"Kesalahan di masa lalu, mungkin masih bisa untuk di maafkan. Tapi selamanya, tidak akan bisa untuk di lupakan." ** Elyas memonitor rumah merah bernuansa Tionghoa di hadapannya. Matanya menerawang jauh dengan tatapan dingin. Wajah datarnya seakan mengekspresikan ketidak-sukaan tersendiri. Elyas menyeret kakinya untuk melangkah lebih dekat meninggalkan mobilnya yang terparkir sembarangan di halaman rumah itu. Setelah membunyikan bel, sosok yang tak di harapkan itu datang membuka pintu. "Abang Elyas?" Ucap Silvia terkejut, mendapati sang suami berdiri di hadapannya. "Pulang sekarang juga." Perintah Elyas dingin, dan tanpa menunggu Silvia dia bergegas kembali menuju mobilnya. Setelah mengirimkan pesan kepada Sisca, Silvia bergegas mengejar Elyas dan duduk di kursi belakang. Jangan di tany

