, Atth sendiri sudah beberapa kali makan ditempat tersebut, karna semasa kuliah, ia sering berpetualang, dari provinsi satu keprovinsi lainnya, dari kota satu kekota selanjutnya, dan tempat makan adalah salah satu tempat yang menjadi tujuan utama saat lapar dalam perjalanan. Atth muda memang sering berpetualang, tapi tidak dalam cinta, terbukti ia hanya memiliki dua mantan sebelum istrinya yang pertama. Bagi Atth masa muda harus dinikmati, tapi tidak yang merusak masa depan, dan salah satu alasan mengapa ia memilih berpetualang, selain hobi, ia juga berpikir, jika tidak sekarang kapan lagi, karna jika ia sudah mempunya ekor, dalam arti kata pendamping plus anak. Akan susah baginya berpetualang ketempat manapun yang ingin ia datangi, bukan masalah biaya yang ia pikirkan, banyak hal lainnya, seperti ia tak bisa membawa anaknya karna anaknya terlalu kecil, ia tak bisa membawa anaknya karna takut kesehatannya terganggu, ia tak bisa membawa istri saja sementara anak tinggal, atau sebaliknya, karna akan banyak alasan jika sudah berkeluarga fikir Atth. Dan fikirnya benar adanya, karna setelah menikah, bahkan untuk mendampingi mahasiswa atau menghadiri pertemuan diluar kota saja ia harus melihat situasi, apakah yang ditinggalkan sehat atau lainnnya, karna jika ia meninggalkan anak atau istri tengah sakit, sudah dipastikan, hanya raganya yang berada ditempat, sementara pikirannya dirumah. Sembari menunggu pesannya, Atth mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, ia langsung membuka galeri, dan melihat-lihat poto sikecilnya, beberapa ada poto sikecil tengah asik bersama ibunya, rindu !!! sangat, apalagi saat ini kondisinya sedang tidak enak badan, semua pasti setuju, jika dalam kondisi tak sehat, seseorang sangat ingin berdekatan dengan orang yang mereka kasihi dan mengasihi mereka, pun halnya dengan Atth, ia juga ingin berdekatan dengan anak istrinya saat ini. "boleh gabung. Masalahnya tempat sudah penuh"pertanyaan dari sampingnya membuat Atth mengalihkan pandangannya dari ponselnya "boleh"ucap Atth pelan "terima kasih"sambung laki-laki yang tadinya berdiri kini duduk dihadapan Atth, Atth hanya mengangguk sembari tersenyum ramah "maaf, istri saat telpon"ucap Atth melihat panggilan vidio dari sang istri "Assalamualaikum Ayah" Atth tersenyum melihat wajah sang istri memenuhi layar handphonennya "ituum"beo sikecil tampak mengambil alih ponsel ditangan ibunya membuat Atth terkekeh "Waalaikum salam sayang"Atth berucap menatap gemas pipi sang anak yang kini tengah memenuhi layar handphonennya, sesekali hidungnya yang tampak dan sesekali alisnya "sini Ibu pegang"suara lembut itu terdengar mengintruksi membuat Atth kembali tersenyum, dan kini gambar dilayar handphonenya pun kembali normal, dalam arti kata menampilkan wajah sang anak secara keseluruhan, tidak hanya sebagian. "anak Ayah sudah mamam"Atth menyapa sang anak yang tampak belepotan "ia Ayah, makanya belepotan, Ibu belum sempat bersihkan, karna Azrilnya merengek minta Ayah terus. Ayah sudah makan"Zhi berucap sembari sesekali membersihkan bekas makanan dipinggir bibir anaknya, Atth senyum tak pernah pudar saat mendengar ucapan istrinya yang dibuat-buat, seolah sikecillah yang tengah bicara "Ayah masih nunggu makanan nak"jawab Atth gemas "Ia Ayah"sambung Atth mendengar sang anak terus memanggilnya "Azril dah kangen Aya, belum sempat Atth melanjutkan omongannya, kini layar handphone Atth berubah jadi hitam, ia hanya bisa tersenyum, karna sudah pasti sang anak sudah mengambil alih handphone Ibunya, sudah sering kali sang anak memutuskan panggilan tiba-tiba, Atth ingin menghubungi kembali, namun melihat pesanannya sudah datang, iapun mengirim pesan jika makanannya sudah datang, dan istrinya yang amat sangat pengertian itu pasti mengerti arti isi pesannya, karna itulah beberapa menit setelahnya tanda pesan masuk yang menyuruhnya segera makan agar tidak sakit, karna menurut sang istri ia Atth tampak lesu tak seperti biasanya. "makan"tawar Atth pada laki-laki didepannya "duluan, bentar lagi pesanan saya juga datang"jawab laki-laki yang sedari tadi juga asik dengan handphone ditanggannya "itu anak istri"tanya laki-laki didepan Atth tampak basa-basi, Atth mengangguk melihat layar handphonenya yang masih menyala, dan wallpapernya masih tampak jelas poto anak istrinya. "boleh saya lihat poto istri anda yang lebih jelas"tanya laki-laki itu kembali membuat Atth mengkerutkan keningnya "jangan salah paham"kekeh laki-laki itu pelan mengutak atik handphonenya seperti mencari sesuatu "sekilas dia mirip Ayunda"sambungnya laki-laki itu dan menunjukkan handphonenya, disana terpampang poto Ayunda yang dia maksud bersama seorang wanita "yang ini Ayunda. Yang satunya istriku"ucapnya membuat Atth meneliti poto tersebut, benar Zhi batinnya "apa mungkin hanya mirip, masalahnya cuma lihat sekilas tadi"sambung laki-laki itu kembali menarik tangannya dari hadapan Atth "Ayunda nama tengah istriku, kalau boleh tau bertemu dimana"tanya Atth serius "oh. . . jadi benar anda suaminya Ayunda, senang bisa berkenalan langsung, istri saya salah satu pembaca setia tulisan istri anda" "tulisan"beo Atth bingung "iya, bukannya istri anda seorang penulis"tanya laki-laki yang bernama Asraf, terlihat dari tanda pengenal yang menggantung dilehernya "pengarang lebih tepatnya, karna beliau sudah membukukan sepuluh lebih karangannya dalam bentuk novel bukan?? Lima diantaranya bestseller"sambung laki-laki itu membuat Atth terdiam kaku. "fakta baru lagi Bu"batin Atth remeh, setelahnya bisa mengendalikan dirinya, kini Atth menjawab semua pertanyaan laki-laki didepannya dengan jawaban yang seolah ia tau tentang istrinya itu, dan percakapan keduanyapun mengalir begitu saja, Atth juga tau laki-laki didepannya berprofesi sama dengannya, dan ternyata ia juga sama-sama tengah mendampingi mahasiswa, laki-laki itu juga menceritakan bahwa istrinya juga seorang dosen sastra, karna itupula istrinya itu amat menggemari tulisan dari Ayunda yang tak lain adalah Zhi, istrinya Atthar. Penasaran dengan beberapa buku yang pernah ditulis oleh istrinya, sesampai dihotel, Atth langsung membuka laptopnya, dan langsung membuka google dengan kata kunci Ayunda penulis novel My Sun. Karna menurut Asraf salah satu novel Ayunda yang tak lain adalah Zhi yang paling banyak menyita perhatian pembacanya adalah novel dengan judul My Sun tersebut, dan laki-laki itu juga menyebutkan jika itu karya terakhir Ayunda sebelum memutuskan mundur dari dunia penulisan, apa penyebabnya laki-laki Asraf itu tak mengetahuinya, tapi melihat ia telah memiliki suami, Asrafpun mengambil kesimpulan bahwa ia Ayunda/Zhi memutuskan mengundurkan diri dari dunia penulisan karna ingin fokus dengan keluarga barunya, Atth hanya menganggukkan kepalanya, berperan solah tau memang benar adanya kesimpulan yang disampaikan oleh Arsraf. Atth hanya tersenyum melihat beberapa buku yang muncul dilayar laptopnya, senyum yang menampilkan sesuatu yang tak bisa diartikan oleh siapapun. Apalagi Atth tau jika My Sun adalah novel yang ditulis berdasarkan kisah nyata istrinya itu. Bagi Atth tak ada yang namanya kebetulan, tapi ia mempercayai apa yang terjadi hari ini adalah sesuatu yang sudah digariskan. Kembali ketempat perlombaan setelah bertemu Asraf, Atth kembali bertemu dengan seseorang yang tak lain adalah Zidan, sahabat istrinya, Atth baru tau jika sahabat istrinya itu memiliki profesi yang sama dengannya, hanya saja mereka berbeda tempat mengajar, Atth yang baru tau satu fakta tentang istrinya, ingin mengetahui fakta lainnya, karna itulah ia bertanya layaknya orang yang sudah mengenal lama seorang Zidan, yang notabene orang yang juga memiliki rasa untuk istrinya. Awalnya Zidan tampak enggan menjawab pertanyaan dari Atth, karna baginya, tak enak menceritakan sesuatu, yang dirinya merasa Atth lebih berhak tau dari istrinya sendiri ketimbang orang lain, satu sisi ia juga tak ingin hubungannya dengan Zhi menjadi renggang karna sudah ikut campur akan hal yang ia tau Zhi tak ingin siapapun masuk kedalam hal tersebut. "dia mudah memberi kepercayaan kepada orang lain, tapi jika kepercayaannya dirusak, maka rusaklah pandangannya akan seseorang" "dia pemaaf, tapi bukan tipe yang menerima kembali, dalam artikata, dia memaafkan kita, tapi untuk kembali seperti semula itu mustahil" Itulah sifat Zhi yang Zidan tekankkan pada Atth, jika Atth ingin jawaban darinya, Atth harus bisa menyembunyikan dari siapa Atth mengetahui apa yang hendak ia ketahui. Atth menyanggupinya, namun yang tidak Atth mengerti, jawaban yang ingin ia tau, hanya satu dari salah satu buku yang istrinya tulis, Zidan mengatakan My Sun adalah kata kunci dari semua yang orang ingin ketahui dari sosok Zhi, karna tak banyak yang tau, My Sun diangkat dari kisah penulisnya sendiri yang tak lain adalah Zhianda Ayunda Assyifa, yang Atthar kenal dengan Zhi istrinya sendiri. Setelah melihat beberapa buku karya Ayunda yang tak lain adalah Zhi, keesokan harinya seharusnya Atth sudah dijadwalkan pulang, namun karna masih ada hal yang ingin ia lakukan, karna itulah ia mengundur kepulangannya. Hal yang ingin ia lakukan adalah mencari semua buku yang sudah ditulis oleh istrinya tersebut, dan yang paling utama yang ingin segera ia baca adalah buku dengan judul My Sun yang tempo hari Zidan katakan. Sementara mahasiswa yang lainnya sudah kembali sesuai jadwal, ditemani mahasiswa merangkap asistennya, kini Atth berkeliling mencari stok buku yang habis di beberapa gramedia yang ia kunjungi, masih ingat betul diotaknya, ucapan sang istri beberapa waktu yang lalu, dimana ia mengatakan bahwa uangnya lebih dari cukup untuk membuat rumah, sebesar rumah yang mereka tinggali saat ini, dan dari bukunyalah sumber uang tersebut. Benar adanya yang wanita itu katakan. Jangan melihat cerita hanya dari sampulnya. Jujur Atth sendiri mengakui kesalahannya dalam menilai istrinya itu, saat pertama kali mereka bertemu, diwajah sang istri tak ada sedikitpun hal yang menunjukkan jika dia memiliki kemampuan yang luar biasa, dia hanya tampak seperti gadis biasa yang berasal dari kampung, walau ia sudah lama dikota, baik penampilan ataupun yang lainnya, gaya Zhi masih amat sederhana untuk ukuran wanita yang hidup dizaman modern, dan dari caranya berpakaian ia juga tak begitu mengenal merek-merek terkenal layaknya istri pertama Atth, bahkan Atth pernah melihat istrinya itu (Zhi) hanya membeli baju dengan harga tiga puluh lima ribu, berbanding terbalik dengan Alm. Bunda sikecilnya, satu bajunya bisa mencapai ratusan hingga jutaan, awalnya Atth berpikir tampilan sederhana Zhi mungkin karna ia merasa dirinya hanya ibu rumah tangga, tak butuh baju bagus dalam berpenampilan, lain dengan Bunda sikecilnya yang memang dituntut selalu rapi setiap kali mengajar. Bunda sikecil memang termasuk wanita yang berpenampilan menarik, ia selalu update tentang trend yang ada, namun Atth tak pernah mempermasalahkannya, ditambah lagi Bunda sikecil membeli semuanya dengan uangnya sendiri. Namun jika mengingat Zhi seorang penulis yang sudah memiliki banyak penggemar, rasanya tak mungkin jika wanita itu tak memikirkan pendapat beberapa penggemarnya akan cara berpenampilannya, namun mengingat tipe Zhi yang cuek akan komentar orang, Atth dapat memahami kenapa Zhi masih tetap sederhana, meski tak sedikit orang yang melihat dan pasti berkomentar akan penampilannya. Dan terjawab sudah pertanyaannya, mengapa orang yang tak pandai bergaul seperti istrinya, atau orang yang tak berpenampilan menarik seperti Zhi, memiliki begitu banyak pengikut diakun istagramnya, jawabnya!! Orang tak melihat ia bergaul atau tidak, berpenampilan menarik atau berantakan, karna yang orang ikuti adalah seorang yang mungkin bagi pembaca tulisannya adalah seorang yang mengispirasi dan lain sebagainya, karna terbukti beberapa dari buku yang ia (Zhi) tulis berjejer dalam daftar buku-buku terlaris. Kelelahan dari tempat satu ketempat lainnya, ditambah lagi dengan keadaan tubuhnya yang tidak bersahabat, Atthpun limbung, beruntung mahasiswa yang ikut dengannya cepat menopang tubuhnya, karna melihat Atth yang butuh penanganan lebih, akhirnya Atthpun dirawat salah satu rumah sakit yang ada dikota tersebut, dokter tidak menyarankan Atth untuk keluar, yang akan menyebabkan kondisi tubuhnya semakin memburuk, karna itulah tiga hari penuh Atth menginap dirumah sakit, setelahnya ia kembali kehotel dan kembali mencari beberapa buku sang istri yang belum ia dapatkan. Dan saat istirahat total dirumah sakit, ia menyempatkan membaca novel dengan judul My Sun tersebut, disana ia merasakan perasaan yang tak mampu ia lukiskan, dimana garis besar dalam novel tersebut menceritakan bagaimana besarnya cinta kedua tokoh, namun terhalang keyakinan, dan berakhir dengan menyedihkan, bukan karna tak dapat bersatu, namun karna Tuhan hadir sebagai orang ketiga, dimana ternyata, selama hidupnya, tokoh laki-laki menyembunyikan semua sakitnya, selalu tampak baik dan sehat dihadapan orang yang ia cintai. Hingga kematian datang, saat sosok wanitanya tengah mengadakan pertemuan yang berhubungan dengan profesinya, ia mengadakan seminar dengan beberapa komunitas, namun saat kembali, kabar yang ia dapatkan sungguh kabar yang tak ingin ia dengar seumur hidupnya, dunianya serasa berhenti, bahkan saat peti mati hendak ditutup, sosok wanita itu masih tetap melihat wajah tokoh laki-lakinya tanpa airmata sedikitpun, saat airmata tak mampu lagi keluar, disanalah sakit teramat tengah dirasa seseorang, masih panjang lagi kisahnya, dan didalam novel tersebutpun tokoh wanita mengundurkan diri dari dunia penulisan karna kematian tokoh laki-laki yang amat sangat ia cintai. "kakak" gumanan pelan itu membuyarkan seluruh bayangan Atth tentang kejadian yang ia alami seminggu terakhir, iapun menoleh dan tersenyum dengan sang anak dipangkuannya yang sudah terlelap dengan mengemut jempolnya "sini"jawab Atth menepuk pinggir ranjang, tempat ia duduk saat ini, lalu dengan pelan meletakkan sang anak yang tengah terlelap ditengah-tengah kasur, lalu meletakkan guling disisi kiri dan kanan sang anak sebagai penyangga. "banyak cerita yang ingin kakak dengar"ucapnya kembali menghadap sang istri yang tampak mematung ditempatnya, wanita itu entah kenapa ucapan yang dilantunkan suaminya, membuat airmatanya jatuh dengan kasar, wanita itu tak lain adalah Zhi. Mengusap airmatanya pelan, Zhi berjalan cepat kearah Atth, sampainya dihadapan Attah iapun berhamburan dalam pelukan laki-laki yang sudah hampir dua tahun hidup bersamanya itu, ia menangis sejadi-jadinya, entah apa penyababnya hanya ia yang tau, Atth!!! Yang laki-laki itu lakukan hanya mengelus pelan punggung wanita yang ada didalam dekapannya tersebut, kuat itu hanya topeng, rapuh itu adalah hal sesungguhnya yang selama ini istrinya sembunyikan dengan topeng kuatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD