"RAYNZAL! Kamu itu, gak ada kapok-kapoknya!" Omelan lantang yang keluar dari bibir Pak Fahri berhasil membuat Raynzal memaki di dalam hatinya, apalagi sewaktu tangan guru itu menarik kuat-kuat telinga kirinya. "Aw, Pak! Sakit kali, kasar banget mainnya." Cowok itu masih sempat-sempat bercanda, padahal wajah Pak Fahri sudah merah padam. Tarikan pada daun telinga Raynzal semakin Pak Fahri perkuat, "Sudah merokok di lingkungan sekolah, di tambah minum-minuman keras! Mau jadi apa kamu!?" Raynzal semakin meringis dibuatnya, telinganya serasa ingin copot saat ini juga, "Inituh alkohol cuma lima persen, Pak. Gak bakal saya mah mabuk-mabukan di sekolah! Saya nakal gini juga masih tau aturan." Steve dan Al yang melihat jelas adegan itu hanya bisa mengulum senyum, tak ingin ikut-ikutan karna uj

