Dignity

1075 Words

"Hal yang paling sia-sia adalah, berharap kepada manusia" ** Dua hari berlalu, rintik hujan mulai membasahi bumi. Matahari bahkan menyembunyikan wujudnya di balik gumpalan awan hitam. Reina melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, 06.30 WIB sudah saatnya sarapan tapi Elyas masih sibuk di ruang GYM-nya. Terdengar suara bogeman, namun suara itu bukan terdengar bogeman yang di pukul pada sandsack, melainkan pada objek yang lebih keras dari itu. Reina membuka pintu GYM dan mendapati Elyas yang memukuli tembok rumah. Bukan lagi retak, tapi tembok itu nyaris tak berbentuk. Bahkan darah segar, tak henti menetes dari kedua tangan Elyas. "Apa yang Abang lakukan?" Marah Reina dengan menghampiri Elyas lalu mendudukkannya di sofa yang ada di sana. "Apa yang mengganggu fikiran Abang,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD