MASA LALU KIM Y/N

1973 Words
Kamu tidak tahu siapa aku, Jimin  Kalimat itu yang selalu dipakai Y/N untuk menghindari perasaannya. Sesungguhnya, Y/N juga jatuh hati pada Jimin sejak perhatiannya waktu itu. Memang terasa seperti cinta monyet yang tumbuh hanya dalam waktu 1 minggu, tapi memang itulah yang terjadi. Setiap kali Jimin tidak datang ke rumah, dia akan sangat merindukannya. Ketika Y/N mendengar suara berisik motornya, entah seperti apa, Y/N selalu berusaha mencari perhatian Jimin. Namun, di saat dia mengingat bagaimana masa lalunya, dia akan mencoba untuk menghindari Jimin dan menepiskan perasaannya.  Ya... masa lalu yang disesali Y/N sampai hari ini.  Selama 3 tahun, Y/N terikat dalam seks bebas yang dia lakukan dengan mantan pacarnya, Jin. Sebenarnya mereka masih saling mencintai, tapi Y/N tahu bahwa mereka tidak punya masa depan karena orang tua Y/N tidak menyetujui hubungan anak gadisnya dengan seorang penyanyi kafe. Tidak hanya dengan kekasihnya, Y/N juga berhubungan seks singkat dengan beberapa cowok. Tapi itu hanya sebagai bentuk sakit hatinya karena dia melihat sendiri bagaimana ayahnya menyakiti ibunya dengan sebuah perselingkuhan. Bahkan ibunya sempat pergi dari rumah karena kelakuan ayahnya. Sejak saat Y/N melihat perselingkuhan ayahnya, dia tidak bisa memaafkan perbuatan para cowok. Dia hanya menarik mereka dan menghempaskan cinta mereka. Kim Y/N adalah seorang yang cantik. Sesungguhnya, Y/N bukan cewek yang tidak bisa berdandan. Dia selalu berdandan saat mempermainkan teman teman SMA nya yang coba menggodanya.  Itulah sebabnya, Y/N mulai muak dengan kecantikan dan make up. Dia mulai meyakinkan dirinya sendiri jika dia tidak cantik dan hanya B saja. Dia tidak pernah menyentuh make up lagi semenjak dia memutuskan untuk pindah ke Seoul dan berpisah dengan kekasihnya. Kekasihnya yang memutuskan hubungan mereka karena dia tidak mau hubungan jarak jauh. Akhirnya mereka berpisah dengan baik baik.  "Y/N ... ayo pulang sama sama" kata Jimin ketika dia bertemu dengan Y/N di Hall kampus. "Aku harus ke perpustakaan. Tolong bilang ke Yoona kalo aku pulang terlambat. Tidak usah menungguku untuk makan malam" selonong Y/N tidak menghiraukan Jimin yang mengejarnya. " Y/N ada apa? " tanya Jimin sambil memegang salah satu tangan Y/N. "Tidak ada apa apa" kata Y/N sambil melepaskan tangan Jimin.  "Aku hanya sedang banyak tugas saja" tambah Y/N sambil berjalan lagi. "Gak gak ... ini sudah 3 bulan Y/N. Tidak mungkin kalau tidak ada apa apa. Aku tahu kamu menghindari aku" jelas Jimin yakin. " Aku bilang tidak ada apa apa Jimin" bentak Y/N.  Y/N berlalu meninggalkan Jimin. Tapi tanpa dia sadari, Jimin menarik dan memeluknya. Rasa hangat mengalir di hati Y/N. Dia tidak pernah merasakan perasaan ini. Dia merasa nyaman dan tenang. Dia serasa tidak punya tenaga untuk menolaknya. Dia merasa tidak ingin melepaskannya. Namun, suara di otaknya memaksa dia untuk mencoba melepaskan pelukan Jimin. Dia berusaha keras, tapi semakin keras dia berusaha, Jimin justru semakin kuat memeluknya.  "Jimin, malu dilihat orang" protes Y/N. "Aku tidak peduli" kata Jimin. "Tapi aku peduli, dan kamu tau aku seperti apa. Lepaskan!" perintah Y/N. "Aku lepaskan tapi kita harus bicara" Jimin bernegosiasi.  "Ok ok.. kita bicara" kata Y/N. Taman belakang kampus menjadi pilihan untuk pembicaraan Jimin dan Y/N. Di tengah perjalanan menuju taman, Y/N sudah mempersiapkan kata kata apa yang akan dia sampaikan pada Jimin. Dia akan meminta Jimin untuk menjauhinya. Dia akan mengatakan pada Jimin bahwa dia tidak suka pada Jimin. Namun, ketika Jimin memegang tangan Y/N pada saat mereka duduk di bangku taman, Y/N justru speechless dan tidak tahu apa yang akan dia katakan. Dia terdiam ketika melihat sorot mata Jimin yang putus asa.  "Y/N ada apa?" tanya Jimin sambil memegang tangan Y/N. "Apa aku ada salah?" tanya Jimin.  "Gak koq" kata Y/N. "Kenapa kamu menghindar? Bilang aja kalo kamu ada masalah" desak Jimin.  Seandainya saja aku bisa mengatakan kalo aku begitu mencintaimu.  Andai saja kamu tau Jimin betapa aku merindukanmu.  Andai saja kamu tahu kalo aku ingin memelukmu saat ini.  Andai saja kalo kamu tau kalo aku ingin terus dipegang seperti ini.  Andai saja .. andai saja .... Itulah yang dipikirkan Y/N. Tapi kata kata yang keluar justru sebaliknya.  "Aku gak papa. Kamu jangan begini lah.. nanti aku bisa salah paham sama kamu lho" kata Y/N sambil bercanda. Dia berusaha menenangkan perasaannya sendiri. Sesaat dia bisa membawa otaknya ke kenyataannya. Dia lalu melepaskan tangannya dari genggaman Jimin.  "Aku baik baik saja. Hanya banyak tugas aja" tambah Y/N berusaha meyakinkan Jimin yang terlihat masih ragu ragu. Kenapa kamu seperti ini Y/N? Apa kamu tidak ada perasaan padaku? Kenapa aku merasa ada yang kamu sembunyikan? Apa ini hanya perasaanku saja? Apa.. apa.. apa.... Pikiran itu merasuki Jimin. Tapi Jimin juga mencoba untuk menata kalimat yang akan dia ucapkan ke Y/N.  "Serius kamu gak papa?" tanya Jimin meyakinkan. "Serius" kata Y/N sambil tersenyum tipis. Jimin menghela nafas, seolah olah dia kecewa terhadap sesuatu. Tapi dia tahu bahwa sepertinya tidak ada harapan untuknya untuk bisa mencintai Y/N.  "Okay... kalo gitu, kita bisa seperti biasanya kan?" tanya Jimin sambil tersenyum. "Huh? Bi... biasa gimana maksudmu?" tanya Y/N keheranan.  "Ya biasa ... berteman? " Jimin meyakinkan.  "oo... oke" jawab Y/N agak ragu ragu.  Seminggu berlalu sejak pembicaraan Jimin dan Y/N di taman waktu itu. Mereka berdua bertingkah biasa saja, dan mereka terlihat sangat dekat. Jimin selalu mengajak Y/N kemanapun dia pergi, dan dia juga selalu mengantarkan Y/N kemanapun Y/N ingin pergi. Mereka selalu berangkat dan pulang kampus bersama. Seandainya Y/N atau Jimin belum selesai kuliah, mereka berdua akan saling menunggu. Dengan kesadaran mereka, perasaan mereka muncul jadi sebuah pernyataan rahasia yang ingin mereka simpan sendiri. Tanpa mereka sadari, mereka saling menyayangi dan memperhatikan. Namun mereka tidak ingin mengungkapkannya, karena mereka tidak ingin merusak hubungan satu sama lain.  Tapi Yoona menyadari perhatian mereka satu sama lain. Dia tahu bahwa Jimin suka pada Y/N dan begitupun sebaliknya. Bahkan, Yoona sudah dengar dan tahu bagaimana mahasiswa di jurusan mereka berdua menjuluki mereka berdua. Pernah sekali waktu, Yoona mendengar bagaimana Taehyung, sahabat Jimin meledek Jimin dan Y/N. "Cie..cie ... Jimin nungguin TTM an nya" ledek Taehyung. TTM kepanjangan dari Teman Tapi Mesra. Begitulah bagaimana teman teman mereka menjuluki mereka. Meski Jimin dan Y/N santai saja dengan julukan itu, Yoona yang merasa risih. Dia tidak mau adik satu satunya jadi mangsa Y/N. Meskipun tidak tahu masa lalu Y/N, tapi beberapa waktu yang lalu, Yoona mendengar percakapan antara Y/N dan seorang bernama Jin. Setelah diselidiki, Yoona baru mengetahui bahwa Jin adalah mantan pacar Y/N yang baru saja memutuskan Y/N saat Y/N akhirnya pindah ke Seoul. Yoona merasa bahwa Y/N hanya akan mempermainkan Jimin karena kemungkinan kedekatan Y/N dengan Jin akan berlanjut.  Siang itu, Y/N mengabari Jimin bahwa dia akan ada kuliah tambahan. Jadi mereka akan bertemu di rumah saja. Sebenarnya Y/N sedang pergi ke salah satu mall di pusat kota. Dia sedang mencari hadiah untuk ulang tahun Jimin besok. Yoona mengatakan pada Y/N bahwa mereka akan malam malam bersama untuk merayakan ulang tahun Jimin. Pilihannya jatuh pada sebuah jam tangan hitam bulat yang terlihat sangat mewah. Akhirnya setelah membungkus jam tangan itu, Y/N pulang ke rumah.  Sesampainya di rumah, Y/N tidak melihat Jimin. Sempat heran, tapi dia memutuskan untuk menyimpan kadonya terlebih dulu. Sesaat setelah keluar dari kamar mandi, Y/N melihat ketiga temannya sedang duduk menonton televisi. Mereka duduk sambil menyantap makan malam.  "Y/N ayo makan" ajak Yoona. Y/N langsung menghampiri sahabatnya itu. Dia duduk di depan Yoona, sambil membuka ramyeon instant yang sudah diseduh Young Min.  "Kalian tahu.. besok Jimin bakalan nembak cewek lho" kata Yoona semangat.  Y/N langsung menghentikan aktivitasnya ketika dia mendengar apa yang dikatakan Yoona. Dia masih belum percaya dengan apa yang dia dengar.  "Y/N .. apa Jimin gak bilang sama kamu?" tanya Yoona. "Bukankah kalian sahabatan?" tanya Yoona lagi. "Gak koq .. weeh.. beneran tuch? wah nich anak kebangetan dech... bisa bisanya gak cerita." kata Y/N.  Y/N mencoba menutupi rasa sedihnya. Dia berusaha terlihat seperti baik baik saja.  Yoona melihat perubahan sikap Y/N, dan dia merasa bahwa dia telah melakukan hal yang paling benar.  Keesokan harinya, saat makan malam, Y/N datang bersama Yoona, Soohyun, dan Young Min. Dia melihat Jimin mengenakan setelan hitam yang membuatnya terlihat gagah. Ternyata tidak hanya mereka berlima saja yang datang ke acara tersebut. Banyak teman Jimin dan Yoona yang hadir disana. Y/N mengenal beberapa dari mereka. Namun dia melihat seorang gadis yang duduk di samping Jimin. Gadis itu terlihat pendiam dan lugu. Belum sepenuhnya Y/N memperhatikan gadis itu, Jimin sudah mendatanginya. Gadis itu terlihat heran ketika Jimin mendatangi Y/N. " Woow.. cantik" puji Jimin sambil memegang tangan Y/N. Y/N menyembunyikan hadiahnya ketika dia melihat gadis yang ada di samping Jimin. "Mana hadiahku Y/N?" tanya Jimin penasaran. "Aku.... belum membelinya.. nanti ya... "kata Y/N berusaha terlihat meyakinkan. Jimin terheran heran. Bahkan dia sempat menanyakannya lagi, tapi Y/N menjawab dengan jawaban yang sama. Saat itu, Jimin tahu bahwa ada yang tidak beres dengan Y/N.  Y/N duduk agak jauh dari Jimin. Jimin ingin mengajaknya, tapi Yoona mencegahnya dengan dalih bahwa dia harus meniup lilinnya. Jimin meniup lilin sembari memperhatikan Y/N yang terduduk diam tanpa senyum. Jimin tahu persis seperti apa Y/N ketika dia sedang ada masalah. Dia juga tahu betul bahwa seorang Y/N tidak pernah bersedih. Itulah yang membuatnya jatuh cinta pada Y/N. Tapi hari ini, dia justru melihat Y/N terlihat begitu sedih.  "Ayo suapan pertama Jim" kata Yoona.  Jimin sudah memotongnya dan bersiap untuk menyuapi Y/N. Entah kenapa, hari ini Jimin ingin mengungkap semuanya tentang perasaannya. Dia ingin semua yang ada disitu tahu bahwa dia sangat mencintai Y/N.  "Seulgi ... sini sayang" kata Yoona diikuti gadis yang ada di samping Jimin tadi. Jimin terkejut, begitu juga dengan para sahabatnya. Mereka sudah yakin bahwa Jimin akan mengutarakan perasaannya pada Y/N. Yoona seolah mendesak Jimin untuk menyuapi Seulgi.  Ternyata itu cewek yang mau ditembak Jimin. Harusnya sudah bisa kuduga. Mereka punya kepribadian yang sama. Aku pikir Jimin menyukai tipe cewek yang seperti itu.   Pikiran Y/N sudah kacau balau ketika dia melihat Jimin menyuapi Seulgi. Jimin merasakan ada aliran air dingin menjalar di hatinya ketika dia melihat tatapan Y/N yang berkaca kaca. Baru saat itu dia tahu bahwa Y/N juga memiliki perasaan yang sama dengannya.  Tidak berapa lama, Jimin menghampiri Y/N yang sedang menikmati minuman sodanya.  "Y/N kamu gak papa?" tanya Jimin memastikan. "Lha kenapa? Aku baik baik aja koq" kata Y/N berbohong. "Ini kan hari bahagiamu.. selamat ya .. sorry telat ngucapinnya" tambah Y/N lagi menyembunyikan perasaannya.  "Aku mau bicara sama kamu Y/N " kata Jimin berusaha mengajak Y/N keluar.  "Hei ... ini pestamu, kamu gak bisa pergi begitu aja" kata Y/N menolak ajakan Jimin.  "Lagipula, Seulgi melihat kita. Aku jadi gak enak." kata Y/N lagi. Saat Jimin menoleh ke arah Seulgi, handphone Y/N berdering. Nama Jin terpampang di layar hapenya. Sekilas Jimin bisa melihatnya. Dia sedikit mengernyitkan alisnya. Entah kenapa ada rasa cemburu yang mengisi hatinya. Terasa sakit sekali. Y/N meminta ijin untuk keluar menjawab telepon itu, karena di dalam terlalu berisik. Jimin hanya mengamati Y/N ketika dia menjawab telepon di luar kafe.  "Aku harus pergi" kata Y/N pamit pada Jimin. Sesaat kemudian dia pamit pada Yoona dan teman teman yang lain.  "Aku antar" kata Jimin sambil mengambil jaketnya.  "Hush .. mana bisa.. gak sopan itu" tolak Y/N. "Ini kan pestamu" tambah Y/N. "Kamu mau kemana?" tanya Jimin sambil memegang tangan Y/N. "Aku ada urusan" tepis Y/N. Di sisa pesta itu, Jimin tidak tenang sama sekali. Bahkan dia malah banyak melihat handphonenya. Dia tidak konsentrasi dengan semua perkataan teman temannya. Bahkan ketika Seulgi mengajaknya berdansa, dia hanya berpamitan untuk keluar mencari udara segar. Yoona menyadari perubahan Jimin, dan dia justru memprovokasi Seulgi untuk mendekati Jimin lebih agresif.  Pesta itu akhirnya berakhir dan Jimin langsung melarikan motornya ke rumah Y/N. Dia berusaha mencari Y/N untuk mengutarakan perasaannya. Dia juga baru tahu kalau Yoona mengatakan pada Y/N tentang Seulgi. Itu tidak seperti yang dipikirkan Y/N. Jimin tidak punya perasaan apapun pada Seulgi, mereka hanya teman sejak kecil saja. Dia tidak bisa menemukan Y/N di rumah nya atau dimanapun. Malam itu, Jimin mencari Y/N ke seluruh pelosok kota Seoul. Dimana kamu Y/N?  Kamu harus baik baik saja... atau.... Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD