Sudah hampir dua minggu anya berada di dunia yang asing baginya, anya benar-benar hanya berdiam di kamar yang diberikan dominic dan membaca buku yang di berikan kris untuknya, buku berwarna coklat tua itu sangat tebal.
Saat membuka buku itu menceritakan silsilah kepemimpinan Rheinsberg lalu tentang kebiasaan-kebiasaan yang mengharuskan untuk meminun darah bagi bangsa mereka, wilayah yang berhasil mereka jajah, rheinberg berjaya dibawah kuasa lord elios banyak wilayah yang direbut oleh nya menjadikan daerah kekuasaan rheinsberg sangatlah luas.
Ada yang menjelaskan bahwa semua yang berada di daerah ini memiliki warna rambut yang berbeda karena antara vampire yang satu dengan yang lain, rasanya memiliki perbedaan jika mereka bertemu dengan mate mereka dan menghisap darahnya sama seperti mereka mencampurkan lagi sebuah warna, maka anak mereka akan memiliki warna rambut berbeda atau akan mengikuti warna rambut ayah atau ibunya.
Anya terdiam dan memegang rambut nya pantas saja semua orang yang selalu menatapnya dengan tatapan aneh ternyata karena rambut nya yang berwarna hitam.
"Apa yang kau baca" suara deep itu membuat anya kaget dan langsung menutup bukunya suara itu dari arah belakang ternyata dominic.
"Perlihatkan.."
Anya memperlihatkan buku yang sedang dia baca pada dominic, sedangkan pria itu hanya menyeringai melihat apa yang diperlihatkan gadis itu padanya.
"Kau mendapatkan buku itu"
"iya.. Mr.Kris memberikannya padaku dan menyuruhku untuk memahami nya"Dominic berjalan mengikis jarak diantara mereka sambil terus menatap anya intens.
"Jadi. Kau mengerti bukan kenapa aku harus menghisap darah mu ?"
Degh...
Anya terdiam dan tak menatap pada pria dihadapannya ini, dominic menarik tubuh gadis itu mencium aroma tubuh gadis itu saja suda membuatnya mabuk, dia lantas bersiap menghisap darah gadis itu.
'Ahhhh...' anya menjerit dalam diam nya saat gigi taring dominic menancap sempurna di leher miliknya dia hanya bisa meremas pakaian dominic.
"Ahh sakit" kata anya yang di abaikan oleh dominic.
Dominic terus menghisap darah anya sampai dia merasakan remasan pada pakaiannya melemah dan tubuh anya limbung dalam pelukannya untuk kesekian kalinya.
Dia lantas membawa anya dan menidurkannya di atas ranjang, dominic membetulkan anak rambut yang menganggu wajah manis anya.
"Bagaimana bisa kau adalah pasanganku" lemah dominic sebelum meninggalkan ruangan itu.
Sebelumnya...
"Lord memasuki ruangan.. "Pintu ruang kerja sang tetua terbuka sang lord masuk dengan aura kuatnya dia langsung mendudukan diri di shofa sambil memijat keningnya.
"Lord Dominic.. Apa yang membawa mu kemari ?" kata pria bernama eslaqar
"Aku heran pada tubuhku es.. Aku selalu menghisap darah para wanita yang selalu menghampiri dan senantiasa merelakan darahnya ku hisap secara percuma tapi akhir-akhir ini semuanya hambar dan aku tidak menyukainya kecuali..."
Dominic menjeda sejenak pembicaraannya sambil memikirkan sesuatu.
"Kecuali darah gadis itu. Gadis manusia yang kutemukan tersesat dan masuk ke dalam hutan black forest darahnya berbeda es.. Darahnya benar-benar memberiku energi dia membuatku ingin menghisapnya terus dan tak ingin yang lain"
Tetua itu mengangguk seperti mengerti atas apa yang dikeluhkan oleh lord muda dihadapannya sekarang, eslaqar menjelaskan itu adalah sebuah ketertarikan lord dominic sudah menemukan matenya walau di dunia vampire tidak menganggap ikatan mate seperti kaum werewolf tetapi tidak bisa dipungkiri mereka memiliki pasangan yang sudah di tetapkan.
Dominic sempat terdiam disaat mendengar penuturan eslaqar bagaimana bisa gadis lemah seperti anya menjadi pasangan baginya, gadis itu bisa menjadi kelemahan untuk Dominic jika musuhnya mengetahui itu dan lagi tidak selamanya dominic bisa memberikan gadis itu obat yang selalu dia buat agar menyamarkan aroma manusianya.
"Apa hanya aku yang mampu merasakannya ?"
"Tidak, gadis itupun pasti merasakan sesuatu saat bersama anda lord. Apa anda akan mengnagkatnya menjadi queen? "
"Tidak bisa es.. Dia bisa menjadi kelemahan ku"
"Lord.. Mate adalah seseorang yang bisa membuat mu sempurna, dia mungkin lemah tapi darahnya memiliki energi yang kuat untuk anda"
Dominic terdiam ini seperti pisau bermata dua baginya, selama gadis itu berada disini dia sudah mulai terbiasa banyak hal yang baru dia tau tentang mahluk yang bernama manusia itu.
Yang dia tau manusia itu tamak dan selalu tidak puas, tapi saat dia melihat anya banyak yang dia tau dia gadis yang selalu menurut padanya walau setelah itu gadis itu kesal dan mengumpat dirinya. Dia selalu makan dengan lahap, anya tidak pernah menyisakan makanan di piringnya banyak expresi yang gadis itu tunjukan jika dia sedang bersama lisa atau sedang berada di taman milik ibundanya.
Dominic sudah jarang menghisap darah dari wanita yang berada di pavilium istana, dominic benar-benar mabuk akan darah gadis itu.
.
Anya membuka matanya dan merasakan pusing yang amat sangat dia merasakan kram di lehernya pikirannya melayang pada lord kejam yang tiap kali datang ke kamarnya dan menghisap darahnya.
Anya semakin ingin keluar dan melarikan diri dari istana dan wilayah bernama rheinsberg ini, yang anya harus cari tahu sekarang adalah bagaimana caranya keluar dari situasi ini.
Matanya melirik ke atas nakas buku berwarna coklat tua yang diberikan kris saat itu ada disana anya menarik buku itu dan memmbawanya pergi menuju perpustakaan istana.
Dua orang penjaga istana membukaan pintunya anya melangkah semakin kedalam dan melihat kris yang sedang duduk dan membaca buku, kris menatapnya dan menyuruhnya untuk duduk.
"Ada yang ingin kau tanyakan anya ?" anya mengangguk dan duduk tepat di depan kris.
"mr.kris apa yang di maksud perbatasan rheins.."
"Itu adalah perbatasan antara hutan black forest hutan itu adalah perbatasan antara vampire dan manusia. Tapi itu tak kasat mata oleh manusia biasa. Disana selalu ada seorang penjaga perbatasan"
"Di daerah mana hutan itu ?"
Kris terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan dari anya, sedangkan anya terdiam menatap kris dengan jantung yang berdegup cepat.
Kris beranjak dari tempat duduknya lalu mendekat pada anya dan mengurung pergerakan anya.
"Kenapa bertanya seperti itu ?"
"I-itu.. Itu"
BRAKKKKKK
pintu terbuka dengan keras dan menampakan dominic yang berdiri dengan expresi datar melihat kedekatan anya dengan kris.
Kris memberi hormat pada dominic, tangan dominic menarik keras tangan anya dan membawanya keluar dari perpustakaan itu dengan secepat kilat lalu masuk ke dalam kamar milik anya dan menutup pintu nya kuat-kuat
"Aww.. Sakit!! " kata anya sambil memegang tangannya yang kemerahan.
"Bermesraan denganya huh ?"
"Siapa yang anda maksud ?"
"Siapa lagi jika bukan kau ! Kau mau belajar menjadi wanita yang suka menggoda ? Dan kau berhasil menggoda kris hingga kalian begitu intim ?"Anya semakin bingung dengan perkataan dominic
"Aku tidak-"
Plakkkk
Satu tamparan di pipi mulus nya anya dapatkan dari dominic anya sampai terjatuh di atas kasur akibat tamparan dari dominic dan itu membuat pipinya memerah .
"Sebenarnya apa salahku !" anya meninggikan suaranya
"Kau berdekatan dengan lelaki lain !"
"Itu hak ku !"
"Hak mu hilang sejak kau menginjakan kaki di istana ini"
"Jika seperti itu biarkan aku pergi" anya segera keluar dari hadapan dominic tapi tangan pria itu lebih cepat menariknya kembali.
Dominic mencekik leher anya, membuat gadis itu ketakutan dan kesulitan bernafas.
"Jangan harap kau bisa pergi dariku, kau akan menikah dengan ku"
Mata anya semakin membulat saat mendengar apa yang diucapkan oleh dominic.
"Ck, sial .. Aku memang ingin menikah tapi bukan dengan mahluk sepertimu !"- rutuk anya dalam hati
Dominic menarik dan melepaskan cekikan dileher anya membuat anya limbung dan jatuh menabrak nakas, dominic pergi begitu saja meninggalkan anya yang menangisi nasib yang buruk bagi dirinya.
Sungguh sial dan malang nasib anya sekarang, tubuhnya benar-benar sakit dan rasa igin melarikan diri dari tempat ini semakin besar entah ini kali keberapa pria itu selalu saja seenaknya dan tidak pernah berpikir tentang keadaan orang lain, anya begitu membatin dan hanya bisa menangis memegang dadanya yang sesak.