Part 29

1340 Words
-------****------ Waktu Mamamu sibuk mencaritahu tentang Zhi, Allah menunjukkan jalannya melalui Papa. Ada undangan menghadiri bedah buku, diantaranya juga turut serta novel yang ditulis anak asli daerah dan menjadi bestseller diberbagai gramedia diseluruh negeri. Profil pertama yang muncul untuk kategori penulis berbakat asal daerah adalah profil Ayunda, awalnya Papa tidak mengenal siapa Ayunda, tapi saat Potonya ditampilkan, beserta Nama panjangnya, barulah Papa ngeh, jika Ayunda adalah perempuan yang beberapa hari sebelumnya Mamamu tunjukkan kePapa. Sayangnya diacara tersebut Ayunda tidak hadir, dan pembawa acara juga menyebutkan, bahwa tepatnya dua tahun sebelumnya, penulis muda tersebut sudah mengundurkan diri dari dunia penulisan, meski begitu, sampai saat ini karyanya masih menghiyasi beberapa tokoh buku, dan karya terakhirnya adalah novel dengan judul My sun, termasuk salah satu novel dengan pembaca terbanyak diantara karya tulisnya yang lain. Sampai saat ini masih belum ada yang tau apa alasan mengapa ia mengundurkan diri dari dunia yang membesarkan namanya tersebut. Papa bukan pencinta novel, bukan gaya Papa menjadikan novel bacaan, tapi melihat ada anak asal daerah yang karyanya sudah dikenal, mustahil Papa melewatkan begitu saja apa garis besarnya. Kebetulan pak Arya, dosen sastra teman Papa ada ditempat yang sama pada hari itu, katanya ia sudah membaca berulang kali novel yang ditulis Ayunda, makanya ia sangat antusias saat Papa minta ceritakan garis besar dari buku My Sun. Garis besarnya cinta yang terhalang keyakinan, dimana dua Insan tetap berjalan berdampingan meski mereka tau mereka takkan pernah berjalan sama. Dimana dua insan memutuskan memelihara cintanya walau mereka tau mereka tidak akan pernah bisa bersama selamanya. Dimana dua insan ingin bersama namun tidak memaksakan kehendak akan keinginanannya. Hanya itu yang Papa ingat tentang Bukunya. Mengenai kenapa kami tidak memberitahu, ini atas permintaan Zhi didukung keluarganya. Papa dan Mamamu tidak tau apa alasan mengapa Zhi tidak mau kamu tau siapa dia dan apa bakat luar biasanya. Katanya biarkan semuanya mengalir secara alami. Papa ngak ngerti apa yang dimaksudnya saat itu, tapi melihat cara hidupnya, Papa mengerti, bisa jadi Alami yang ia maksud adalah kisah kalian, jika kamu tau dia seorang yang memiliki bakat luar biasa, bisa jadi kamu juga akan segan padanya, tidak seperti saat kamu yang tidak tau siapa dia. Jika kamu tau siapa dia, pasti batasan yang ada semakin tinggi untuk kalian lewati. Papa dan Mama juga sempat bertanya pada orang tua Zhi kenapa dia memutuskan meninggalkan dunia penulisan, tapi keduanya manjawab itu semua sudah keputusannya Zhi. Alasan jelasnya mereka juga tidak tau, karna Zhi termasuk anak yang tertutup dalam keluarga, dan dari yang Papa amati, Zhi juga tak begitu dekat dengan kedua orang tua dan saudaranya. Atth menggeleng kepalanya mengingat cerita kedua orang taunya, bahkan Papanya tau lebih banyak tentang istrinya, dan memilih diam, membiarkan anaknya didalam ketidaktahuan akan istrinya, tapi mau marah Atthpun tak bisa, benar adanya yang dikatakan sang Papa, jika dari awal ia tau siapa Zhi dalam arti sebenarnya, bisa jadi ia akan menolak pernikahan yang diminta orang tuanya saat itu. Jujur saja, Atth menerima Zhi dalam hidupnya karna kesederhanaan wanita itu, walau ia sendiri juga tau, wanita yang dipilih Mamanya juga akan menjadi buah bibir. Wanita yang tampak tak tau apa-apa sehingga tak sulit untuknya mengendalikannya, dalam arti segala hal dalam pikiran orang, tapi bagi Atth ia pandai melakukan segala urusan rumah tangga sudah cukup untuknya. Ia pernah bersama orang yang cukup diperhitungkan seperti Bunda sikecil, walau sama-sama saling mencintai, sulit baginya mengendalikan istrinya itu. Jika orang seperti Zhi, pasti akan berfikir sebelum melakukan sesuatu, ditambah lagi ia tak berpenghasilan. Itu pikir Atth dulu sebelum menikahi Zhi, karna saat menikah dengan Bunda sikecil, kalaupun ia hendak menasehati sang istri, ia selalub berpikir jika belanja yang berlebihan istrinya uang hasil kerjanya sendiri. Pikiran manusia akan manusia lainnya memang sering meleset. Karna tak pernah ada manusia yang tau tentang segala hal tentang manusia lainnya. Kalaupun ada pasti hanya mereka yang sok tau. Halnya Atth, diawal pernikahannya bisa jadi ia memikirkan Zhi seorang yang tak berpenghasilan, namun untuk saat ini, ia sendiri tak bisa membayangkan berapa dijit angka dinomor rekening istrinya. Bahkan wanita pernah menanyakan berapa uang yang Atth habiskan untuk membangun rumah sebesar rumahnya, kecil untuk ukuran rumah orang yang tinggal di kampung, besar untuk ukuran orang yang tinggal dipusat kota. Karna sejengkal tanah dikota membuat dompet mengempes seketika. "Sesempurna apa kakakmu" Potongan ucapan Zhi saat bertengkar dengan Viona berputar dikepala Atth, beruntung saat itu ia menghentikan pertengkaran keduanya, jika tidak, mungkin saja saat ini Atth akan malu bertemu dengan Zhi, jika saat itu Atth ikut nimbrung, terbawa emosi dan menyanjung alm. Istrinya dihadapan Zhi, entah apa yang saat ini Atth katakan, jika bisa jadi ia dan alm. Istrinya jauh dibawah Zhi jika berbicara soal kemampuan, karna bakat yang ada didiri Zhi bukan hasil belajar, melainkan kemampuan alami yang berhasil wanita itu taklukkan. ----------****--------- "Sudah malam Kak, kenapa masih disini"Zhi berucap mengalihkan perhatian Atth, laki-laki itu membuka kacamatanya sembari meletakkan buku yang sedari tadi ia baca kemeja kerjanya. "Sini"Atth menggamit tanggannya pada wanita yang berdiri didepan pintu ruang kerjanya. Zhi dengan langkah tertatihnya mendekat kearah suaminya. "Duduk"ucap Atth berucap lembut menumpukan kedua sikunya kesisi meja, sedangkan Zhi duduk tepat dihadapannya. Persis seperti orang yang hendak diwawancarai. Atth yang kini memperhatikan istrinya, mengikuti arah pandang istrinya. "Ngak papakan seorang suami baca karya istrinya"ucapan Atth tak serta merta mengalihkan pandangan istrinya, wanita itu masih tetap terpaku pada beberapa buku dihadapannya. Buku karya tulisnya sendiri. "Zhii"Atth memegang pelan lengan istrinya, membuat wanita itu mengalihkan pandangannya "Kamu baik-baik saja"Atth kembali bertanya karna selang beberapa menit, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. "Aku tidak baik jika berhadapan dengan buku-buku ini. Aku yakin Kakak sudah mengerti"Zhi mengatakan apa yang ia rasakan. Aku baik. Zhi tak semunafik itu mengatakan ia baik. Padahal setiap orang bisa menebak apa yang ia rasakan. "Apa sangat menyakitkan" Atth berdiri mengelilingi meja kerjanya, lalu mendaratkan pantatnya dipinggir meja yang posisinya berdampingan langsung dengan posisi duduk sang istri , ia mengambil tangan wanitanya dan menggenggamnya kuat. "Hanya saja mungkin hati wanita terlalu rapuh"ucap Zhi tersenyum yang Atth tau bukanlah senyum kebahagiaan "Padahal kita berada diposisi yang sama. Bahkan kakak sendiri harus berpisah dengan orang yang pernah hidup bersama kakak, sudah ada sikecil diantara kalian. Sementara aku"Atth menghapus pelan airmata yang jatuh dari mata istrinya, sementara satu tangannya masih menggenggam kuat salah satu tangan istrinya. "Kisah kita berbeda, wajar jika kamu lebih merasakan sakit yang jauh lebih sakit dari kakak"setelah membaca buku My Sun untuk kedua kalinya, Atth baru memahami inti tulisan istrinya tersebut. Jika dulu ia berpikir isi buku tersebut akan menjadi hantu dalam kehidupannya, tidak dengan saat ini. Jika dulu ia berpikir buruk akan isi buku yang ia baca, bisa jadi ia membacanya tidak menghayati inti ceritanya dan dipengaruhi perasaan. Tapi tidak setelah ia membaca buku yang sama untuk kedua kalinya, dengan perasaan yang tenang, pikirannya mulai terbuka akan apa isi buku yang ia baca. Satu yang membuat Atth salut, layaknya yang dijelaskan papanya yang menyebutkan garis besar cerita MySun Dimana dua insan ingin bersama namun tidak memaksakan kehendak akan keinginanan mereka. Atth salut kedua tokoh walau berbeda keyakinan, namun tidak ada diantara keduanya yang ingin mempengaruhi salah satunya untuk berpindah keyakinan agar keduanya bisa bersama. Yang Atth ingin pertanyakan, apa arti cinta diantara keduanya. Jika cinta pada akhirnya ingin bersatu dalam arti hidup bersama, kenapa keduanya tampak tak saling berjuang untuk ketahap itu, melainkan membiarkan semuanya berjalan sesuai alurnya. Pusing Atth juga pusing. Jika Atth diposisi keduanya, ia lebih baik memilih mundur teratur, agar kisah tanpa ending itu lepas dari hidupnya. Bagi Atth menjalani hubungan tanpa tau ujungnya, sama saja buang-buang waktu. "Dia ingin menjadi imam yang baik untukku" Deg "Bahkan dia sudah mendalamin semuanya"Atth membeku ditempatnya, karna tak ada halaman yang mengisahkan dimana laki-laki dalam cerita My Sun itu mendalami agama wanita yang dicintainya "Tapi, belum sempat Zhi melanjutkan omongannya, suara tangisan sang anak yang sayup terdengar mengalihkan perhatiannya. "Astagfirullah. Sikecil"ucap Zhi dan langsung saja berdiri meninggalkan Atth dalam keterpakuannya, ia melihat dengan langkah terseretnya, wanita itu tampak berjalan cepat menuju kamarnya, jika ia belum bisa mendapatkan posisi masalalu wanita itu, namun setidaknya anaknya bisa dengan mudah mengambil posisi tersebut. Dan selama anaknya disisinya, wanita itu juga akan tetap disisinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD