Part 8

1265 Words
------***------ "Ini semua gara-gara Ayah. Nanti bakalan Ibu omelin kalau udah pulang"omel Zhi terdengar serak, ia tampak gelisah, tampak jelas diraut wajahnya yang biasanya tampak tenang Sudah hampir satu jam ia mengendong bayi kecilnya, mempertahankan diposisi yang sama, karna ia yakin itulah posisi ternyaman bayi kesayangannya saat ini Perginya sang suami beberapa jam yang lalu meninggalkan virus pada anaknya, flu!!! Anak kecil itu sudah terserang flu yang sama seperti Ayahnya. Karna itulah hanya rengekan yang sedari tadi terdengar dibibir mungilnya Zhi gelisah, menjelan isya Atth suaminya masih belum menampakan batang hidungnya, ia sudah menelpon namun tak ada jawaban dari laki-laki itu Atth!!!! Bukan Zhi tak tau apa alasan sang suami tak mengangkat telpon darinya, karna laki-laki itu sudah mengatakan apa saja kegiatannya hari ini, namun Zhi terus mencoba karna ketakutan akan kondisi sikecil. Ia meletakkan ponselnya dan berjalan kesana-kamari karna rengekan sikecilnya semakin menjadi, sesekali ia terdengar hendak bersin, namun tak kunjung bersin. Zhi tau betul apa yang tengah dirasa putra kecilnya itu. Pusing, memikirkan itu Zhi ikut pusing sediri Tak berapa lama setelah meletakkan ponselnya, Zhi mendengar nada dering tanda panggilan masuk, dengan tergesa iapun mengakatnya "Kakak cepat pulang"ucap Zhi tanpa menjawab salam suaminya "Jawab salam dulu Zhi. Iya kakak udah dalam mobil sekarang"terdengar jawaban lemah dari suara Atth disana "Waalaikum salam, pokoknya pulang sekarang. Zhi tunggu"ucap Zhi langsung mematikan telponnya, ia tak memberi tahu kondisi anaknya karnamn takut suaminya itu khawatir dan tidak fokus dalam menyetir, ia tau betul bagaimana cinta Atth pada bayi mungil digendongannya saat ini. Kadang Zhi berangan, bila kata kisah mereka sesuai angan Zhi, akankah suaminya mencintai anak yang keluar dari rahimnya sama besarnya seperti cinta Atth pada sikecil dalam gendongannya. Namun sebelum angannya terlalu jauh ia dengan cepat mencegah pemikiran yang sesekali menghinggapi pikirannya. Atth!!! Ia mengkerutkan keningnya setelah sambungan telponnya di putus sepihak oleh sang istri, tadi keluar dari rapat fakultas iapun langsung merogoh ponsel dalam saku celananya, hampir 20 panggilan tak terjawab dari nomor yang sama yakni sang istri, namun yang ia heran kenapa istrinya menelpon sebanyak itu, pasti ada sesuatu yang terjadi pikir Atth. Atth langsung melaju mobilnya meninggalkan parkiran kampus, ia yakin sesuatu terjadi, makanya istrinya itu sampai melupakan menjawab salam darinya, tadinya ia ingin mampir keapotek, namun urung ia lakukan. Zhi, istrinya itu memiliki tingkat paranoit tinggi, kalau sampai ia melupakan sesuatu pasti tengah terjadi sesuatu, hampir setahun hidup bersama, Atth sudah paham betul akan hal itu, jika sudah begitu hanya ada dua kemungkinan, jika tidak wanita itu yang dalam keadaan tidak baik, berarti putranya. Sampai dirumah Atth langsung masuk tergesa, dan benar saja, sampai dikamarnya ia melihat istrinya tengah mondar-mandir dengan Sikecil mereka digendongannya "Kenapa"tanya Atth langsung menghampiri anak istrinya "Kak"Zhi menyambut tangan suaminya seperti biasanya, menyalam sang suami saat pergi dan pulang bekerja "Sikecil kenal flu. Kita ke bi" ucapan Zhi tergantung melihat wajah sang suami, tangannya langsung menempel dikening laki-laki yang berdiri ditempatnya dengan tatapan sayu Zhi kembali berucap setelah mengetahui kondisis sang suami"Ya Allah, kakak sakit"ia berkata dengan nada cemasnya "Sayang, diayunan dulu ya"guman Zhi pelan meletakkan sang anak kedalam ayunan yang berada tak jauh dari box sikecilnya. Sikecil Azril tampak menggeliat merasakan perubahan posisinya, namun Zhi dengan cepat mengelus pelan pipi gembul buahhatinya tersebut sehingga ia pun kembali terlelap meski dengan nafas tak beraturan. Setelah sang anak dirasa bisa ditinggal, Zhipun beranjak kedekat suaminya yang kini sudah diatas ranjangnya, menyandarkan kepalanya dikepala ranjang, matanya tetap fokus pada kegiataan istrinya. Ia memang tak berniat mengambil sang anak, mendengar sikecilnya itu tengah flu "Udah lama kena flunya"guman Atth pelan melihat. Zhi mengangguk sebagai jawaban, beruntung sikecilnya tidak serewel beberapa jam lalu, jadi ia bisa mengurus suaminya. "Buka dulu dasinya"ucap Zhi dan membuka dasi sang suami. Setelahnya ia pun duduk dipangkal kaki suaminya, lalu membuka kaos yang masih melekat dikaki suaminya tersebut. "Baring dulu Kak"perintah Zhi membenarkan bantal dan membantu sang suami berbaring "Zhi kebelakang dulu"ucapnya lagi sembari merapikan selimut yang kini membalut tubuh sang suami, Atth!!! Ia memperhatikan semua dengan tatapan sendunya. Sepeninggal wanita yang berstatus istrinya itu, ia memperhatikan ayunan yang tak juah darinya, kali ini dengan senyuman lembut "Kamu anak yang beruntung Nak, sepertinya setelah sembuh kita harus kerumah Oma, berterima kasih karna telah mencari sosok seorang Ibu yang amat sangat tepat dalam hidup kita"batin Atth lembut "Maafkan Ayah karna sudah menyebar virus kekamu"sambungnya dibarengi dengan mata tertutupnya, kepalanya kembali berdeyut makanya ia lebih memilih memejamkan matanya Zhi masuk kekamarnya dengan nampan ditangannya, ia meletakkan nampan tersebut dimeja kecil yang ada disana dan duduk disisi ranjang tepat disamping sang suami yang tengah memejamkan matanya "Kakak tidur"tanya Zhi pelan "Tidak Zhi, cuma kepala kakak pusing banget sekarang"jawab Atth masih menutup matanya "Kakak duduk dulu. Zhi bantu"ucap Zhi membantu suaminya duduk. Atth duduk langsung mengkerutkan keningnya, karna kepala terasa berdenyut saat membuka mata "Minum kak"ucap Zhi menyendokkan teh madu dicangkir yang ada ditangannya, layaknya tengah menyuapi sikecilnya, sebelum sendok itu ia ulurkan kemulut suami, sebelumnya ia meniup pelan teh yang ada disendok tersebut "Bismillahirrohmanirrohim"ucap Zhi mengintruksi Atth membuka mulutnya, Atth hanya mengikuti saja, yang ia tau teh madu memang bisa merilekskan saraf yang terasa kaku, ia berharap bisa meredakan sedikit rasa dikepalanya saat ini, kasian wanita yang ada dihadapnya saat ini jika sakitnya berlanjut pikirnya. Lima belas kemudian, tampak separuh teh madu itu berkurang dari gelas ditangan Zhi, dan kini iapun tampak melepas baju kerja suaminya dari tubuh laki-laki itu, setelahnya ia kembali menyuruh suaminya berbaring dan menyelimuti tubuh Atth seperti semula. "Kunci motor dimana kak"tanya Zhi pelan "Kamu mau kemana"bukan menjawab Atth malah balik bertanya, tadinya ia sudah kembali menutup matanya tapi kembali membukanya mendengar pertayaan istrinya terabut "Keluar, keapotek sekalian kerumah bidan Anna untuk mengambil obat sikecil, tadi aku udah BBM bidan Anna, katanya jemput kerumahnya saja"kali ini Zhi berjalan mendekatj ayunan anaknya. Dirasa sang anak bisa ditinggal, ia pun kembali menghampiri suaminya "Kuncinya dimana kak. Ngak ada ditempat biasa kakak letakkan"ucap Zhi kembali bertanya "Ngak usah keapotek Zhi, obat sikecil biar Nando aja yang suruh antar"larang Atth membuat Zhi mendengus "Ngak enak sama bidan Anna kak. Masak udah dikasih obat gratis disuruh antar kesini pula" "Yang benar aja"Zhi masih berdiri disamping suaminya tersebut Dikasih obat gratis, yaa memang bidan Anna tak pernah mengambil uang jika sikecil priksa kesehatan atau yang lainnya, bukan menganggap Atth dan Zhi orang tak mampu, karna gaji Atth sebagai dosen boleh dikatakan dua kali lipat dari gaji Anna yang hanya seorang bidan. Ia tak mau mengambil apapun dari Zhi, karna Zhi sudah berjasa dalam hidupnya "Kakak ngak mau kamu keluar sendirian, apalagi ini udah hampir jam sembilan malam"ucap Atth tak suka "Kasian sikecil kak. Ayolah, kali ini aja"Zhi kekeh akan keinginannya "Bukannya dua hari lagi kakak juga mau mendampingi mahasiswa untuk mengikuti olimpiade robotik. Zhi ngak mau kakak pergi dalam keadaan ngak sehat, ataupun ninggalin sikecil dalam keadaan sakit"sambung Zhi. "Dimeja dekat ruang tamu"jawab Atth pelan tak mau berdebat, yang diomongakan istrinya benar adanya, ia memang harus sembuh, begitupun sikecilnya, agar ia bisa pergi dengan tenang meninggakal sang anak dalam keadaan sehat, tidak sakit seperti sekarang. Atth tercatat sebagai dosen difakultas Teknik diuniversitas negeri ternama yang ada dikotanya, ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Organisasi kemahasiswaan Robotika. Kegiatan OK bertujuan untuk membentuk mahasiswa yang aktif di bidang robotika, baik dalam kegiatan riset maupun dalam kegiatan perlombaan. Banyak kegiatan yang telah di lakukan oleh OK yaitu seperti mengadakan lomba robot dan roket dan workshop mikrokontroler dan robotika dan sebagai pendiri sekaligus dosen, Atth memiliki tanggung jawab penuh diorganisasi tersebut. "Zhi pergi dulu" entah sejak kapan Zhi kembali kekamar suaminya tersebut Atth kembali membuka matanya, ia melihat Zhi sudah rapi dengan hijab panjangnya dan juga jaket kulit miliknya, Atth menganggukkan kepalanya seraya berkata hati-hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD