-----***-----
4 bulan kemudian
Atthar Pov
10 bulan sudah berlalu, kini aku sudah merasa terbiasa dengan sikap aneh Zhi, kadang ia ngerocoz layaknya ibu-ibu, walau benar adanya, dia memang sudah menjadi ibu dari jagoan kecilku. Kadang ia terdiam layaknya orang bisu, dan saat itu tiba, akulah yang lebih cerewet dari ibu-ibu, bertanya ini itu, dan yang menyebalkan, apa yang aku tanya hanya dijawab dengan anggukan dan gelengan olehnya.
Ngomong-ngomong jagoan, ia tumbuh dengan sehat dan sekarang sudah mulai berjalan beberapa langkah, kalau bicara masih sulit dimengerti, hanya ibunya yang paham betul apa yang dia ucapkan, dan mungkin karna itu pula, makin hari anak kecil itu lengket dengan ibunya, kadang aku merasa, akulah yang orang tua tirinya
Masuk bulan ketujuh, sikecil itupun mulai mencari-cari ibunya saat terlelap, alhasil kini iapun tidur dengan ibunya.
Tak mau ia lebih menjauh dariku, akupun memutuskan untuk membujuk ibunya untuk tidur bersama, bukan membujuk tepatnya, karna apapun yang aku katakan, wanita itu selalu menganggukkan kepalanya pertanda setuju, ia pun menyetujui permintaanku untuk tidur dikaamar dan ranjanh yang sama denganku.
Bukan karna masalah A dan B mengapa aku menginginkan sikecil tetap tidur bersamaku, karna hanya diwaktu malamlah aku punya untuknya, pagi sampai sore aku menghabiskan waktuku dikampus, apalagi jika ada kegiatan luar kampus, maka aku takkan bertemu dengan sikecil sampai beberapa hari.
Seolah mengerti keadaanku, Zhi langsung menyetujui Permintaanku, tapi hanya saat tidur, selain dari itu ia masih enggan meninggalkan kamarnya.
Mengenai hubungan kami, kami masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya, kadang tampak seperti suami istri pada umumnya, bercanda dan bertengkar kecil, kadang seperti orang tak saling kenal tapi terjebak dibawah atap yang sama. Mengenai urusan ranjang, jangan ditanya!! Entah sampai kapan wanita yang berstatus istriku itu menyandang kata istri Perawan
Selama tujuh bulan hidup bersama wanita itu aku tak pernah memiliki gejolak apapun, bukan tidak pernah sama sekali sih, auhh akh!!! Karna kadang terlintas dibenakku untuk memintanya memenuhi kebutuhan biologisku dalam tanda kutip, namun entah mengapa otakku selalu dapat mengendalikan keinginanku yang itu.
Otakku selalu mengingatkanku untuk tidak melangkah lebih jauh sebelum aku benar-benar yakin, yakin tindakanku tidak akan aku sesali dikemudian hari.
Mengenai Zhi, wanita itu pasti mau jika aku mengutarakan keinginanku, walau kadang lugunya nauzubillah, tapi jika aku memintanya dengan sungguh-sungguh, akan aku pastikan ia melakukan kewajibannya tersebut, karna selama ini aku hanya menggodanya, makanya ia bertingkah seperti anak kecil.
Selama tujuh bulan memang semuanya berjalan lancar, tak ada gejolak yang begitu berarti saat berhadapan dengan Zhi, aku masih bisa santai dalam menggodanya, namun hampir tiga bulan ini, godaan hanya akan menjadi bumerang untukku, bagaimana tidak, setiap kali mengodanya, sesuatu yang sudah lama terkurung disana ingin dilepaskan, itu semua karna ulah jagoan kecilku.
Ya!!! Jagoan kecil itu, entah dari Mana asal muasal ceritanya, memasuki malam kedua tidur dengan ibunya, tangan kecilnya mulai merayap-rayap didada sang ibu, layaknya Zhi benar wanita yang melahirkannya, anak itu seperti ada yang menuntun tangan mungilnya untuk melakukan hal seperti anak kecil lain pada umumnya, tangan kecilnya tampak menjadikan buah d**a ibunya sebagai mainan penghantar tidurnya.
Zhi!!! Aku melihatnya sedikit geli saat sikecil memainkan mimiknya, itu saat pertama kalinya, tapi sekarang ia sudah terbiasa akan hal itu, bisa jadi karna hal baru ,makanya ia seperti itu, apalagi status istri Perawan haha, tapi yang aku salut, ia tak mencegah sikecil memainkan mimiknya.
Cerita memainkan mimik sang ibu awalnya tampak biasa, karna sikecil hanya memainkannya, namun perlahan ceritanya mulai horror, karna sikecil semakin bertingkah, ia menangis kala sulit memainkan mimiknya, alhasil Zhi sering membuka kancing bajunya, dan membiarkan sikecil memainkan mimiknya dengan leluasa. Sikecil akan terus memainkan mimiknya sampai ia terlelap dengan pulasnya, karna jika belum dalam keadaan pulas, ia akan terjaga jika tangannya diambil dari d**a ibunya, paling kalau sedang apes, ia akan meraung sebagai tanda protes
Hal yang menjadi horror bagiku, karna sering kali Zhi ikut terlelap dengan posisi dua kancing piyamanya terbuka, menampilkan dua gunung kembar tampa penghalang yang amat sangat mengoda iman laki-laki, aku pasti orangnya, melihat aah putih mulus, sedikit besar, merah muda merekah aaah Allah, hanya ia yang tau apa yang aku rasakan Haha
Aku normal, dan sudah pernah beristri, pasti aku paham betul bagaimana birahiku, walau begitu aku tau pada siapa aku melampiaskannya, tak mendapatkan pelampiasan diistri bukan berarti aku akan mencari pelampiasan diluar, aku masih waras untuk melakukan hal menjijikan itu, istri dirumah diangguri, wanita diluar ditiduri, kan GILA, aku masih WARAS untuk hal itu.
"Kak hadap sana dulu ya. Sikecil mau mimik dulu"aku menganggukan kepalaku dan membalik badanku, Ya!!! Kami baru mau melaksanakan ritual sebelum tidur, kenapa ritual, karna aku akan membalik badanku, memunggungi punggung sikecil yang menghadap ibunya untuk memainkan mimiknya.
Dan semenjak pertama Zhi membuka dua kancing piyamanya itu, ia selalu menyuruhku membalik badan, aku tak tersinggung akan hal itu, karna aku tau, ia melakukan hal itu untuk kebaikan bersama.
Aku tak canggung, dan dia tak risih
Kami suami istri yang ajaib
ITU BENAR ADANYA
Istri layaknya sawah dan suami adalah petaninya. Seorang petani berhak mencangkul dan menanami sawahnya sesuka hati, mencangkulnya dari sudut kanan kekiri lalu ketengah atau sebaliknya, atau menanam ditempat yang ia kehendaki, begitulah suami, dan hal itulah yang seharusnya aku lakukan, aku juga suami, suami Zhi tapi ahh pusing, karna dikisah kami, sepertinya aku bukan petani yang profesional, karna aku hanya melihat sawah yang amat indah, tapi berani membajaknya apa lagi menanaminya
Ngomong-ngomong sawah dan petani, bajak dan nanam, rasanya sudah lumayan lama aku membalik badanku.
"Zhi sikecil sudah Tidur"tanyaku pelan, namun nihil, yang terdengar hanya suara kodok yang sepertinya tengah kegirangan diluar sana karna hujan baru saja reda
Aku membalik badanku dan mendapati lagi pemandangan yang akan membuatku mandi tengah malam, Ya Tuhan aku akan mandi dicuaca dingin seperti ini, ahhh yang benar saja, kenapa sekarang jadi begini, hanya melihat gunung kembar mulus tampa kayu itu aku sudah menegang.
Dengan berdecak, akupun mengumpat keteledoran istriku ini, dia ini terlalu polos apa pura-pura polos, siapa yang bisa menjamin ia akan selamat dari terkaman kalau terus-terusan begini.
Ohhh istriku aku normal, normal shhht batinku mengumpat
Aku duduk perlahan dan mengulurkan tangan pada tubuh kecil disampingku membenarkan posisi baringnya, setelahnya barulah aku membenarkan sesuatu yang menyeramkan yang saat ini tampak begitu indah untuk dinikmati, mungkin hanya aku satu-satunya laki-laki yang menyembunyikan keindahan yang disuguhkan memang untukku, dengan pelan pula aku mengancing kembali kancing piyama tidur wanitaku, menyembunyikan sesuatu yang indah itu, namun aku berjanji, suatu hari nanti aku akan menikmatinya haha
------***------
Haa
Haaacimm
"Flu"itulah yang keluar dari mulut wanita yang kini tampak khusuk menaburkan bedak dibadan putra kecilnya
"Ya"jawab Atth singkat dan berjalan kesamping Zhi yang kini tampak mengenakkan pampers jagoannya, ia mengambil baju kerja yang sudah disiapkan oleh istrinya tersebut
"Siapa suruh mandi malam"guman Zhi pelan, ia kesal melihat suaminya tersebut, semalam ia terbangun, dan saat Membuka matanya, ia mendapati laki-lakinya itu baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya
"Kenapa mandi jam segitu"karna sang suami hanya diam mendengar ocehannya, ia hanya merasakan acakan dirambutnya sebagai respon dari laki-lakinya itu
"Ngak papa"jawab Atth singkat kali ini memakai kemeja birunya
"Mandi kembang ya, mau gaet Maba. Pasti cantik-cantik tu"ketus Zhi, Atth hanya terkekeh geli
"Astagfirullah nak, mulut ibu kenapa yah"ucap Atth mencium lembut pipi gembul putranya, sementara anaknya hanya terkikik sebagai respon
"Ooh, ibu cemburu"sambung Atth seolah kekehan sikecil mengatakan ibunya tengah cemburu
"Siapa yang cemburu"sela Zhi mengambil termos kecil disampingnya dan berlalu, Atth hanya terkekeh melihat punggung istrinya terasebut
"Padahal kalau Ibu tau alasan Ayah tengah malam, pasti dia tidak akan ngoceh, usah ngoceh, ia akan jadi patung dalam kurun waktu tertentu"ucap Atth mengambil sang anak kedalam gendongannya
"Uuhh anak siapa ini. Kamu tampan sekali nak"
"Bunda disurga pasti sangat bahagia melihat kamu tumbuh dengan sehat dan tampan seperti saat ini"ucap Atth tersenyum lembut
Bu buuu bu buuu , itulah respon dari sikecil dalam gendongan Atth akan apa yang ia bicarakan
"Ya!!! Ibu juga pasti bahagia, makanya jangan nakal kalau Ayah tak ada, jangan buat Ibu capek, karna kalau Ibu cepek dan sakit, kita barabe"kekeh Atth menanggapi omongannya sendiri, Zhi, ditempatnya, ia hanya menggeleng akan ucapan suaminya itu.
"Minum dulu teh hangatnya, biar ngak bersin lagi"
"Dan itu kenapa anak pake digendong. Entar ketularan flunya. Nah itu baru bisa dikatakan barabe"ucap Zhi sembari mendekat kearah anak dan suaminya
Haa
Atth menjauhkan anaknya dan menuntaskan bersinnya, sikecil yang masih digendongannya malah semakin terkekeh mendengar bersin sang Ayah
Zhi mendekat dan mengambil sang anak dari tangan suaminya
"Makanya, udah tau hujan, malah mandi tengah malam kayak kurang kerjaan aja"ucap Zhi dan duduk diranjang mereka sembari memberikan s**u anak untuk anaknya
"Semalam tegang Zhi, makanya mandi"jawab Atth kini menyisir rambutnya
"Kenapa harus tegang, bukannya sudah biasa menghadapi mahasiswa baru. Bahkan menghadapi Profesor penguji aja kakak bilang ngak tegang"
"Kenapa hanya menghadapi Maba kakak ngomong tegang-tegangan"
Atth ditempatnya mengkerutkan keningnya sebelum akhirnya terbahak akan ucapan istrinya.
Dulu Atth memang pernah bercerita, mahasisawi bimbingannya jatuh sakit memikirkan siapa yang akan mengujinya saat sidang skripsi, dan Atth mengatakan ia bahkan tak merasakan apapun sebelum masuk keruang sidang tesisnya. Pikir istrinya luar biasa, NGACO pikirnya, kenapa ia sampai mikir kesana
Atth ingin mengatakan penyebab tegang yang ia maksud, tapi ia tak mau nantinya akan mempersulit anaknya untuk memainkan mimiknya, semua pasti mengerti apa arti mempersulit itu, Zhi pasti akan merasa risih dan anaknya akan sulit untuk memainkan mimiknya secara leluasa, kasian anaknya fikir Atth Ia sudah tidak menyusu ditempat seharusnya, masak ia tak boleh hanya memainkannya saja, Atth tak sejahat itu pada buah hatinya, Atth bersukur Zhi yang bisa membuat anaknya merasakan hal itu walau hanya memegang dan memainkannya saja.