Part 18

998 Words
-------***------- Atthar Pov "Ahhh masih belum dikompir"lagi-lagi aku meringis, sudah hampir sebulan aku mengirim pertemanan diig Zhi tapi sampai saat ini masih belum ia tanggapi. Mungkin salahku juga sih, karna aku tak menggunakan akun asli, melainkan akun bodong haha. Jangan tanya mengapa aku tak menggunakan akun asliku saja, aku juga tak mengerti, selama ini aku sangat anti menjadi stalker, apalagi sampai buat akun bodong segala, tapi entah mengapa kali ini aku bertingkah layaknya anak remaja. Aassh Aku tau akun Zhi aktif, karna beberapa hari lalu ia ganti poto profil, dan disini memang benar-benar membuatku tak salah, jika akun yang memiliki pengikut lumayan itu benar milik Zhi, kini poto profinya bukan lagi gambar sendal kuning, melainkan poto sikecil beberapa hari lalu, dan itu digendonganku, ia ngamuk apa yang ia mau tidak aku turuti, yang benar saja, ia minta es diwaktu hujan dan untuk mendiamkannya akupun memutuskan memandikannya, tidak mandi air hujan langsung dari langit tentunya, aku bisa dihamuk Zhi kalau melakukan itu, aku sakit ngak masalah sepertinya baginya, tapi jangan anaknya yang sakit, siap-siap telinga yang sakit, jika sakitnya karna kecerobohanku tentunya, karna wanita itu tak sembarangan ngomelnya, dalam arti dia takkan marah tanpa ada hal yang membuatnya marah. Poto sikecil diguyur air adalah poto profil terbarunya, sikecil menggemaskan dipoto ini, ia yang meraung langsung diam kala diajak main air, sebenarnya tubuh anakku sangat rentan akan dingin, tapi aku tak mengerti mengapa ia sangat suka bermain yang berhubungan dengan hal-hal yang membuat tubuh kecilnya mengigil. Contohnya tadi pagi, aku terkekeh melihat pasangan romantis itu, kenapa romantis, karna mereka selalu menghabiskan waktu bersama, entah itu memasak didapur, mandi dikamar mandi atau tidur diranjang sambil berpelukan. Dan tadi pagi aku menjadi orang ketiga diantara mereka haha, saat Zhi sibuk mencuci sayuran, dan aku tengah mencuci piring hal ini sering aku lakukan tanpa diminta Zhi, karna aku tau, menjadi ibu rumah tangga tidaklah mudah, yang aku lihat tugasnya tak pernah selesai, selesai memasak ia mencuci, selesai mencuci ia menggosok, selesai menggosok ia kembali menyiapkan hal lainnya, hingga kembali melipat baju yang ia cuci, dan saat ini ada anak kecil, itu membuat pekerjaannya bertambah, baru melihat rumah rapi setengah jam, beberapa menit setelahnya kembali berantankan, itu ulah buldoser kecil yang ada dirumah ini, ia tak pikir rumah baru saja dibersihkan ibunya, yang ia tau hanya membuang apapun yang ada didepannya, melempar mainannya sana-sini dan mencoret dinding dengan pensil mainannya, dan urusan dinding adalah urusannku, aku tau wanita itu lelah akan aktivitas yang terus berputar, namun aku tak pernah melihatnya mengeluh bahkan guratan mengeluh saja tidak ada diraut wajahnya, ia terlihat menikmati semuanya dengan santau. Kembali ketopik sikecil tadi pagi, saking fokus sama pekerjaan masing-masing, kami tak menyadari ternyata sikecil sudah masuk kedalam gulkas yang lupa Ibunya tutup. Zhi menjerit melihat kelakuan anaknya sementara aku lebih memilih mengambil ponselku yang ada dimeja makan, katakanlah aku Ayah zaman now, haha aku langsung mengabadikan hal tersebut, lucu!! Amat sangat lucu, aku perkirakan anak itu sudah berada ditempatnya lebih dari 5 menit, karna saat Ibunya mengeluarkannya, bibirnya sudah berubah warna, bukan takut omelan Ibunya sikecil malah menampakkan gigi susunya pada Ibunya yang tengah mengomel. Seolah tau kelemahan Ibunya, sikecil memang selalu melakukan hal itu pada Zhi, dan sejauh ini, omelan Zhi memang terhenti kala melihat senyum atau tawa anakknya itu. Sore ini aku dan sikecil berada dirumah Mama, tadi siang Mama dan Papa kerumah, niatnya menjemput sikecil saja, tapi anak itu mana mau pergi jika tak ada salah satu orang tuanya yang ikut, berhubung Zhi diluar, akulah yang menemani sikecil kerumah orang tuaku. "Zhi belum pulang"aku menoleh melihat Mama yang baru saja memandikan sikecil. "Katanya dia jemput bentar lagi Ma" "Mbu"potong sikecil dengan mata melotot "Iya Mbu kamu, katanya ketemu temen sampe sigini lamanya"sungutku, ini anak, anak siapa, diotaknya Mbu itulah "Atth, kamu kenapa, Mbu sikecil ngak bakal nemuin cowok kok"Mama menggodaku disambut kekehan Papa, diikuti cekikikan sikecil, entah ia paham aku sedang dibully atau tidak, hanya otak dikepala kecilnya yang tau. Zhi memang sudah jauh hari pamit, hari ini ingin bertemu temannya, walau aku tak tau perempuan atau laki-laki, aku mengizinkan saja, toh kasih ia selalu dirumah, eeh sekali pergi lupa waktu. Entah lupa waktunya yang aku kesal atau hal yang disebut Mama ahh entahlah pusing. "Lah bisa jadi, makanya ngak mau diantarin"ini mulut, kalau jawaban seperti ini yang keluar, alamat jadi bahan bullyan batinku meringis, tadi aku memang sudah menawarkan diri untuk mengantar Zhi, tapi ditolak, dan ia lebih memilih mengendarai motor, dan motor ith motor yang sama yang membuatnya dirawat inap beberapa bulan lalu, apa dia ngak trauma, wanita itu isssh "Pikiran kamu Atth"tegur Mama tak suka "Dia ngak mau diantar karna memang dia tipe mandiri"sambung Mama kini meguruk perut gembul sikecil dengan minyak telon "Emang Mama tau Zhi mandiri" "Tau"jawab Mama cepat "Dari mana??. Bukannya barusan, beberapa jam lalu Mama bilang Mama juga ngak kenal apa-apa tentang Zhi" sungutku "Mama, Mama tau ngak, sebelumnya Zhi kerja dimana, atau kesehariannya gimana" "Ngak tau, Mama cuma tau dia sering sholat dimasjid, dan walau dia jarang bicara, dan juga tampak tertutup tapi Mama tau dia baik" "Cuma segitu doang yang Mama tau, dan Mama menjodohkannya sama anak Mama" "Catet, anak Mama satu-satunya, walau cuma segitu yang Mama tau, tapi insting wanita yang melahirkanmu ini tak pernah salah" Itulah sedikit kata Mama yang mengiang ditelingaku, tempat Zhi memang beberapa blok dari dari sini, karna itulah kami dulunya jarang ketemu, maklum hidup dikota menang seperti itu, kadang wajah tetangga saja sulit mengenalinya. "Wajahnya sudah menunjukkan dia mandiri nak"Papa menjawab mengambil sikecil dari gendongan Mama "Dan sepertinya dia juga bukan tipe yang mudah menghianati kepercayaan. Jika kamu berpikir istrimu bermain dibelakangmu, buang pikiranmu jauh-jauh, karna kamu suaminya saja sepertinya tak cukup mampu membuatnya jatuh cinta, apalagi laki-laki diluar sana" Deg Ucapan Papa kok rada ngak enak didengar ya, walau ia berkata sambil tercengir, apa Papa tau bagaimana keadaan rumah tangga kami. Aiih entahlah. Tapi tunggu suaminya saja sepertinya tak cukup mampu membuatnya jatuh cinta. Apa karna ini Zhi terlihat biasa saja kalau aku bercerita tentang Bunda sikecil. Ya Tuhan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD