BAB 51 | Ketua Kelompok Terkuat

2018 Words
MARKAS kembali digunakan! Tidak ada yang absen kali ini karena harus membahas beberapa hal yang penting dan sangat mendesak. Mereka merasa ada yang kurang, biasanya ada satu lagi orang diantara mereka. Namun sekarang, mereka harus terbiasa dengan keadaan yang sekarang. Di mana mereka hanya tersisa empat orang saja. Tidak ada lagi yang akan membuatkan ramuan ajaib lagi. Dan mungkin, metode itu akan hilang. Mereka akan menggantikannya dengan pekerjaan mereka seperti biasa, menggunakan senjata. King baru saja mengelap seluruh koleksi senjata buatannya yang ada dalam lemari, mengabsen satu demi satu dan mengurutkannya sesuai dengan fungsinya. King sudah lama tidak melakukannya karena memang mereka semua bergantung kepada Bear. Mereka memang membawa senjata, tetapi bukan untuk mereka gunakan sebagai alat utama dalam pembunuhan. Tetapi mungkin untuk sekarang, peran King akan kembali seperti semua. Penanggungjawab dalam pembuatan senjata dan juga memastikan bahwa senjata itu akan berfungsi dengan baik. Beauty sendiri sibuk mencoba dan memastikan bahwa kemampuannya dalam menembak tidak menurun sama sekali. Perempuan itu selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik meskipun pikirannya tidak tenang dan hatinya masih nyeri saat kehilangan temannya. Walaupun masih belum menerima kehilangan itu, Beauty hanya berusaha untuk menikmati alurnya saja. Dia tidak ingin terlalu berlarut-larut namun tidak ingin pula cepat-cepat lupa. Untuk Happy, dia fokus memperbaiki sistemnya. Komputer lamanya sudah diperbaiki dan dirakit ulang. Happy tidak ingin sistemnya kalah dengan sistem yang dibuat oleh orang lain. Dia akan membuat perhitungan dan mengejar kembali orang-orang yang telah membuat masalah dengan Jendela Kematian. Mereka tak akan bisa berlari sambil mengejek lagi, Happy akan memastikan itu semua. Dia baru saja memblokir konten dari beberapa akun karena menayangkan tentang Bear. Artikel yang sangat sulit hilang itu pun akhirnya musnah juga. Dengan mengorbankan waktu istirahatnya selama dua hari. Dan apa yang dilakukan Big Boss? Laki-laki itu berhasil membakar habis markas Naga merah yang ikut campur dalam masalahnya. Sebenarnya, jika mereka tidak ikut campur, dirinya tidak akan bertindak sejauh ini. Namun mereka sudah ikut dalam masalah kelompok mereka, dan itu artinya sah-sah saja ketika Big Boss langsung bertindak dengan cepat sebelum penyakitnya menyebar kemana-mana. Sebelum mereka menggunakan kelompok lainnya untuk menyerang Jendela Kematian juga. Happy melirik ke arah Big Boss dan mendapatkan anggukan kepala. Dia kembali mengetikkan sesuatu untuk memperlihatkan hal penting kepada semua temannya. Setelah mendapat apa yang dicarinya, Happy buru-buru membalik laptop yang dipakainya dan memperlihatkannya kepada ketiga temannya. Sebuah video berdurasi pendek yang memperlihatkan seorang laki-laki dengan topeng kumbang; mirip topeng yang seringkali dibeli anak-anak ketika pasar malam. "Aku ketua dari Naga merah! Aku menantang ketua dari Jendela Kematian untuk datang ke sel- ku, bergulat secara jantan. Jika kamu berani membakar markas dan seluruh anak buahku. Seharusnya kamu berani menerima tantangan yang aku berikan." Semuanya menatap ke arah Big Boss yang melipat tangannya di d**a. Jika dilihat dari ekspresi wajahnya, tidak ada jawaban yang bisa disimpulkan oleh mereka. Big Boss setiap waktu selalu memperlihatkan raut wajah tenang dan tidak pedulinya. Tetapi dirinya selalu membuat keputusan tepat dan mencari celah kelemahan dari orang-orang yang mengundang dirinya datang. Big Boss sepertinya sangat menikmati pertunjukkan yang dibuat oleh orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah ketua dari kelompok Naga merah itu. "Bagaimana menurutmu?" Tanya Beauty yang terkesan sudah tidak sabar untuk mendengarkan jawaban Big Boss yang belum jelas sama sekali. Laki-laki itu hanya tersenyum samar sambil mengangguk, "mereka sudah memberikan undangan perjamuan makan malam, bukan? Maka, aku akan datang menghadiri pesta itu. Mereka tidak bisa terus-menerus meremehkan kita. Mereka sudah membuat banyak sekali masalah dengan menangkap Bear tanpa tahu apa masalahnya. Mereka yang telah menguak seluruh identitasnya ke publik dan membuat kematian Bear menjadi realiti show yang dibahas di akun gosip. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu itu." "Tapi, ... bukankah mereka pastinya bekerjasama dengan seseorang yang lebih membenci kita? Seharusnya kita menyingkirkan akarnya terlebih dulu dan batangnya akan ikut jatuh juga." Tandas King memberikan sarannya. Big Boss menganggukkan kepalanya pelan, "tetapi ada beberapa batang yang bisa hidup tanpa adanya akar. Sehingga lebih baik kita kehilangan batang dan dahan-dahannya terlebih dulu dan membuat akarnya tidak bisa berkembang sehingga mati perlahan." "Filosofi yang bagus," sambar Happy yang berusaha mencairkan suasana yang begitu tegang diantara mereka semua. Mereka diam beberapa saat, sampai akhirnya Happy kembali membuka suara. "Aku takut jika ini adalah jebakan!" Tandas Happy yang berusaha untuk menghentikan Big Boss pergi. "Aku tidak sanggup jika harus kehilangan salah satu diantara kita lagi. Bahkan mereka mempunyai banyak anggota yang tidak kita ketahui masih berapa yang hidup. Naga merah terkenal dan ditakuti. Mereka pasti mempunyai markas lainnya selain gedung yang telah diledakkan Big Boss kemarin. Mereka mempunyai bisnis ilegal yang banyak. Mana mungkin hanya ada satu markas. Mungkin itu hanya salah satu markas yang mereka punya—yang diperlihatkan di publik." Sambungnya khawatir. "Hm, ... kamu tidak mengenalku dengan baik?" Tanya Big Boss balik dan tersenyum ke arah mereka semua dengan tatapan mata yang serius. Tentu saja mereka mengenal Big Boss dengan baik. Bagaimana karakternya dan bagaimana cara kerjanya, mereka sudah sangat hapal. Namun semua ini berbeda! Lawan yang mereka hadapi bukan lawan biasa yang tidak bisa membaca strategi. Bahkan orang itu mungkin sudah mengetahui tentang apa yang dilakukan Jendela Kematian karena sudah sangat paham dengan situasi yang terjadi. "Kalian tahu, ... orang-orang yang selalu dipuji seringkali membuat kesalahan fatal dan merugikan diri mereka sendiri. Itulah mengapa kita menyembunyikan diri. Bukan karena kita takut atau apalah itu. Tetapi kita berusaha untuk tidak terbiasa dipuji. Karena apa? Pujian seperti hinaan yang tertunda." Tandas Big Boss kembali dengan mengetukkan jemarinya di meja selama beberapa kali. Mereka memang tidak tahu apa yang tengah direncanakan Big Boss, tetapi mereka percaya bahwa laki-laki itu selalu mempunyai penyelesaian dari masalahnya. Sayangnya, kali ini Big Boss tidak akan membagikan tentang rencananya. Karena dirinya yang akan menyelesaikan semuanya tanpa melibatkan yang lainnya. Mereka tidak akan diikutsertakan dalam misi kali ini. Karena ketua Naga merah mengajaknya bertemu untuk para ketua saja. Seharusnya dia datang sendirian, bukan? Karena ketuanya hanya satu! "Aku tidak akan melibatkan kalian dalam misi kali ini. Dia mengundang ketua Jendela Kematian, bukan kalian semua. Jadi tetaplah di sini dan fokus kepada pekerjaan kita. Lusa kita akan aktif kembali dan pilihlah pekerjaan yang menyenangkan untuk kita dan jangan sampai membahayakan diri kita semua. Aku akan memberikan kabar nanti. Jangan terlalu khawatir padaku. Tidak akan ada yang mati lagi." Sambung Big Boss berusaha menenangkan teman-temannya. Mereka hanya menganggukkan kepalanya pasrah. Setelah itu, Big Boss benar-benar melenggang pergi meninggalkan markas. Meletakkan seluruh senjatanya di atas meja. "Kenapa tidak membawa senjata? Kamu datang kesana untuk bergulat secara adil bukan untuk menyetorkan nyawa!" Sindir Beauty sebelum Big Boss meninggalkan markas mereka. Big Boss menoleh dan melambaikan tangannya ke arah teman-temannya yang tampak khawatir dan akhirnya keluar dengan wajah menyebalkan. "Dia sudah gila!" Tandas King yang menatap kepergian Big Boss dengan tatapan frustasinya. "Menurut kalian, apa semuanya akan berhasil? Aku benar-benar takut jika terjadi sesuatu kepada Big Boss. Dia menggila setelah Bear benar-benar meninggal. Aku pikir-pikir, Big Boss lumayan menyeramkan sekarang. Jiwanya terlalu bebas dan mudah sekali mengambil keputusan." Lirih Happy yang kembali fokus dengan laptopnya yang menyala. King beranjak dari duduknya, "aku tidak hanya berharap untuk Big Boss saja. Tapi aku juga berharap kalian semua baik-baik saja. Cukup Bear yang berkorban demi kita semua. Jangan ada pengorbanan yang lain lagi. Aku tidak ingin ada yang terluka lagi. Aku tidak mau kehilangan lagi. Kita tidak bisa berantakan untuk ketua kalinya. Kita tidak bisa tanpa satu sama lain." Ucapan King membuat Happy dan Beauty mengangguk. Mereka juga sama, merasakan berantakan ketika kehilangan Bear. Mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain lagi. "Aku akan memantau Big Boss dari layar." Ucap Happy yang mendapat perhatian penuh dari King dan Beauty. "Aku memasang alat pelacak di bajunya. Dia tidak akan tahu karena tidak ada terasa. Sekalian mencoba alat temuanku yang baru." Sambung Happy yang membuat keduanya merasa lebih lega. Beauty mendekat dan menepuk bahu Happy beberapa kali. Dirinya sangat lega karena tahu Big Boss pergi tidak benar-benar tangan kosong. "Apa kita akan berdiam diri di sini tanpa mengikuti kemana Big Boss pergi? Aku khawatir dengan orang yang mungkin akan mencelakai Big Boss sebelum masuk ke sel itu." Lirih King dari ruangannya yang penuh dengan senjata, sedang memilah mana yang akan dipakainya. Happy menggeleng pelan, "jangan gegabah. Kita akan membahayakan Big Boss. Aku merasa jika ada yang sebenarnya disembunyikan Big Boss dari kita. Pikirkan, bagaimana orang dari Naga merah itu tahu tentang ketua Jendela Kematian? Mereka bahkan tidak mengenal wajah kita. Bagaimana ketua Naga merah itu langsung mengincar Big Boss? Aku tidak mau sampai membahayakan siapapun, termasuk keselamatan Big Boss sendiri." "Mungkinkah, ... ada yang tahu identitas asli Big Bo—" ucapan Beauty dipotong begitu saja oleh King yang muncul dari ruangannya sambil membawa senjatanya. "Ah, jangan mengatakan itu! Aku sudah diam saja karena tidak ingin mendengarkan kemungkinan apapun dari semua dugaan itu. Dan kamu, ... menjelaskannya dengan detail. Aku tidak bisa berpikiran positif lagi." Sambung King dengan nada suara yang frustasi. Mereka diam saja. Berusaha untuk tidak mengatakan apapun lagi. Bukan karena tidak peduli, namun karena terlalu banyak dugaan jika mereka mulai membuka suara. Sejak awal mereka memang sudah khawatir dengan masalah-masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Namun Big Boss selalu menenangkan mereka, sampai pada masalah Bear yang membuat penyesalan terbesar di dalam hidup mereka. Beauty menyendiri di depan jendela dengan menatap lalu-lalang manusia yang berada di bawah sana. Dia tidak mempunyai kegiatan seperti Happy atau King yang melakukan banyak hal yang bisa mereka lakukan. "Apa yang kamu pikirkan?" Tanya seseorang yang muncul di belakang Beauty dan meletakkan minuman dingin di atas meja, King. Beauty menoleh ke arah King dan menggeleng pelan, "aku sampai tidak tahu harus berpikir apa. Sebenarnya aku sangat lelah berpikir! Tapi isi kepalaku terlalu ribut. Aku terlalu menyalahkan diriku karena aku lah yang membuat Bear masuk ke dalam perangkap. Aku tidak tahu kenapa Bear sampai menghilang. Aku tidak tahu bahwa semuanya akan seperti ini. Aku benar-benar ingin meminta maaf kepada Bear. Tapi kenapa dia pergi tanpa berpamitan pada kita?" King menggenggam tangan Beauty dengan erat dan mengelus punggung tangan perempuan itu. "Apa boleh aku bertanya padamu tentang sesuatu?" Tanya King pada Beauty dengan tatapan serius. "Aku ingin tahu tentang apa yang terjadi sebenarnya kepada kalian berdua? Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang misi yang akan kamu lakukan bersama dengan Bear? Biasanya, ... apapun itu kamu selalu bicara padaku." Sambung King sambil memegang tangan Beauty yang terasa sangat dingin. Beauty menatap King lagi, tetapi memilih untuk diam. Banyak sekali cerita yang ingin dia bagi dengan King tetapi hanya sampai di tenggorokan saja. Suaranya tidak keluar karena memang tidak tahu caranya untuk mengatakannya. "Teman-teman, ada yang tidak beres dengan lokasinya." Tandas Happy yang membuat keduanya langsung melepaskan tangan masing-masing dan berlari mendekat ke arah Happy. Happy sendiri menatap layar komputernya yang menunjukkan tanda-tanda aneh. Beberapa titik mendekati Big Boss yang terpasang alat pelacak yang dirancang oleh Happy tanpa sepengetahuan Big Boss. "Apa yang terjadi?" Tanya King yang menatap layar komputer Happy. Mereka hanya melihat titik-titik itu semakin mendekat ke arah titik yang merupakan Big Boss. "Sepertinya Big Boss dikepung oleh mereka semua. Lihatlah titik-titik itu adalah manusia. Aku memang sudah mendesain dengan pendeteksi orang disekitarnya. Mereka benar-benar sudah memperhitungkan untuk membunuh Big Boss. Semua anggota yang tersisa berada di beberapa sudut sel penjara itu. Jika Big Boss masuk sekarang, dia tidak bisa keluar dengan selamat." Sambung Happy yang membuat keduanya menatap satu sama lain. "Kalau begitu, ayo kita keluar dan mencari Big Boss. Kita tidak bisa membiarkan dia sendirian dan melawan orang-orang itu tanpa peralatan." Tandas King yang hendak mengambil senjatanya. Namun Beauty memegang tangan King, menahan laki-laki itu agar tidak pergi kemana-mana. Mereka melihat dengan jelas bahwa titik besar yang mereka sebut dengan Big Boss telah menghilang. Mereka terdiam, seperti sesuatu yang telah mereka alami sebelumnya dan terulang kembali. "Apa yang terjadi?" Lirih Beauty yang menatap layar itu kembali dengan tatapan serius. Happy menyandarkan punggungnya pada sandaran kursinya, dia melorot dengan napas tangan tidak beraturan. Mereka semua terpaku dengan detak jantung yang berdetak tidak karuan. "Katakan, ... Big Boss baik-baik saja, bukan?" Tandas Beauty meminta penjelasan kepada Happy. "Dia janji akan kembali bukan? Dia berjanji untuk tidak membuat kita khawatir." Sambung Beauty lagi. Tidak ada yang menjawab, mereka gagal sekali lagi. Kali ini, ... orang yang paling penting dalam kelompok mereka. ~~~~~~~~~~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD