Lapangan golf, Girimaya. Salwa setengah memaksa Athan, tanpa peduli lelaki itu lelah atau tidak suka. Tapi nampaknya Athan ikut menikmati jalan santai mereka. "Salwa suka?" Salwa merasakan hawa sejuk pohon, meski sudah sore. "Em. Aku suka suasana tenangnya. Jarang kulakukan kalau akhir pekan karena ramai. Tapi jalanan rumah Mama Asih terlalu sepi kalau sendirian." "Salwa, kenapa tidak menikah dengannya?" tanya Athan tiba-tiba. Sebenarnya Salwa tidak suka membahas pecundang. "Dia menikah. Nina tidak bercerita?" "Tidak. Kami hanya membahas makanan biasanya." Salwa tersenyum begitu saja. "Dia menikah dengan sahabatnya. Tanpa memberitahuku semetara kami hampir menyebarkan undangan." Athan terperangah, "Dan kemudian kamu dipaksa menikah denganku. Aku bisa paham kalau sikapmu menjauhiku

