Part 4

1351 Words
-----***----- Aaa m aaa laa hi hi Bu uuu cuuu buu la laa hihi Ayah belum pulang Besok ayah pulang Ia besok ayaah pulang Sekarang main sama ibu dulu, tapi main disini bentar ya sayang, ibu ambil bubur kebelakang Aaaaa ta tak Eeeh kok ngak boleh Bentar nakku, piyuttnya auk mamam kan, entar kalau ngak mamam, piyutt kesayangan ibu sakit Kan kasihan Eeeeee aaaa buuuuu uuuu Ya udah ikut sama ibu Bentar ini nak Laki-laki itu tersenyum melihat layar tabletnya, ia tidak sedang berada dirumah, karna tugas ia harus meninggalkan anak istrinya, ini kali pertama ia meninggalkan anak kesayangannya itu diluar jangkauannya selama seminggu lamanya, karnanya sebelum itu ia terlebih dahulu memasang IP Camera merupakan digital camera, sangat banyak kelebihan daro camera ini, ia dapat monitoring mudah lewat internet. Kualitas gambar tajam dengan digital smart zoom, sensor gerak utuk auto-recording dan langsung simpan di memori card. Cocok dipakai di rumah untuk pengawasan anak, dan lainnya. Dihubungkan dengan internet melalui jaringan WiFi tanpa kabel. Atthar pun dapat dengan mudah mengakses kegiatan dirumahnya hanya menggunakan tablet seperti yang ia lakukan saat ini. Ya laki-laki adalah Atthar Ini kali pertamanya ia pergi hingga beberapa hari, walau ia tau, jika Zhi mengetahui apa yang ia lakukan, wanita itu akan kecewa padanya, namun apa boleh buat, sikecilnya satu-satunya peninggalan dari wanita yang ia cintai, satunya hal berharga yang ia punya saat ini, ia memang membuka diri untuk istrinya, namun sampai saat ini, Alm. Istri dan anaknya masih menduduki peringkat teratas dalam hatinya. Ia juga bukan orang yang tutup mata atas penderitaan anak tiri selama ini, karna sahabat karibnya sendiri mengalami apa yang dialami anak tiri layaknya disinetron dan lirik lagu, karna itu ia tak mau anaknya juga merasakan hal yang sama, tak semua ibu tiri bisa seperti istrinya saat ini, walau ia yakin istrinya ibu yang baik untuk anaknya, namun tetap saja, ia masih was-was, mungkin itulah perasaan seorang ayah. Masih dengan senyumnya, ia mengambil handphonenya yang berdering, ia tau itu dari istrinya, karna ia tengah menyaksikan apa yang tengah istrinya itu lakukan saat ini. Ia membuka wa dari istrinya itu, Atth langsung tersenyum melihat poto sang anak lagi makan belepotan, bubur disana sini, membuatnya makin menggemaskan. Atth sengaja minta kirimkan poto, agar istrinya itu tak curiga akan apa yang ia pasang dirumahnya. Atth kembali terkekeh melihat pesan berikutnya Kata sikecil, ayah kapan pulang, udah ibu jawab besok tapi dia masih tanya Kayaknya dia kangen Itulah isi pesannya membuat Atth menggelengkan kepalanya, istrinya luar biasa bukan, mana ada anak 6 bulan bertanya seperti itu, namun kadang ia juga tak mengerti, kadang jawaban yang diberikan istrinya itu pada sikecilnya, selalu mampu membuat sikecilnya terkekeh, seolah memang itulah jawaban yang ia inginkan, Atth salut pada istrinya itu, walau belum pernah melahirkan, ia paham betul bagaimana mengahadapi seorang bayi. Atth akan mengatakan hal itu biasa saja, jika bayi itu lahir dari rahimnya, tapi yang dilakukan Zhi, bukan pada anak yang ia lahirkan membuat Nya tampak luar biasa. Ayaah juga kangen Besok ayah pulang Setelah membalas pesan istrinya Atth kembali memperhatikan aktivitas anak istrinya dilayar tabnya. Kini wanita itu tampak tertawa geli, entah apa yang ia tertawai Atth juga tak mengerti, selama seminggu ini, Atth hampir setiap hari melihat istrinya itu tertawa lepas, hal yang langka ia temui kala ia dirumah, entah istrinya tengah menjada image didepannya atau memiliki keperibadian ganda atau masih banyak atau lainnya Atth juga tak mengerti -----****----- Atthar Pov Seminggu rasa setahun, itu ternyata bukan gombalan anak remaja, aku merasakannya saat pertama kali berpisah dari sikecil, ahh ya Tuhan, tak sabar ingin melihat wajah lucunya, ya walau setiap hari terlewatkan tanpa melihat wajahnya itu, tapi bertemu dan melihatnya langsung jauh membahagiakan ketimbang melihatnya dilayar tablet. Sampai dirumah sudah menjelang magrib, kebiasaan buruk anak kecilku itu, sering kali tertidur diwaktu magrib yang mengharuskan ia didekapan ibunya, kata Zhi, anak bayi yang tidur diwaktu magrib harus didekap, biar apa aku juga tak mengerti. Zhi berasal dari kampung, tapi sudah lama tinggal dikota, tapi banyak hal yang aku lihat sebagai petuah-petuah masih ia lakukan, entah itu memakaikan gelang besi ke sikecil, zimat dan juga bacaan-bacaan seperti mantra yang ia baca kala keluar rumah, aku tak tau itu untuk apa, saat aku tanya ia selalu menjawab "aku percaya Allah sepenuhnya" "Aku melakukan ini semata-mata untuk kebaikan sikecil" "Aku tak mau dikemudian hari disalahkan" "Kata orang harus dipakaikan ini, ya aku pasangkan" "Ambil positifnya saja, bisa jadi itu obat dan entah apa fungsi yang tidak kita mengerti" "Salagi tidak menyakiti sikecil, dan bukan syarat yang aneh, apa salahnya diikuti" "Lagian bacaan yang selalu aku baca juga potongan ayat dalam Al-Quran kok" itulah jawabannya, ia sih, mama walau udah tua dikota, tapi petuah-petuah dikampung juga sering dibawanya, salah satu orang yang menyarankan Zhi melakukan semua Nya ya mama. Waalaikum salam, jawaban itu terdengar sebelum pintu terbuka, dan benar, sikecil lagi terlelap manis digendongan ibunya. "Kamu sakit"ucapku setelah sampai didalam rumah, saat menyambut tanganku, tangannya juga sedikit gemetar "Enggak"jawabnya singkat dan masih dengan sikecip digendongannya ia pun hendak berlalu "Mau kemana"tanyaku pelan "Menyiapkan makanan"jawabnya singkat "Aku baru pulang" "Bukan nasi yang aku kejar"jawabku kesal, tak ada perhatiannya sama sekali, suami pulang bukannya ditanya, yah capek ngak, mau istirahat atau ibu pijitin, ini malah nasi yang mau diurusin "Ooh"gumannya dan kembali duduk, cuman ooh, ya Tuhan "Siniin sikecil"pintaku dan ia pun mengikuti perintahku dengan wajahnya sedikit pucat, seingatku dia baik-baik saja terakhir aku melihat ia dan sikecil melalui camera pemantau yang aku pasang, kenapa sekarang ia seperti orang sakit ya "Kamu beneran ngak apa-apa"tanyaku memastikan "Ngak, kok bawel banget sih"jawabnya tak ada sopan-sopannya menurutku "Kamu kenapa sih" "Aku nanya baik-baik lo ini"ucapku ada nada tak percaya akan sikapnya, tanpa membalas ucapanku, iapun berlalu dengan wajah masamnya, tak ambil pusing akan tingkah barunya, akupun lebih fokus pada anakku yang entah sejak kapan membuka mata mungilnya "Assalamualaikum sayang ayah" "Usah bangun nak" "Kangen ayahhh yaaa"ucapku pelan mencium gemas wajah imut bangun tidurnya, tak ada reaksi apapun dari sikecil membuat aku sedikit meringis, dan entah sebab apapun, ia malah Menangis sejadinya membuatku bingung, apa dia bangun saat aku menggeram pada ibunya, dan ia merasa tengah memarahinya. "Loh hey kok nangis" "Ayah ngak marah hmpz" "Kanapa nangis"ucapku pelan sembari mengelus pelan pipinya. Sikecil berhenti menangis 15 menit kemudian, namun ia masih tersedu seolah-olah lagi disakiti seseorang, aku juga tak mengerti kemana pergi ibunya, tak biasanya ia tak datang saat mendengar tangisan sikecil. Aku berjalan kebelakang dengan sikecil masih digendongaku, aku ingin mengambil s**u sikecil, namun aku sedikit terkejut saat melewati kamar Zhi, aku melihat wanita itu tengah duduk didepan ranjangnya, sementara wajahnya ia sembunyikan disudut ranjang berbantalkan tangannya, sementara tangan satunya tampak memegang bagian pinggangnya. "Hey, apa yang kau lakukan"ucapku setelah masuk dikamarnya, posisinya aneh banget pikirku, bukannya menjawab ia malah tak bergerak sedikitpun dari posisinya itu "Hey"ucapku mengangkat kepalanya "Kenapa"gumannya serak dengan wajah penuh kerutannya "Urus saja dulu sikecilnya"sambungnya lagi dan kembali memejamkan matanya kembali keposisinya tadi "Kamu yang kenapa"tanyaku meletakkan sikecil dalam box bayinya, bukan hanya dikamarku, dikamar Zhi juga ada box sikecil "Kalau mau tidur diatas saja"ucapku membantunya berdiri, sepertinya dia sakit "Cuma menjongkok yang enak kak"ucapnya kali ini terdengar hmpz lemah "Memang kamu kenapa"tanyaku lagi "Datang bulan" Hah, terkejut dong, masak datang bulan udah kayak mau mati Gini, Astagfirullah, perasaan dulu bundanya sikecil ngak gini-gini amat, paling dia agak judes, ooh pantas tadi dia bersikap aneh "Emang sakit" "Maksudku bunda si "Setiap cewek berbeda kak, ada yang sakit kayak mau mati seperti aku gini, ada juga yang biasa-biasa saja" "Bukan gitu maks "Aku tau kakak mikir datang bulan aja udah mau mati" "Ngaku aja"tuduhnya, walau emang benar, tapi tengsin dong isi otak ketebak "Sembarangan"elakku "Terus apa obatnya, biar aku beli diapotek"sambungku "Ngak ada"jawab Zhi seperti meringis "Pinggan kamu"ucapku dijawab anggukan olehnya seolah tau apa yang aku maksud "Tapi biasanya kamu ngak pernah gini"sambungku karna memang baru kali ini melihatnya seperti ini "Karna memang baru kali ini aku halangan selama kita nikah"jawabnya kembali meringis, aku tak dapat menyembunyikan tampang bodohku kali ini, hampir setengah tahun ia baru sekali halangan yang notabene pada wanita normal akan datang setiap bulannya "Abnormal"spontan saja kata-kata itu keluar "Ia, aku memang abnormal"ucapnya entah mengapa aku merasa tak enak akan jawabannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD