Jason tidak menyerah. Tekadnya bulat, mengabaikan semua perlawanan yang Talia berikan. Setiap gerakan perempuan itu untuk melepaskan diri, setiap pukulan dan dorongan, hanya membuatnya semakin erat menggenggam. Nafasnya memburu, bukan hanya karena usaha yang ia keluarkan, tapi juga karena gejolak yang membara di dalam dirinya. Talia, dengan sekuat tenaga, meronta. Tangannya mencakar, mendorong, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman yang begitu kuat. Ia menolak, tubuhnya memberontak, tapi semua itu terasa sia-sia. Jason terlalu kukuh, terlalu teguh dalam keinginannya. Ia menggendong Talia dengan mudah, seolah berat tubuh perempuan itu tidak berarti apa-apa baginya. Jantung Talia berdegup kencang, bukan hanya karena takut, tapi juga marah. Ketakutan bercampur dengan kemarahan yang memb

