Part 6

1236 Words
------****------ Setelah menyelesaikan pekerjaan didapur, Zhi kembali menyusul sang suami dengan membawa secangkir teh ditangannya, walau pintu kamar terbuka, namun perempuan itu tetap berdiri ditempatnya, menatap sendu kearah kamar sang suami, entah apa yang membuatnya memunculkan tatapan itu, hanya ia yang tau. "Kak, boleh masuk"gumamnya pelan, Att yang mendengar panggilan itu terpaku sejenak dari kegiataannya, dengan tampak gugup, ia meletakkan bingkai poto yang sedari tadi seolah menghipnotisnya, hingga ia tak menyadari keberadaan istrinya, poto tersebut tak lain adalah kenangannya bersama sang istri, lebih tepatnya alm. Istrinya, poto itu diambil saat usia kandungan sikecil mereka memasuki bulan ketujuh, mereka tampak bahagia, ya !!! Mereka memang sangat bahagia layaknya potret yang ada didalam sana, namun jalan Tuhan siapa yang tau, kebahagiaan itu hanya menghampiri mereka sebentar sebelum akhirnya memutuskan meninggalkan keduanya "Ya Zhi masuk aja"jawab Att meletakkan kembali bingkai poto ditangannya ditempat semula "Ini tehnya"Zhi tersenyum sembari meletakkan cangkir teh ditangannya dimeja kecil yang memang ada disana, dan biasanya disana juga banyak terdapat dot dengan berbagai ukuran dan kotak s**u beserta air hangatnya "Terima kasih"Att mendekat arah istrinya dan mengambil tehnya, setelah itu ia duduk di sofa yang ada dikamarnya, sementara Zhi kini sudah disamping box yang berisi bayi berumur enam bulan tersebut, Att ditempatnya hanya memperhatikan aktivitas Istrinya tersebut, istri, namun seperti orang asing yang tinggal dalam satu atap, apalagi disituasi seperti sekarang ini, Att masih merasa wanitanya itu marah, lebih tepatnya sakit hati akan dirinya, makanya ia tak banyak bersuara. "Aku ambil perlengkapan sikecil kak" "Kakak sebaiknya selesaikan minumnya dan istirahat"Zhi berguman sembari melangkah keluar Att dia hanya menganggukkan kepalanya, dalam benaknya kini adalah bayangan wanita itu beberapa jam sebelumnya, ia bahkan tak bangkit dari tempatnya karna sakit, sekarang ia bolak-balik keluar kamarnya untuk memenuhi tugasnya sebagai istri dan ibu dari buah hatinya "Aku benar-benar harus minta maaf"guman Att, entah mengapa ucapannya beberapa menit lalu mengganggu pikirannya, walau tadi ia sudah meminta maaf Tak berapa lama kemudian, Zhi kembali masuk kekamar Att dengan membawa termos dan perlengkapan s**u sikecil yang lainnya. Setelah menyusun perlengkapan s**u sikecilnya dimeja biasa, Zhi kembali kesamping box kecil dan menunduk lama, yang Att tau wanita itu tengah mencium lama kening putranya tersebut. Att bangkit dari duduknya dan mendahului langkah istrinya, setelahnya terdengar bunyi pintu yang cukup keras, beruntung tak membangunkan malaikat lucu yang ada dibox yang tengah terlelap dengan mimpi indahnya itu "Kenapa kak"tanya Zhi gugup, Att mengeluarkan aura yang berbeda, bahkan baru sekali ini Att mengeluarkan hal itu, Zhi merasakan perubahan itu aura pada suaminya itu "Kenapa seperti ketakutan Zhi" "Aku ini suami kamu" "Kenapa kamu seperti orang yang hendak diperkosa"kekeh Att geli melihat ekspresi yang ditampilkan istrinya "Bu bukan"entah mengapa Zhi merasakan gugup, padahal ia tak pernah seperti itu sebelumnya, dan Att entah mengapa seperti sengaja mengerjainya, laki-laki itu terus mendekat kearahnya "Awwww Zhi"ringisan itu terdengar pelan namun sarat rasa tak percaya Zhi hanya memandang suaminya yang tengah meringis memegang kakinya akibat ulahnya, salah suaminya sendiri, makanya ia tak peduli akan ringisan suaminya tersebut "Kenapa diinjak kaki kakak Zhi" "Kamu aneh-aneh aja"keluh Att berjalan pincang kearah ranjangnya "Kakak kenapa aneh gitu" "Aku kan ngeri kak" "Salah sendiri bertingkah aneh-aneh" ucap Zhi menjongkok disamping ranjang, mengambil kaki suaminya dan mengurutnya pelan "Aku agak ngeri dengan tingkah laki-laki seperti itu, walau suami sendiri, kakak tau sendiri kita gimana" "Jadi jangan ngerjain aku" sambung Zhi mengambil air dalam termos kecil yang tadi ia bawa, ia membasahi handuk kecil putranya dan meletakkan handuk itu dikaki suaminya "Aku tidak akan minta maaf ya" "Malas"ucapnya memajukan bibirnya tampak kesal, sementara Att hanya terpaku dengan apa yang dilakukan istrinya, walau begitu ia tetap menggunakan dengan baik fungsi telinganya "Udah injak kaki suami" "Ngak mau minta maaf"ucap Att seolah tak percaya, lebih tepatnya dibuat-buat "Ngak mau" "Salah sendiri sok m***m"jawab Zhi berdiri, namun saat hendak melangkah, tangannya ditarik kuat Oleh Att. Zhi yang kehilangan keseimbangan langsung terjatuh dipangkuan suaminya, Att tidak merasakan sakit karna ulahnya, karna saat ini salah satu kaki istrinya menginjak kakinya yang tengah sakit, yang ia lakukan hanya menatap dalam wajah istrinya "Kak, kakak kok aneh" "Seram, Wallahi kalau bohong"guman Zhi membuat Att tersenyum, sangat manis fikir Zhi "Aneh kah??" "Dimana anehnya"tanya Att mengunci pergerakkan Zhi, karna sedari tadi wanitanya itu tampak tak nyaman dengan posisinya membuat Att tergelitik untuk mengerjai wanita yang sudah ia nikahi hampir setengah tahun lamanya itu Zhi tampak semakin gugup akan pertanyaan suaminya "An anu, itu" "Apanya yang anu-anu"tanya bertanya sembari menahan tawanya "Kak ngak lucu posisinya"melas Zhi semakin membuat Att gemas, ternyata dibalik sikap dewasa selama ini istrinya miliki, ia masih menyisakan sedikit tingkah lucu yang ternyata mampu membuat Att terpana "Terus posisi suami istri yang lucu menurut kamu gimana"tanya Att membuat tubuh yang tengah menindihnya itu menegang, ada rasa tak percaya dibenak Att, istrinya memang lugu atau bagaimana, seharusnya hal seperti itu tak perlu istrinya menampilkan ekspresi berlebihan, seperti yang ditampilkan istrinya saat ini fikir Att Zhi melihat ekspresi suaminya yang menahan tawa membuatnya meradang "Kakak ahh, kok bego sih" "Bukan itu maksud Zhi"ucapnya kesal "Emang kamu ngerti maksud kakak apa"walau Att tau istrinya tengah kesal, namun entah mengapa ia masih ingin mengerjai wanita nya itu, keisengannya berhenti kala rengekan kecil berasal dari box disampingnya. "Anak bangunkan jadinya"Zhi merutuk sembari mengangkat tubuh kecil putranya dari dalam box, sedangkan Att, ia hanya memperhatikan wajah kesal istrinya dengan senyum dibibirnya "Dia mau mimik, pantas saja dia bangun" "Pantas apanya, entar jam satu baru tidur lagi" "Kakak kan tau aku sedang tidak sehat" "Kan ada kakak" "Kakak harus istirahat"ucap Zhi berlalu dari kamar suaminya dengan sikecil digendongannya, Att hanya menggelengkan kepalanya mengingat apa yang ia lakukan, tapi entah mengapa ada bahagia yang ia tak tau dari mana asalnya. ------****------ Setelah kakinya dirasa membaik, Att tampak keluar dari kamarnya, rumah mereka bukanlah rumah besar yang memiliki ruang luas, besar rumahnya hanya 10 × 15 meter, walau begitu, Att sudah bersukur atas pencapaiannya, yang penting baginya, anak istrinya tidak menganggu kedua orang tuanya ataupun kedua mertuanya. Keluar dari kamarnya, ia langsung menemukan dua orang yang selalu mengisi hari-harinya saat ini, walau kadang bayangan istrinya juga sering muncul, namun kedua orang dihadapannyalah yang nanya dihidupnya saat ini. "Zhi"Att bergumam pelan sembari mengelus pelan lengan istrinya "Zhi"sambungnya untuk membangunkan sang istri, namun beberapa waktu setelahnya, Zhi masih setia dengan mata tertutupnya Att menatap wajah malaikatnya yang ternyata sudah kembali terlelap, seolah mengerti kondisi sang ibu, ia kembali terlelap, karna biasanya Jagoan kecilnya itu akan terjaga sampai tengah malam, namun malam ini berbeda, entah ia mengerti akan kondisi orang tuanya, atau bagaimana hanya ia yang tau. Karna Zhi tak kunjung membuka matanya, Att pun mengambil Putranya dari pangkuan istrinya, setelahnya ia tampak membawa sikecil kembali kekamarnya, beberapa saat kemudian, Att tampak kembali kesamping istrinya dan menjongkok, dengan gerakan hati-hati ia membawa sang istri kedalam gendongannya, langsung masuk kekamar istrinya tersebut. Sampai dikamar Zhi, Attpun menurunkan sang istrinya diranjangnya dengan hati-hati, setelahnya tampak ia menyelimuti tubuh sang istri sebelum ia kembali duduk dipinggir ranjang wanitanya itu, lama ia duduk memperhatikan raut wajah istrinya, kini ia tampak berdiri dan meninggalkan kamar itu, namun tibanya dipintu kamar Zhi, Att menghentikan langkahnya dan membalik badannya kembali melihat wajah damai istrinya. Entah apa yang terjadi, ia kembali melangkah kearah ranjang istrinya, sampainya disamping ranjang iapun membungkuk dan mencium lama kening istrinya "Maaf"guman Att pelan "Terima kasih"sambung kembali mencium kening istrinya, setelahnya barulah ia meninggalkan kamar tersebut dengan senyum lembut dibibirnya. Zhii, wanita itu tampak tersenyum dalam tidurnya, seolah tengah bermimpi indah, tanpa ia tau, hal yang ia mimpi, nyata adanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD