--------****--------
Selesai sholat subuh, Atth kembali terlelap, hal yang jarang ia lakukan, namun karna semalam ia tidur terlalu larut, makanya ia melakukan hal yang jarang ia lakukan tersebut, ditambah lagi ia tidak ada kegiatan hari ini. Ia kembali terbangun mendengar sayup-sayup jeritan sang anak, masih dengan wajah bantalnya iapun melirik jam yang mengantung dididing yang menunjukkan pukul 09.13 pagi.
Dengan langkah lesunya, ia mengambil handuk dan langsung kekamar mandi, setelah hampir 20 menit kemudian ia kembali menampakkan batang hidungnya, sembari memakai pakaian yang sudah istrinya sediakan, ia mengekerutkan keningnya karna jeritan sikecilnya masih terdengar ditelinganya.
"Zhi kemana"tanyanya pada dirinya sendiri, mempercepat mengenakan baju santainya, setelah selesai iapun berlari kecil mencari keberadaan sang anak, suaranya terdengar ditaman yang berada ditaman belakang rumahnya, tempat biasa Zhi dan sikecilnya bermain, entah itu main tanaman-tanaman atau sekedar mereka membentangkan tikar dan tiduran disana.
"Hey kenapa"Atth menyapa anaknya yang saat ini tampak meliuk digendongan adik wanita yang melahirkan mahluk mungil itu, hafal akan suara sang Ayah, mahluk kecil itu dengan cepat menoleh dan mengadahkan tangannya pada Ayahnya tersebut, Atth melihat mata sang anak memerah dan pipi gembulnyapun hampir sama merah dengan matanya dengan cepat mengambil alih anaknya tersebut.
"Mbu Ajil Ayaaaaa"pekik sikecil ditelingat sang Ayah, Atth meringis akan pekikkannya yang cukup berpengaruh digendang telinganya
"Nak ikukkkk"semprotnya lagi membuat Atth tau penyebab sikecilnya itu menangis
"Zhi mana Ma"tanya Atth pada mamanya yang juga berada ditempat yang sama dengannya saat ini, hanya Zhi yang tak ada disini, Mama Papanya, Mama Papa Bunda sikecilnya serta Viona tentunya
"Didalam"jawab Mama Atth pelan dan mengambil alih cucu
"Ayok kita ke Ibu"ucap Mama Atth membuat anaknya menatapnya bingung, hendak bertanya mengapa Mamanya baru mengambil sikecil setelah badan anaknya itu memerah karna tangis, namun urung Atth lakukan karna merasakan aura berbeda dari tatapan yang diberikan wanita yang melahirkannya itu, sementara yang lain hanya diam ditempatnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun
"Sekarang liatkan Vi, darah yang sama yang kamu omongkan tak ada artinya bukan"ucap Mama Atth ketus membuat Viona menatapnya jengkel, Mama Atth memang tak begitu menyukai Viona, entah apa penyebabnya Atth juga tak tau, pun Bunda sikecil semasa hidupnya, Mamanya itu tampak menerima keberadaan Bunda sikecilnya, namun entah mengapa Jarak itu masih bisa Atth lihat antara wanita yang melahirkannya dan wanita yang melahirkan anaknya, entah jarak apa Atth juga tak mengerti. Jika boleh mengakui, Zhi adalah tipe Mamanya, mereka serupa tapi tak sama, mungkin karna itulah mama Atth terlihat lebih mengenal Zhi dari pada yang lain.
Serupa tapi tak sama disini jelas bukan wajahnya,tapi tipe manusia, mama Atth sama halnya dengan Zhi, ia juga tak begitu menyukai hal-hal yang menurutnya bukan hal penting, ia juga jarang keluar rumah layaknya Zhi, yang berbeda Mama Atth seorang wanita karir, ia tercacat sebagai salah satu pegawai negeri disalah satu instansi pemerintah, yang mengaharuskannya keluar untuk bekerja, setelahnya ia akan tetap dirumah dan jarang bergaul, Atth pernah bertanya mengapa mamanya itu jarang terlihat bersosialisasi dengan warga sekitar, jawaban mamanya cukup singkat
"kerjaan mama udah cukup bikin otak pusing, mama ngak mau nambah kerjaan yang ngak penting, bukan berkumpulnya yang ngak penting, tapi kalau udah ngumpul, pasti ada aja bahasan yang bakalan nambah dosa" itulah jawaban mama Atth atas apa yang ia pertanyakan
-----------*****-----------
"Sayang, Ibu mau pipis bentar ya. Sama Ayah dulu Azrilnya"Zhi berucap lembut pada mahluk mungil yang kini memeluk kakinya, baru saja ia hendak melangkah, langkahnya harus terhenti karna aktivitas anaknya itu, sejak kejadian tadi pagi, sikecil itu akan selalu mengawasi gerak Ibunya, bergerak sedikit ia akan mengejar wanita yang sudah membesarkannya tersebut, bisa jadi otak kecilnya berfikir, Ibunya akan kembali meninggalkannya kala ia lengah, dan karna itupula, tadi, saat sang Ibu mandi, iapun ikut mandi padahal tiga puluh menit sebelumnya ia sudah dimandikan oleh wanitanya itu.
"Tak auk"itulah jawaban singkat yang membuat Zhi menghela nafasnya
"Kak"kali ini Zhi memelas pada suaminya yang sedari tadi menyaksikan pemandangan dihadapannya dengan tatapan gelinya, ia memang kurang paham apa yang terjadi tadi pagi, karna saat bertanya istrinya pun tampak tak berminat untuk menjelaskan apa yang terjadi, namun satu yang Atth tau, pasti adik alm.istri pertamanya buat ulah lagi, itu Atth simpulkan dari ucapan sang Mama saat membawa anak kecil yang saat ini merapatkan dagu mungilnya disalah satu lutut istrinya, dan wanita itu tampak tengah menahan sesuatu, yang tanpa dijelaskanpun semuanya pasti tau. Dan kejadian tadi pagi juga yang membuat anaknya bertingkah seperti saat ini.
"Sini sama Ayah ya"pinta Atth langsung dijawab gelengan putranya
"Ngak lucu sayang, masak ikut pipis kedalam"kali ini Atth mengambil paksa mahluk mungil itu dan membawanya kegendongannya, disanalah Atth melihat istrinya sembari terkekeh, ternyata wanitanya itu sudah sangat kebelet pikirnya
"Aduh"Atth meringis merasakan tamparan kecil dipipinya, dan beberapa detik kemudian jeritan marah sikecil dipangkuannyapun terdengar, ia tidak sedang nangis, hanya menjerit marah
"Ibu cuma bentar"ucap Atth mengambil kedua tangan kecil yang saat ini menyerangnya membabi buta, walau kecil, pukulan itu cukup perih Atth rasakan.
"Nakkk ikuuk Mbu Aayaaa. Ajilll ikuuk" itulah bunyian pekikan sikecil tepat dipangkal telinga sang Ayah, lama-lama seperti ini, Atth bisa kehilangan fungsi telinga fikirnya
"Mau ikut kemana, orang Ibumu cuma kekamar mandi"ucap Atth tak habis fikir akan putranya ini, kecil saja sudah bertingkah seperti saat ini saat emosi, apalagi besarnya nanti. Itulah yang saat ini ia pikirkan
"Nah itu sudah keluar Ibunya"kali ini Atth menunjuk istrinya yang tampak tergesa keluar dari kamar mandi
"Mbuu"sikecil dengan cepat mengadahkan tangannya pada wanita yang kini mendekat kearahnya
"Parah amat nak, Ibu cuma pipis doang"ucap Atth memberikan anaknya pada sang istri
"Liat Ibu jadi buru-buru gitu, tapi sempat dibilaskan Bu"canda Atth memdapat cubitan dari wanitanya itu. Dan sikecil sampai digendongan Ibunya langung cekikikan tak jelas membuat Atth bingung akan tingkah bocah kecilnya itu.
Puas bermain, kini sikecil tampak terlelap, sementara Zhi sudah kini tampak berdiri didepan lemari pakaian milik anak suaminya, dari kejauhan Atth memperhatikan setiap aktivitas wanitanya itu, Atth tau apa yang tengah wanita itu lakukan, karna hal itu sudah sering ia lihat.
"Zhi, kamu seorang Fashion stylist"tanya Atth membuat Zhi terkekeh, bukan tanpa Alasan Atth berfikir seperti itu akan istrinya tersebut, karna selama bersamanya, Zhi selalu mengkombinasikan apa yang ada didalam lemarinya dengan kombinasi yang amat sangat tepat pikir Atth, dan lagi putra kecilnya, sering kali didandani oleh wanita itu layaknya seorang model, ingatan Atth kembali pada beberapa waktu lalu, saat mereka bertiga menghadiri acara salah satu kerabatnya, dan sikecilnya menjadi sasaran cubitan pada tamu, gemas akan wajahnya yang menggemaskan dan juga banyak yang berkomentar akan styl sikecil saat itu, bahkan Atth sempat memotret sikecil yang tampak sangat lucu memainkan kembang yang ada ditaman, kebetulan acaranya diadakan dilapangan terbuka. Atth juga mengunggah hasil jepretannya diakun sosial media miliknya, sama dengan komentar yang Atth dengar diacara kerabatnya, komentar dipoto sikecilnya juga banyak yang memuji tampang menggemaskannya yang semakin menarik dengan gaya pakaiannya.
"Kali kak, tampang kayak aku seorang Fashion stylist"jawab Zhi dengan senyum gelinya
"Bisa ajakan"ucap Atth membenarkan posisi baringnya
"Makanya banyak pengikut diinstagram"sambung batinnya
"Ngak la"jawab Zhi mendekat kearah anak suaminya
"Oh iya, tadi sikecil kenapa"Atth kembali mempertanyakan apa yang sedari tadi cukup menganggu pikirannya, Zhi menghela nafasnya akan apa yang ditanyakan sang suami
"Kakak tau sendiri mulut Vio kak, banyak hal yang mulut tipisnya keluarkan, sampai mengatakan ia lebih berhak atas sikecil ketimbang aku, karna darah mereka masih sama ucapnya, makanya aku ngalah saja dan masuk kedalam"
"Bukan mau meninggakan sikecil karna membahas darah dan lainnya, karna yang ia katakan benar adanya, aku dan sikecil memang tak memiliki darah yang sama"
"Aku memilih masuk, karna tak mau mulutku juga mengeluarkan sumpah serapahnya, karna sumpah serapah yang keluar dari mulutku nanti akan berbahaya. Saat aku sudah berucap, aku yakin takkan ada penyelesaian yang didepannya"
"Aku minta maaf Zhi"ucap Atth pelan
"Kesannya aku kurang tegas pada sikap buruk adik mantan istri pertamaku padamu. Dan kamu pasti mikir, aku begitu karna aku sangat mencintai kakaknya"
"Ya, aku memang mencintai kakaknya, amat sangat malah, tapi sikaf semalam semata-mata tak ingin memecah tali silaturrahmi yang sudah terjalin diantara keluarga kami, apalagi semalam kedua orang tua kami berada disini"
Zhi menanggapi dengan senyum apa yang diucapkan suaminya, berbeda dengan istri pada umumnya, karna jika pada umumnya seorang istri akan menampilkan senyum terlukanya saat sang suami mengatakan betapa ia mencintai seseorang yang bukan dirinya. Namun yang Zhi tampilkan malah hal sebaliknya, Zhi paham dimana posisi suaminya, karna itu ia tak pernah menyalahkan apapun sikap yang diambil suaminya tersebut. Zhi tau, berada diposisi Atth tidaklah mudah. Ia pernah diposisi yang sama, hanya itu jawaban mengapa ia mengerti akan keadaan suaminya.