"Ini perempuan yang sama," ujar seorang laki-laki dengan suara rendah, hampir seperti gumaman. Matanya tertuju pada sosok Raisa yang terbaring lemah di atas tempat tidur, wajahnya pucat dan tak bergerak, di samping Khalil yang masih terkulai tak sadar. Laki-laki itu duduk di sudut ruangan, menatap kedua sosok itu dengan tatapan penuh perhitungan. Tidak ada tanda-tanda emosi di wajahnya, hanya ada kegelisahan yang terpendam di balik matanya yang tajam. Sebelumnya, dia telah mengamati mereka—Khalil dan Raisa—selama beberapa hari, mengikuti jejak mereka dengan hati-hati. Ia mengingat dengan jelas saat pertama kali melihat mereka berdua di bengkel mobil. Ketika Khalil keluar dari bengkel, bersama seorang perempuan yang tidak asing di matanya. Perempuan itu—Raisa—dia tidak kenal. Tapi ia ambil

