Part 3

825 Words
------*****----- Atthar Pov "Wajahnya keibuan"itulah yang dapat aku simpulkan dari wajah istriku "Pantas saja wajahnya lebih tua dari umurnya" sambung batinku membuatku terkekeh pelan "Ada apa"tanya Zhi sepertinya mendengar kekehanku "Tidak"jawabku seadanya, mustahil aku mengatakan apa yang tengah aku amati, ia yang tipe masa bodoh, kembali melanjutkan aktivitasnya mengepuk pantas sikecil, tanpa penasaran kenapa suaminya terkekeh tanpa alasan. Yang aku tau memang umurnya lebih muda dariku beberapa tahun, tapi mungkin benar kata orang, kalau perempuan menikah dengan laki-laki yang lebih tua darinya, maka wajahnya akan cepat selaras dengan laki-laki yang ia nikahi, contohnya Zhi, dia sangat cocok bersanding denganku, tak ada perbedaan antara kami meski umur kami terpaut lumayan jauh. Awal bertemu muka dalam arti saling menyapa, karna sebelumnya aku sudah sering melihatnya, aku tak melihat sedikitpun sisi keibuan dari wanita itu, dan kata hmpz cantik sepertinya juga tak terlihat olehku, apa karna selama ini hanya bunda sikecil dimataku aku juga tidak tau. Pun awal-awal pernikahan, aku juga melihatnya biasa-biasa saja, namun entah mengapa semakin hari, cantik wajahnya Zhi semakin kentara, apalagi saat ia tertawa dengan sikecil, wajahnya tampak memancarkan cahaya yang aku tak tau apa, yang jelas aku menyukai wajahnya saat tertawa tulus itu. Ooh apa aku mulai menyukai istriku, itulah pertanyaan yang belum bisa aku temui jawabannya, tawa lepasnya, tatapan lembutnya, dan Pancaran cahaya penuh cintanya pada sikecil saat ini entah mengapa membuatku iri. Iri kenapa hanya sikecil yang mendapat semuanya, peluknya, ciumnya dan juga elusannya. Aahhh kepalaku, aku memukul pelan kepalaku saat pikirannya kembali ngawur. "Dari tadi sering banget pukul kepala"ucapan Zhi menyadarkanku akan pikiran konyolku "Ngak takut geger otak"ucapnya membuatku memajukan mulutku kesal, kebiasaan wanita ini batinku kesal "Sikecil udah tidur" "Semua perlengkapannya juga sudah"sambungnya berjalan kesisi ranjang, meletakkan sikecil yang sudah terlelap ditempat biasanya, dari sini aku melihat ia tengah menyelimuti sikecil dan mengecup pelan pipi gembul menggemaskan itu. "Apa ngak sebaiknya kamu pindah kekamar ini aja"ucapku saat melihat ia yang hendak keluar dari kamarku "Tidak usah"jawabnya tersenyum dan berlalu "Iiisss"ucapku kesal, entah mengapa aku kesal aku juga tak tau, aku mengajaknya pindah kesini bukan karna aahhh susah untukku jelaskan Tapi, aku kasian melihatnya, dalam semalam kadang hampir 7 kali bulak-balik dari kamarnya kesini, aku juga tidak paham, apa dia punya ikatan sama sikecil apa tidak, karna biasanya ikatan itu hanya ada kala ada darah mengalir yang sama, tapi setiap sikecil haus, buang air atau gelisah dalam tidurnya, Zhi selalu datang, kadang bahkan aku sering dikagetkan olehnya, karna sering kali aku baru membuka mataku merasakan pergerakan sikecil, ia sudah berdiri disisi ranjang kami. Aku bahkan sempat berteriak kaget yang menyebabkan Sikecil menjerit sampai subuh karnanya. Malam itu aku memang kecapean, makanya tidurku lebih lelap dari biasanya, mungkin karna itulah tak menyadari gerakan sikecil, alhasil entah sudah berapa lama bocah itu bergerak tak tenang aku tak mengerti, yang aku tau, saat membuka mata, sikecil sudah digendong, dan yang menggendonganya bayangan putih, entah mataku kurang fokus atau bagaimana, ditambah lagi keadaan tamaram, bayangan putih itu duduk disofa dengan sikecil dihadapannya. Aku manusia, normal jika aku menjerit, melihat anakku digendongan bayangan putih itu membuatku merinding dan takut, namun aku langsung kesal saat mengetahui siapa yang tengah duduk disana, Zhi memakai mukena duduk disana tanpa ekspresi menatapku dengan tatapan geli. "Ternyata imam takut hantu juga"ejeknya menenangkan sikecil ------***------ Zhi Pov "Apa ngak sebaiknya kamu pindah kekamar ini aja" ucapan kak Atth masih mengiang ditelingaku, aku hanya tersenyum kecil mendengar ajakannya. Aku menolak, bukan karna tak mau patuh akan perintahnya, namun aku ingin melindungi diriku dari sakit yang nantinya akan aku rasakan, katakan aku pengecut, tapi aku wanita biasa, aku sama dengan wanita lainnya, atau tokoh novel mungkin, dimana wanita diposisiku akan dengan mudah jatuh cinta pada laki-laki yang menikahi kami. Pun aku, aku tau kak Atth sosok yang sangat mudah dicintai, semuanya ada pada laki-laki itu menbuatnya akan mudah mendapatkan cinta wanita, karna itulah aku menutup diriku, aku takut melepaskan perasaanku dan akhirnya akan terluka. Pernikahan yang kami alami tanpa dasar apapun, cinta dan perangkatnya tidak ada dalam rumah tangga ini. Dan aku harus mengerti dimana posisiku, agar jika suatu saat ada badai, aku tidak mati terseret arusnya. Dalam do'a pasti semua umat menginginkan yang terbaik dalam rumah tangganya, namun kemungkinan buruk pasti selalu ada, apalagi dikisah kami. Aku tau kak Atth sangat mencintai istrinya, entah dimasa depan aku bisa menggapainya atau tidak, itu rahasia Allah, tapi yang aku tau, untuk saat ini, berada diposisi aman adalah pilihan terbaik. Masuk kekamar yang aku lakukan hanya mengistirahatkan tubuhku, diumurnya yang sudah memasuki bulan keenam, berat badan sikecil sudah mulai diperhitungkan, dalam arti capek menggendongnya. Sikecil ganteng menggemaskan, aku membuka ponselku, dan wajah kecilnya langsung muncul dilayar hpku Dari semua kisah yang nantinya menunggu, satu yang selalu aku inginkan, semoga bayi kecil ini selalu ada dihidupku, dia memang tak lahir dari rahimku, bahkan setetes air s**u tak ada kuberikan padanya, namun sejak pertama kali menyentuh tubuh rapuhnya, aku sudah berjanji akan menyayangi dan mencintainya layaknya anakku sendiri, akupun tak dapat membayangkan jika ia tak ada dihidupku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD