Pemeriksaan

479 Words
Jubah cokelat bertudung yang dikenalan Lettasya seharusnya tampak mewah dengan bordiran emas di pinggirannya. Akan tetapi kain yang telah lapuk oleh karena tersimpan dan tak terurus menjadikan penampilannya tak lebih dari seperti rakyat biasa. Sungguh Lettasya bersyukur karena itu mampu membuatnya tidak terlalu mencolok. Sepanjang perjalanan yang ia lalui dengan berjalan kaki, hari-hari yang kemungkinan telah Lettasya lewati sebanyak lima kali matahari terbenam. Dari sana lah ia mendapat banyak penjelasan mengapa keluarganya dibantai juga mengapai adiknya ditawan untuk dijadikan persembahan. Raja Orion tengah berkeinginan untuk menjadi raja abadi di tanah Yunani. Semakin banyak yang Lettasya tahu alasan semua musibah ini, semakin ia tebakar oleh amarah. Betapa luar biasa kejam raja tersebut. Cacian bahkan masih terlalu baik untuk Orion. Puluhan kerajaan yang telah dibantai, ribuan korban perang yang baik dari pihak lawan mau pun prajuritnya sendiri, dan entah berapa putri yang ia tawan untuk dipersembahkan pada Dewi Athena di setiap bulan purnama. Namun Lettasya tidak akan membiarkan Orion menjadikan Theona tumbal demi obsesi gilanya tersebut.  Gadis itu akan mengorbankan serta mengerahkan segala yang ia mampu untuk menyelematkan sang Adik. Gerbang pembatas ibu kota sudah di depan mata, tapi ada hal yang Lettasya tidak mengerti. Begitu banyak perempuan berbaris di sana. “Permisi,” sapa Lettasya pada wanita di depannya. “Ini ada apa ya Nona?” Wanita cantik tersebut menoleh. “Aku tidak tahu, tapi sudah beberapa hari ini prajurit istana selalu memeriksa tanda di bahu belakang para perempuan.” “Untuk apa mereka melakukan itu?” “Dari rumor yang beredar, Raja Orion sedang mencari pendamping,” ujarnya berbisik. Lettasya mengernyit. Setelah membantai dan mempersembahkan begitu banyak tumbal, dia kini mencari pasangan. “Hanya orang si-al yang menjadi pendampingnya.” Wanita di depan Lettasya menaruh telunjuk di bibir dengan panik.  “Hati-hati dengan bicaramu jika kau tidak ingin kehilangan kepalamu!” Keduanya melangkah maju menunggu giliran karena barisan depan telah berhasil melewati pemeriksaan dan memasuki ibu kota. “Sebenarnya,” bisiknya. “Kebanyakan dari kami pun berpikir demikian. Raja Orion pernah membunuh ayahnya sendiri demi naik tahta lebih cepat. Tidak ada yang bisa menjamin dia tidak akan membunuh istrinya nanti.” Lettasya sudah mengetahui hal itu, tapi mendengernya kembali membuatnya merinding. Bagaimana bisa seorang anak membunuh orang tuanya sendiri hanya demi tahta. “Lagi pula, jika pun Raja Orion tidak mencelakaimu. Belum tentu Cleosana tidak,” bisiknya lagi. “Cleosana? Siapa itu?” tanya Lettasya. “Hei kalian berdua!” seru seorang prajurit dengar keras kepada mereka. “Cepat maju!” Wanita tersebut membungkam mulutnya  dan mengikuti perintah dalam diam. Begitu pun dengan Lettasya. Hanya tersisa sekitar lima orang lagi sebelum dirinya sendiri yang diperiksa. ***** To Be Continue…. Hayo! Penasaran ya? Hehehee Bab ini belum selesai koq. Baru separuh. Kapan lanjutannya? Hmm, mungkin setelah lovenya di atas 100. Makanya, kalo kalian pengen tahu  banget. Ayo di tap love, komen dan share ke temen serta media sosialmu!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD