Pertukaran Pengantin

1053 Words
Lizzy pun mundur dan berjalan menuju ruangan Lisa dengan pikiran yang berkelabat. Apa yang harus dia lakukan? Saga tak boleh menikahi Lisa tapi pernikahannya beberapa hari lagi. Mungkin akan lebih baik dia memberitahu hal ini pada keluarganya. Belum saja beranjak dari tempatnya berdiri tampaklah Lisa dengan senyuman manis. "Lizzy, dari mana saja kau aku ingin mengatakan sesuatu." "Aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu. Saga, pria itu--" "Eh aku juga ingin ngomongin dia," Lizzy sontak menghentikan perkataan menunggu apa yang ingin disampaikan oleh Lisa. "Lihat ini WA dari dia, dia bilang tak sabar untuk menikah denganku. Bukankah ini manis sekali?" Gadis itu terdiam sebentar, menatap sendu pada Lisa. Melihat dia seperti ini, Lizzy merasa enggan untuk mengatakannya. Dia tak ingin kegembiraan Lisa berganti jadi kesedihan. Harusnya ini adalah waktu Lisa bahagia tapi tidak menikah dengan si pria busuk itu. Lisa terlalu baik untuk Saga! Sebagai jawaban Lizzy mengangguk. "Oh iya hari fiting baju akan dilaksanakan beberapa hari lagi kau ikut aku ya?" "Fiting baju?" Nada Lizzy kurang yakin sehingga Lisa cemberut. "Ayolah Lizzy, ikuti aku. Ini adalah bayaranmu karena kau tak pernah mendampingiku," Sebenarnya Lizzy tak mau melakukan hal itu tapi kemudian dia tersenyum tipis. "Baiklah, aku akan ikut denganmu." ❤❤❤❤ Sesuai dengan permintaan Lisa, Lizzy mengikutinya menuju salah satu butik namun dia tak sampai mengira jika Saga ikut juga dengan mereka. Pandangan Saga yang awalnya pada ponsel kini melihat pada anak kembar itu. "Apa kau menunggu lama?" tanya Lisa pada Saga. "Tidak, aku juga baru sampai." "Maaf ya dari tadi macet." "Tak apa-apa." salah satu dari pegawai datang dan meminta Lisa untuk mencoba gaun pengantinnya. Lizzy merasa tak nyaman begitu Lisa meninggalkannya sebab dia menyadari pandangan Saga padanya. Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah beberapa gaun didekatnya. Mencoba senormal mungkin. Saga bukannya menjauh dia mendekat pada Lizzy melihat apa yang gadis itu lakukan. "Pakailah itu, aku rasa kau cantik sekali menggunakan gaun itu." komentar Saga melihat gaun yang Lizzy lihat. Lantas Lizzy memandang Saga yang tak melepas tatapannya pada Lizzy. "Apa kau sedang menggodaku?" Saga menyeringai. "Tidak kok, aku hanya mengatakan sebuah fakta bahwa kau itu cantik." sahutnya seraya mengulurkan tangan menyentuh Lizzy namun dengan cepat Lizzy menepisnya. "Tolong sopanlah, ada Lisa di sini!" Peringatan Lizzy diabaikan oleh Saga. Pria itu berusaha menyentuh Lizzy lagi tapi untuk kedua kalinya Lizzy menolak sentuhan Saga sampai pegawai butik memberitahu bahwa saat ini Lisa telah mengenakan baju pengantin. Lizzy tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan pergi dan memberikan jarak aman antara dirinya dan Saga. Akibatnya, Lizzy makin membenci dan mengingatkan diri kalau Saga memang tak pantas untuk Lisa. Gorden tersingkap. Tampaklah Lisa dengan gaun pengantin. Dia terlihat sangat cantik. "Bagaimana penampilanku?" "Kau cantik sekali Lisa," puji Lizzy dengan senyuman merekah. "Ya, Lisa apa yang dikatakan saudarimu itu benar. Kau cantik sekali." Lizzy segera mendelik pada Saga namun Saga mengabaikan hal itu. Dia bermuka dua! ❤❤❤❤ Satu minggu kemudian, pernikahan sudah di depan mata dan saatnya Lizzy bergerak menyelesaikan masalah. Selama seminggu itu pula Lizzy memikirkan rencananya dan dia sangat berharap semuanya berjalan lancar. Setelah merias dan mengenakan gaun dengan rok selutut, Lizzy menemui Lisa di kamarnya. Saudara kembarnya itu masih mempersiapkan diri. "Aku pikir kau sudah selesai berdandan rupanya kau masih bersiap." Lisa tersengih seraya menatap bayangan Lizzy di cermin. "Kau sudah terlihat rapi? Bukankah masih setengah jam lagi pernikahan dimulai? Sebenarnya siapa sih yang menikah, kau atau aku?" Lizzy mau tak mau tersenyum meski dalam hati dia mencelos. Candaan Lisa mengena benar dalam diri Lizzy yang menurutnya sebagai sindiran. "Cepatlah bersiap-siap." "Iya, iya!" Panggilan tiba-tiba saja Lizzy dapatkan. Melihat layar ponselnya lama, dia pun memutuskan menerima panggilan tersebut. "Halo," "Halo, apa benar ini Nona Lizzy Grace?" "Ya, saya sendiri." "Ini menyangkut tentang anda diterima di perusahaan AM. Anda harus datang hari Rabu depan untuk menandantangani kontrak." Lizzy menggumam secara tak sadar. "Maaf saya rasa, saya tak bisa menerima kontrak tersebut." kata Lizzy berhati-hati. "Apa maksud anda? Anda ingin menolak kontraknya?" "Ya," suara embusan kasar terdengar jelas dari balik telepon. "Nona, harusnya anda mengatakannya jauh-jauh hari jika seperti ini kami---" "Tolong dengarkan saya ... ya saya minta maaf karena hal itu tapi saya memiliki seseorang yang bisa bekerja dan memiliki nilai seperti saya, saya yakin dia pasti mau bekerja di perusahaan AM." Cukup lama si lawan bicara diam lalu bertanya. "Dan siapa dia?" "Saudara kembarku namanya Lisa Grace ... aku sudah mengirimkan biodata sekaligus foto copi ijazahnya di map berwarna biru." jelas Lizzy. Dia telah merencanakan hal ini dengan matang. Lizzy sengaja mengirimkan semua data Lisa setelah dia berpikir tak akan melanjutkan pekerjaannya. Lizzy tahu resiko apa yang terjadi maka dia membuat rencana cadangan untuk Lisa. Semoga saja Lisa suka akan kejutan ini! "Siap!" ucapan dari si perias Lisa sontak mengejutkan Lizzy dan lantas menoleh ke asal suara. Lisa sudah siap dengan make up dan sekarang hanya mengganti baju dengan memakai gaun pengantin. "Kau pergilah, biar aku yang mengurus sisanya." Si perias mengangguk kemudian pergi dari tempat tersebut. Akhirnya tinggallah Lizzy dan Lisa sendirian. Lisa sedang asyik melihat dirinya yang cantik dengan dandanan sedang Lizzy diam-diam menyiapkan suntikan obat bius yang dia bawa. "Ini akan menjadi sejarah penting untukku Lizzy, aku sangat bahagia karena aku akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang sangat baik." Lizzy mendekat pada Lisa dengan tatapan datar. "Aku rasa tidak Lisa ...." Lisa mengerutkan dahi menatap pada Lizzy. Sungguh dia tak mengerti dengan omongan sang saudari kembar. "Apa maksudmu?" Lizzy belum menjawab dan memeluk dari belakang Lisa. "Aku minta maaf." lirih Lizzy dan mengeluarkan suntikan jarum. Mata Lisa membelalak dan belum sempat dia mengelak, Lizzy telah menguncinya dan menusukkan jarum suntik tersebut pada Lisa. "Aww ...." Lizzy melepas kuncian dan membiarkan Lisa berdiri kemudian mendekat pada Lizzy dengan pandangan terkejut. "Ap-apa yang kau lakukan padaku?" Perlahan pandangan matanya mengabur dia mendengar samar-samar suara Lizzy yang kembali meminta maaf. "Kau pasti akan tahu apa yang sebenarnya terjadi dan saat itu terkuak kau akan berterima kasih padaku." Lisa pun pingsan. Beruntung Lizzy berhasil menahannya lalu membaringkan tubuh Lisa di ranjang. Dia kemudian menutup Lisa dengan selimut. Secepat mungkin Lizzy mengenakan gaun pengantin sebelum orang-orang datang. Tak lama kemudian, pintu diketuk dan terbuka memperlihatkan Ibu dari Lisa dan Lizzy, Angel Grace. "Lisa, ayo cepatlah pernikahan akan dimulai." Lizzy yang membelakangi menutup wajahnya dengan tudung pengantin. Dia pun berbalik dan tersenyum pada Angel. "Aku siap Ibu."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD