------------***-----------
Pukul 02.00 dini hari, yang Atth lakukan hanya menatap istrinya, banyak pertanyaan kini mengiang dikepalanya membuatnya tak bisa memejamkan mata, bagaimana Zhi, masalalunya dan hidupnya, hampir setahun baru saat ini ia penasaran dengan kehidupan istrinya itu.
Tak kunjung bisa memejamkan matanya, kini Atth kembali mengutak atik handphone ditangannya, berharap matanya lelah memandangi layar handphonenya tersebut, namun tiga puluh menit berlalu, ia tetap tak memejamkan matanya, membuka akun media sosial yang ia punya adalah hal terakhir yang ia lakukan, walau tak setiap hari membuka medsosnya, Atth terbilang update sebagai pengguna medsos, bedanya dengan pengguna medsos lainnya, ia tak pernah mengupload poto, jika memang dikiranya hal itu tak penting, ia akan meng'upload sesuatu yang baginya itu bermanfaat untuk mereka yang melihat upload'tannya.
Hampir setahun bersama Zhi, ia tak pernah tau apakah Zhi memiliki medsos atau tidak, entah mengapa ia tak pernah ingin tau, dan sepertinya saat inilah ia ingin tau.
-----***-----
Atthar Pov
Setahun bersama Zhi memang tak banyak yang aku tau tentangnya, yang aku tau ia memiliki 1 kakak dan 2 orang adik, dan yang aku lihat ia juga tak begitu dekat dengan keluarganya, pun Ayah dan Ibunya, ia hanya bicara sekedarnya yang aku tak mengerti apa penyebabnya, jika kumpul keluar ia juga lebih banyak mendengar ketimbang berbicara, dapatku simpulkan ia tipe pendengar, bukan pembicara, ia hanya akan bicara panjang lebar pada teman kecilnya, sikecil Azril walau aku tak mengerti apa mereka mengerti bahasa satu sama lainnya, wallahu
Jika membuat perbandingan, istriku yang sekarang dan yang sebelumnya memiliki dua keperibadian yang bertolak belakang, Bunda Azril sangat ramah, mudah bergaul dan juga membuat orang merasa nyaman disisinya, walau bukan berbanding dalam arti kata yang jelek, Ibu Azril lebih ke'pendiam, tidak banyak bicara, ia lebih suka sendiri, dan hanya mungkin hanya beberapa orang yang mendapat senyum lembutnya, yang aku lihat sampai saat ini hanya sikecil itu saja yang mendapat senyum lembutnya.
Ia memilih menghabiskan waktunya dirumah, bahkan berkumpul dengan tetanggapun jarang, boleh dikatakan tak pernah, bukan aku tak pernah mendengar selentingan yang mengatakannya sombong, tapi saat aku mengingatkannya, jawabnya cukup membuatku kehilangan kata untuk kembali melanjutkan menasehatinya
"Aku hidup dengan duniaku, mereka hidup dengan dunianya"
"Aku menjalani apa yang membuatku nyaman sekalipun dibilang aneh, sombong dan lainnya"
"Mereka harus tau, ketika segerombolan anak diberi kertas mewarnai, dan setelah selesai lihatlah hasilnya, takkan ada anak mewarnai kertas mewarnai dengan warna yang sama, meski gambar yang sama. Kalaupun ada, coba teliti dengan baik, walau sedikit pasti ada perbedaan, Disini kita bisa menyimpulkan, dari kecil seorang anak manusia sudah memilih warnanya sendiri, jika diartikan jalan hidup, mereka sudah punya pandangan tersendiri dalam mewarnai hidupnya, entah mereka memilih warna pelangi, atau hitam abu-abu, terserah pada mereka yang menjalani"
"Jadi jika aku diam dikata aneh dan sombong, apa paduliku, mereka tidak mengenalku bisa berkomentar, dan komentar mereka tentangku menunjukkan
Siapa mereka sebenarnya"
"Mereka yang suka berkomentar tanpa tau hidup orang lain, kata baik amat sangat jauh darinya" itulah jawaban yang ia berikan yang membuatku diam menganggukkan kepala, bukan aku membenarkan, tapi itu memang amat sangat benar, semua orang memiliki rasa nyaman berbeda, mungkin Bunda sikecil lebih suka bergaul, tapi Ibunya lebih suka menyendiri, tapi hanya satu yang masih belum aku mengerti, orang sepertinya apakah ada kata bosan dipikirannya, bagaimana tak bosan, setiap hari yang dilihat sikecil sama sudut rumah. Tidak pernah kemana-mana, kecuali ada hal penting yang mengharuskannya keluar. Mungkin hanya Ibu sikecil yang tau jawabnya
Masih diakun yang aku buka, kini tanganku mengetik nama Asyifa, dan yang bermunculan sangat banyak nama pengguna Asyifa, pencarian teratas adalah akun IG miliki Bundanya sikecil, aku membuka profilnya, dan kembali melihat-lihat hal terakhir yang ia posting, dan yang membuatku sedih adalah hal terakhir yang ia posting adalah poto tangannya dan tangan sikecil kami, itu ia posting dua hari sebelum meninggalkanku untuk selamanya, aku memang lebih sering membuka profil IGnya dari pada membukanya langsung, karna memang semua email dan password akun milik Bunda sikecil aku ketahui. Dari pacaran kami memang saling terbuka satu sama lain.
Lama bernostalgia akupun kembali mengetik nama yang ingin aku cari, kali ini aku ketik dengan kata kunci Zhianda, cukup banyak yang bernamakan sama, akupun bingung mau mengklik yang mana, akhirnya aku mengetik huruf Ayunda, Zhianda Ayunda, ternyata lumayan banyak pengguna yang menggunakan nama yang sama, aku mengklik profil wanita berhijab panjang disana, karna potonya amat kecil jadi aku tak tau itu Benar Zhi apa tidak, karna merasa mereka sama-sama berhijab panjang makanya aku mengklik profil yang berhijab panjang terlebih dahulu.
Sudah sepuluh nama lebih, namun aku belum menemukan akun Zhi, istriku, aku memang tak berbakat jadi stalker, pikirku.
Kali ini aku kembali mengetik nama yang sama, dan akhirnya aku memutuskan memeriksa nama yang bermunculan secara berurutan, dan poto profil yang pertama kali muncul adalah poto kaki kecil dengan saldal berwarna kuning, aku membuka profilnya, aku mengkerutkan kening, pengikutnya lumayan banyak, puluhan ribu, rasanya tak mungkin orang seperti Zhi memiliki pengikut yang cukup banyak untuk ukuran Ibu rumah tangga, atau profesi sebelumnya hanya seorang guru. Karna IGnya diprivate, aku hanya melihat poto profilnya, dan ada bio yang bertulisan arab, yang aku tau artinya , "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia". Aku menganggap itu bukanlah Zhi, tapi sandal kuning itu rasanya familiar dimataku.
Aku berjalan keluar kamar dan langsung kerak sepatu sikecil, dan tak butuh waktu untuk menemukan apa yang aku cari.
Satu kesimpulan, poto profilnya poto kaki sikecil dengan sandal kecil ditanganku saat ini, dan akun yang kini aku lihat adalah milik Zhi, Ibu sikecil, pertanyaannya, orang yang tidak pandai bergaul, kenapa memiliki pengikut yang lumayan dimedsosnya, siapa dan apa profesi ia sebenarnya semakin membuatku penasaran. Mulai sekarang aku akan menjadi stalker istriku sendiri. Aneh apa salahnya tinggal tanya, tapi entah ego terlalu tinggi untuk menanyakan hal kecil.