Netra abu-abu Lory menangkap sosok seorang gadis muda bersandar di dinding pohon tua. Dalam keadaan pingsan dengan luka di bahu kanan yang dibalut kain.
Mata abu-abu Lory melebar, berlari menghampiri gadis yang pingsan. Dia jongkok, lalu menggendong sang mate.
"Seharusnya aku datang lebih cepat," sesal Lory.
Alpha Mallory mencium aroma rogue dan darah di tubuh matenya.
"Ini pasti ulah rogue," geram Lory. Tangannya mengepal dengan kuat.
"Tenangkan dirimu lebih baik kita bawa Luna ke pack." nasihat Jayce.
Alpha Lory menggendong matenya ala bridal style. Berlari secepat mungkin menuju rumah pack yang jaraknya jauh dari jurang Versailea.
Lory berhenti sejenak di depan gerbang. Penjaga gerbang kaget melihat pemimpin mereka menggendong seorang gadis. Tanpa bertanya kedua, penjaga membuka pintu gerbang, menunduk hormat dan menutup pintu gerbang.
Para omega yang tengah membersihkan rumah menunduk hormat dan menampilkan ekspresi kaget.
Alpha Lory memilih mengabaikan pertanyaan yang ditampilkan di wajah bawahannya. Di dalam pikiran pria itu hanya memikirkan keselamatan sang mate. Dia menaiki tangga dengan cepat menuju ke kamar di lantai dua.
Lory mendorong pintu di hadapannya dan meletakkan matenya di kasur empuk.
"Cepat panggilkan Anna dokter pack!" Perintah Alpha Lory tegas kepada omega perempuan yang kebetulan lewat di depan kamarnya membawa lap bersih.
"Baik, Alpha," jawab omega perempuan, lalu berlari ke rumah dokter Anna yang tidak jauh dari istana Alpha Lory.
Dengan kekuatan demmeto, dokter Anna tiba tepat di dalam kamar Lory. Demmeto adalah kekuatan berpindah dengan sangat cepat. Seragam merah muda membalut tubuh ramping Anna.
Anna Kalisha membungkuk hormat. "Alpha, saya akan memeriksa kondisi Luna," ucap Anna formal. Lory mengangguk, dia berjalan sedikit menjauh dari sang mate.
Wanita berusia empat puluh tahun itu dengan telaten memeriksa denyut jantung Xynerva menggunakan steteskop, lalu beralih ke bahu gadis cantik yang terluka. Anna melepas perban kain lama, membersihkan darah menggunakan alkohol dan kapas. Pakaian yang dipakai Xynerva bercampur darah, pasir dan tanah. Dengan hati-hati Anna membalut lukanya dengan perban yang baru.
Pria berusia dua abad itu sangat khawatir. "Bagaimana Anna apa dia baik-baik saja?"
Pria itu telah membunuh banyak orang yang berkhianat tanpa ada rasa bersalah. Ketika melihat belahan jiwanya terluka, d**a Lory sesak.
Dokter Anna Kalisha tersenyum lembut. "Dia baik-baik saja Alpha, tak ada yang perlu dicemaskan." Anna tahu betul bagaimana perasaan Alpha Lory saat ini.
Rasa khawatir Alpha Lory dan Jayce berkurang mendengar kekasih hati mereka tidak apa-apa.
"Kapan dia akan sadar Anna?" tanya Alpha Lory dengan tidak sabar.
"Saya sudah menambahkan mantra penyembuh tingkat lima di perban Luna yang akan mempercepat proses penyembuhan. Tampaknya serigala yang mencakar Luna hanya ingin bermain-main, terbukti kedalaman cakar yang diperbuat tidak dalam dan tidak beracun," beber Anna Kalisha.
"Terima kasih Anna," sahut Alpha Lory.
"Jangan berterima kasih Alpha, saya merasa tidak enak hati. Sudah kewajiban Anna untuk mengabdi kepada keluarga Grissham yang sudah banyak membantu keluarga saya." Anna membereskan peralatan medis ke dalam tas hitam, lalu pamit kepada Alpha Lory.
***
Mallory duduk di samping Xynerva mengelus puncak kepala gadis itu lembut, lalu mengecup keningnya.
"Kuharap kau cepat sadar lunaku, aku mencintaimu," ujar Lory menatap dengan penuh cinta, lalu mengecup punggung tangan Xynerva.
"Lucard," panggil Lory tanpa menoleh kepada gamma laki-laki yang sedang membersihkan guci hiasan tepat di depan kamar Alpha. Pria yang statusnya sebagai bawahan itu melepaskan kain lap di tangannya ke dalam baskom berisi sedikit air, dia berjalan mendekat.
"I-iya, Alpha," jawab Lucard terbata-bata, membungkuk hormat tidak berani menatap sang pemimpin.
"Panggilkan seorang Omega perempuan untuk menggantikan baju Luna kalian." Alpha Lory menatap dingin pria yang masih membungkuk hormat.
"Ba-baik, Alpha." Lucard menegakkan punggung, lalu berlalu keluar.
Alpha Lory menatap jijik bercak darah, pasir, dan tanah yang menempel di kemeja cream yang dipakai.
"Hei Lory! Kau merasa jijik dengan darah dari mate kita sendiri?" mindlink Jayce jengkel.
Lory tidak membalas perkataan Jayce. Dia mengambil satu kaos polos merah hati dan celana pendek katun abu-abu dari lemari memakainya di ruang ganti pakaian.
***
Seorang pria berambut cokelat datang menghadap sang pemimpin pack, dia membungkuk hormat. Alpha Lory meletakkan cangkir teh yang berisi setengah di atas meja. Pria bermata elang menatap Beta Pertama.
"Darren, cari tahu kelompok rogue mana yang telah menyakiti Lunaku! Posisi Luna aku temukan di dekat jurang Versailea. Aku ingin pelakunya segera ditangkap," perintah Alpha Lory tegas dan berwibawa. Aura keagungan mengisi ruangan.
Pria yang dipanggil Darren mengangguk patuh. "Baik, Alpha, aku akan menangkap pelakunya."
Beta Pertama pamit dan berlalu keluar dari ruangan Alpha Lory untuk melaksanakan tugas yang diemban.
Alpha Lory menutup pintu ruang kerja, menuju kamar di lantai dua. Seorang omega perempuan berada di depan pintu, dia membungkuk hormat, ditangan kanan membawa pakaian kotor Xynerva. "Alpha, pakaian Luna sudah saya ganti."
"Kau bisa pergi," balas Lory dingin. Pelayan wanita itu permisi, melangkah pergi mengerjakan pekerjaannya.
Di luar buliran-buliran hujan berlomba-lomba membasahi tanah Osrin. Tanaman mendapat asupan energi dari alam. Cahaya mentari sudah sepenuhnya menghilang digantikan cahaya keperakkan Dewi Bulan.
Mallory memandang lembut wajah cantik gadis yang telah lama ditunggu. Gadis itu masih tertidur lelap.
"Luna, aku berharap besok hari kau sudah lebih baik." Pria bermata abu-abu mengusap kening Xynerva penuh cinta, kemudian ikut berbaring di sebelah gadis itu dan memeluknya. Alam mimpi menarik Alpha Lory dari alam sadar.
Sementara itu di tempat lain. Terlihat empat orang sedang berkumpul di ruang tamu. Udara terasa dingin dan mencekam. Dua orang dewasa sedang menunggu penjelasan dua anak muda.
"Bibi dan Nenek, kami bertiga tadi siang mencari tugas dari sekolah untuk mencari kupu-kupu." John mengambil secangkir air membasahi tenggorokan yang tiba-tiba saja kering. "Kami pergi ke hutan Frinda."
Zeline, ibu Xynerva raut wajahnya pucat pasi. "Kenapa kalian harus pergi ke sana? Kenapa tidak ke hutan lain?"
"Berita buruknya saat pencarian kupu-kupunya, Xynerva memaksa untuk pergi sendiri dan dia tidak kunjung kembali. Kami berdua mencari Xynerva, tetapi hanya menemukan tas biru miliknya." John menyerahkan tas Xynerva kepada Zeline.
Perasaan wanita yang melahirkan Xynerva cemas dan takut terjadi sesuatu pada putri kecilnya. Marah kepada dua teman anaknya juga sia-sia.
Khansa menatap garang, emosinya meledak begitu mendengar cucu satu-satunya menghilang. "Kalian kenapa membiarkan cucuku pergi sendiri?"
Kedua anak remaja akhir menunduk takut. Kehilangan Xynerva adalah kesalahan mereka berdua.
"Maaf, Nek." Hanya kalimat itu yang lolos dari bibir John, sedangkan Lily sudah terisak memilin gaun kuning dipakainya.