14- Tidak Bebas

1190 Words

Jarum jam telah menunjuk ke angka sembilan. Faazil merasa seluruh tubuhnya pegal dan keram, matanya pun mengerjap terbuka. Perasaan sejuk adalah yang pertama kali ia rasakan ketika ia membuka matanya dengan sempurna ditambah aroma kopi yang masuk ke kamarnya. Pria itu sadar ia sedang berada dikamar Luisa, istrinya. Terlihat jendela kamar gadis itu yang terbuka dengan pemandangan pepohonan diluarnya. Pantas saja ia tak kepanasan sama sekali. Ia pun teringat jika semalam ia baru sampai disini, Luisa lebih dahulu. Untung mertuanya tidak bertanya macam-macam, hanya menyuruhnya untuk langsung istirahat karena katanya pasti lelah habis liburan bulan madu malah harus mengurus client dulu. Rupanya gadis itu telah membuat kebohongan lebih awal. Jadi dia memang menutupi semuanya, baguslah. Pikir Faa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD