CHAPTER 4

1039 Words
Malam begitu cepat berlalu meninggalkan kegelapan. Pagi yang cerah pun kembali menyambut dengan pancaran sinar matahari. Semua orang kembali memulai semua aktifitas mereka masing-masing. Namun berbeda dengan Elina, pagi ini Elina tidak berangkat ke sekolahnya. Suasana kelas masih sangat sepi, baru beberapa siswa saja yang telah hadir. Zidan yang sudah berada di kelas terlebih dahulu diantara teman lainnya dan kali ini Zidan duduk di bangku milik Elina. Karena Zidan ingin memastikan dan melihat kembali darah yang ada di bawah bangku Elina yang sempat ia lihat kemarin. “Ini darah apa?” Gumam Zidan. “Zidan, kau sedang apa?” Tanya Zara yang memasuki kelas dan melihat Zidan aneh. “Ahhh… Zara. Emmm…. Tidak apa-apa. Hehehe.” Jawab Zidan sambil tersenyum. “Apa Elina belum datang?” “Belum.” Leo dan Syila datang memasuki kelas bersamaan. “Selamat pagi.” Sapa Leo dan Syila. “Pagi juga.” Balas Zidan dan Zara barengan. “Masih sepi. Dimana Elina?” Tanya Leo. “Dia belum datang.” Jawab Zara. “Benarkah? Biasanya jam segini Elina sudah rusuh.” Ucap Syila sambil melihat jam tangannya. “Hahaha. Kau benar.” Sahut Leo. “Hahaha. Sebentar lagi bel masuk.” Ucap Zidan. “Selamat pagi semua.” Sapa Aksa yang baru saja datang. “Pagi.” Jawab semuanya. “Ada apa ini? Mana Elina?” “Dia belum datang.” Jawab Leo. “Oh ya.. padahal bel masuk akan segera berbunyi.” “Iya, telpon saja dia.” Perintah Zidan. “Baiklah, biar aku saja yang telpon.” Zara pun mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Elina. Panggilan tersambung, namun Elina tidak mengangkatnya. Sudah beberapa kali Zara mencobanya, namun tetap saja tidak ada jawaban dari Elina. “Tidak diangkat.” Ucap Zara. “Biar ku coba.” Kali ini Aksa yang mencoba menghubungi Elina, namun ternyata sama saja, tidak ada jawaban dari Elina. “Tidak diangkat juga.” Ucap Aksa. KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNGGGGGGG Bel masuk pun sudah berbunyi. Pembelajaran hari ini pun sudah di mulai. Semua murid sudah duduk di bangku masing-masing dan memperhaikan pembelajaran yang di sampaikan oleh guru masing-masing. Disisi lain, ternyata Elina tidak berangkat sekolah hari ini, karena ia pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter. Karena kejadian kemarin yang tiba-tiba hisungnya mengeluarkan darah lagi setelah sekian lama. Jadi Elina memutuskan untuk menemui dan memeriksakan ke dokter. Elina pergi ke dokter di antar oleh sopirnya. “Permisi dokter.” Sapa Elina dengan senyumannya saat memasuki ruangan dr. Reina. “Silahkan. Ahhh.. Elina sudah lama tak berkunjung.” “Iya dokter. Ini pertama kalinya saya ke sini lagi setelah dua tahun yang lalu.” “Ada apa Elina?” “Saya takut dok. Kemarin di sekolah, saya merasakan sakit di kepala saya, dan hidung saya juga mengeluarkan darah lagi.” “Kau pasti sedang memikirkan sesuatu yang membuatmu down?” “Ahhh… tidak dok.” Elina mencoba untuk mengelak. “Jangan berbohong. Saya tahu.” Dr. Reina yang dulu menjadi perawat Elina, sudah memahami bagaimana sifat Elina. Dan kali ini Dr. Reina mengetahui kalau Elina sedang berbohong hanya melihat dari mata Elina. Elina hanya tersenyum. “Sebaiknya kamu jangan memikirkan sesuatu dengan serius. Dan dulu saya juga pernah mengatakan padamu kalau itu adalah salah satu pemicu sakitmu akan kambuh.” Dr. Reina menjelaskan. “Baiklah dok.” Setelah beberapa menit diperiksa oleh Dr. Reina, Elina di beri resep obat. Kemudian Elina pun pergi meninggalkan rumah sakit. Elina melihat poselnya. Ada banyak sekali panggilan dari Zara dan Aksa. Elina pun mencoba kembali menghubungi Zara, karena Elina tahu saat ini adalah jam istirahat. “Ahhh… Elina menghubungiku.” Teriak Zara yang saat ini sedang makan dikantin bersama sahabat-sahabat lainnya. “Cepat angkatlah.” Pinta Zidan. Zara pun menekan tobol hijau yang ada di ponselnya. “Halo, Elina.” “Hai, Zara, kenapa kau menghubungiku sampai beberapa kali?” “Yaaaaaaaaak… kenapa kau tidak datang ke sekolah?” Tanya Zara dengan nada sedikit ngegas. “Maaf Zara, huhuhu. Maafkan aku tidak sempat memberitahumu kala hari ini aku ijin tiak masuk sekolah.” Saat Zara masih ingin berbicara, tiba-tiba Aksa merebut ponsel Zara. “Halo Elina, ini Aksa.” Elina terdiam saat mendengar suara Aksa. “Apa kau sakit? Apa kau baik-baik saja?” Jujur Aksa memang merasa khawatir karena tak biasanya Elina tidak masuk sekolah tanpa memberitahunya. “Aahh.. Aksa. Eeumm.. Aku tidak papa Sa.” Jawab Elina terbata-bata. “Kau serius? Kau tak berbohongkan?” “Iya Aksa, besuk aku kembali berangkat sekolah.” “Ah.. Syukurlah.” Aksa merasa lega. “Makanlah dengan benar. Istirahat yang cukup. Mengerti?” Lanjut Aksa yang menasehati Elina. “Iya Aksa Rheandra.” Kali ini Zidan juga tidak mau ketinggalan. Zidan merebut ponsel dari Aksa. “Elina, cepat kembali sekolah. Kelas sangat sepi nggak ada kamu.” “Benarkah?” “Iya Lin, Cepat sekolah ya?” Sahut Leo. “Iya semuanya. Besok aku berangkat kok. Oh ya aku akan menutup telponnya dulu. Kalian belajarlah yang rajin.” “Iya, kau juga harus istirahat yang cukup.” “Iya, terima kasih. Bye.” Sebelum Elina menutup telponnya, Aksa berteriak. “Elinaaaa, aku merindukanmu.” Seketika Elina menangis setelah mendengar pernyataan Aksa dan segera mematikan ponselnya. Elina segera menuju mobil dan pergi menuju ke apotik untuk menebus obat yang telah dikasih oleh Dr. Reina. Setelah semua obat telah ia dapatkan, ia segera pulang. Sebenarnya mama Mika ingin menemani Elina, tapi Elina tidak menyetujuinya. “Mama, Elina pulang.” “Hai sayang, gimana? apa kata Dr. Reina?” “Tidak papa ma, Elina hanya disuruh tidak boleh memikirkan sesuatu terlalu keras yang bisa membuat down lagi.” “Tu kan, mama kan juga sudah bilang sama kamu sayang.” “Iya ma. Hehehe.” “Ya sudah, kamu istirahat dulu. Dan jangan lupa diminum obatnya.” “Siap mama.” “Elina ke kamar dulu ya ma?” Pamit Elina. “Iya sayang.” Saat berada di kamar Elina teringat ucapan Aksa. ‘Aku juga merindukanmu Aksa. Tapi kenapa? Kenapa kau lakukan ini padaku? kenapa kau selalu memberikan harapan padaku jika cintamu untuk orang lain? Tolong jangan buat aku semakin berharap padamu’ Elina berbicara sendiri dan menitikkan airmatanya sambil memandangi dan mengusap-usap cincin yang berada di jari tengahnya, cincin pemberian Aksa. TBC ******
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD