Udara seperti direnggut dari paru-parunya. Bagaimana tidak, seorang pria yang baru ditemuinya beberapa menit yang lalu sekarang sedang duduk diruang tamu untuk meminta restu pada kedua orangtuanya.
Ayah dan seijin memandang Sinta dengan raut muka meminta penjelasan dan Sinta hanya mengangkat bahunya.
"Jadi Tuan ... E-" ucap Laurentua Sinta gugup
"Panggil saja David Ma'am" sambar David yang mengerti kegugupan pada saat berbicara Sinta.
"Mmm ... Udara seperti direnggut paksa dari paru-parunya. Bagaimana tidak, seorang pria asing yang baru ditemuinya beberapa menit yang lalu sekarang sedang duduk diruang tamu rumahnya untuk meminta restu pada kedua orangtuanya.
Ayah dan ibunya memandang Sinta dengan raut wajah meminta penjelasan dan Sinta hanya mengangkat bahunya.
"Jadi Mr... E-" ucap Lauren ibunya Sinta gugup
"Panggil saja David Ma'am " sambar David yang menyadari kegugupan pada suara ibunya Sinta.
"Mmm... iya nak David, jadi kamu datang kesini untuk meminta restu pada kami ?" Ucap Lauren sedikit ragu
"Iya Ma'am. Jika kalian menerima lamaran saya, lusa saya akan membawa orang tua saya untuk lamaran resminya"
Lauren memandang Anton suaminya dengan pandangan meminta pendapat.
Anton yang mengerti arti tatapan istrinya langsung berbicara pada David.
"Begini nak David_ " Anton berdeham sejenak lalu kembali melanjutkan ucapannya."Kami sebagai orang tua Sinta merasa senang dengan niat baik nak David_" "Tapi keputusan kami tergantung pada keputusan Sinta sendiri"lanjut Anton.
Kini semua mata memandang kearah Sinta.
"Ta-tapi Sinta masih SMA Ayah...."
Mata kedua orangtua Sinta kembali menatap David.
" Seperti yang nak David dengar, saat ini Sinta masih seorang pelajar SMA" ucap Anton penuh pengertian.
"Kalau boleh tau Sinta kelas berapa sekarang?" Tanya David
"Kelas 3 SMA " ujar Lauren
David mengangguk kecil lalu kembali berbicara.
"Kalau begitu hanya tinggal beberapa hari lagi Sinta akan melaksanakan ujian Nasional,mengingat sekarang adalah akhir semester bagi kelas 3 SMA. Benarkan Ma'am?"
"E-eh... iya benar nak David, tepatnya tiga hari lagi Sinta akan melaksanakan ujian Nasional" ucap Lauren berharap saat tahu kalau Sinta masih punya beban pendidikan yang harus dilaksanakan David akan mengurungkan niatnya.
Jujur. Lauren bahkan tak bisa mempercayai David. David hanya orang Asing yang bahkan bukan berasal dari negaranya, Lauren tak bisa melepaskan anak semata wayangnya semudah itu.
Suasana jadi hening.
"Kalau begitu hanya tinggal tiga hari lagi,maka Sinta akan bebas dari urusan sekolahnya bukan?"
"I-iya sepertinya" ucap Lauren Sedikit gugup.
"Baiklah kalau begitu, saya akan datang lagi kesini setelah Sinta selesai ujian . Dan saya harap saya mendapatkan restu dari kalian . Saya permisi dulu" David tersenyum manis lalu berjabat tangan dengan ayah dan ibunya Sinta dan kemudian berlalu pergi.
Sementara Lauren menghela nafas berat sembari memperhatikan sosok David yang perlahan menghilang dari balik pintu rumahnya, sampai sesaat kemudian deru mesin mobil pun perlahan pergi menjauhi parkiran rumah mereka.
****
[Flashback On]
2 hari sebelumnya
New York
Amerika serikat
David yang baru saja pulang kerja, masuk kedalam rumahnya sambil melonggarkan dasinya. David menghampiri Mommy- Daddy dan adik perempuannya yang tidak seperti biasanya berkumpul diruang tengah seakan menunggu kedatangannya.
"Tumben sekali mommy Daddy dan Alona berkumpul diruang tengah. Apakah kalian sedang menunggu ku pulang?" Ucap David sambil menaik-turunkan alisnya berniat membuat kelakar.
"Dengar dave, Dad ingin berbicara serius" suara bariton milik Daddy nya dengan penuh wibawa dan nada yang sangat serius.
David memandang adiknya meminta penjelasan. Dan adiknya itu malah mengangkat bahunya.
David duduk di sofa disamping adiknya, dan menaruh tas kerjanya diatas meja.
"Jadi Dad apa yang ingin Dad bicarakan pada Dave" ucap David sambil menggulung lengan kemejanya.
"Dengar Dave, Dad tau pekerjaanmu sebagai CEO itu membuatmu menjadi sangat sibuk, tapi tidak ada salahnya bukan jika kamu mencari seorang istri sekaligus menantu bagi mommy dan Daddy? karena jujur saja Daddy dan mommy sudah sangat ingin rumah ini ramai oleh suara tangisan bayi. Kau mengerti bukan Dave?"
David berdeham sejenak lalu mulai berbicara.
"Begini Dad, David mengerti jika mommy dan Daddy ingin seorang cucu, tapi kenapa Daddy dan mommy tidak memintanya pada Alona dan menyuruhnya menikah? Karena Dave sungguh tidak punya waktu untuk mencari seorang istri atau apapun itu"
"Tapi sayang... Adikmu itu baru saja kelas 2 SMA, mana mungkin kami menyuruhnya menikah sedangkan anak sulung kami usianya sudah cukup untuk menikah. Kami sudah tua, mau sampai kapan kamu menyuruh kami untuk menunggu?" ujar Sonia Natalia ibunya David tak terbantahkan.
"Sudahlah mom, Dave lelah. Sekarang Dave ingin istirahat"
David berjalan pergi menuju kamarnya.
***
Keesokan paginya.
Saat dimeja makan, kedua orangtuanya kembali membahas topik pernikahan yang membuat David semakin merasa tertekan.
"Ayolah Dave carikan mommy menantu" ujar mommy nya memohon
David masih bergeming sambil melahap pancake nya.
"Ayolah Dave...menikah saja, toh itu demi kebaikanmu juga." kini adiknya mulai ikut-ikutan memojokkannya. Tapi David masih bergeming.
"Dengar Dave jika kamu tidak mau mencari istri terpaksa Dad harus mencarikannya untukmu, atau Dad harus menjodohkan mu dengan anak dari kolega bisnis Dad?"
Kini suara geram milik Daddy nya sukses membuat David terusik.
"Ayolah Dad tidak perlu ada perjodohan. Dave masih bisa mencari sendiri"
"Kalau kamumencari sendiri, kapan kamu akan membawa seorang menantu bagi kami, satu tahun lagi? atau sepuluh tahun lagi? Lebih baik Dad menjodohkan mu." Mendengar ucapan Daddy nya membuat David benar-benar geram.
"Dengar Dad!pertama, Dave tidak mau dijodohkan. Kedua,Dave masih bisa mencari sendiri, bahkan jika perlu David akan membawa gadis manapun yang David mau bahkan jika itu seorang anak SMA sekalipun"
Albert Daddy nya David tersenyum kemenangan.
"Dad anggap itu sebagai janji" Albert tersenyum menang.
"Terserah Dad saja, sekarang Dave harus pergi ke kantor" David bangkit dari kursinya, mencium pipi mommy dan adiknya, Kali berjalan pergi setelah sebelumnya Ian menepuk pundak Daddy nya sebagai tanda pamit.
Saat sampai di ruangannya, David langsung disambut dengan tumpukan berkas diatas meja kerjanya. David mengambil satu berkas itu,lalu satu menit kemudian menaruhnya kembali. Saat ini,moodnya sedang jelek dan sepertinya dia butuh liburan. Ah benar liburan. David mengambil ponsel dari saku jasnya, lalu mendial nomor sekertaris nya.
"Hallo Mr.David , ada yang bisa saya bantu?" Ucap sekertarisnya diseberang telepon
"Pesankan aku tiket ke Indonesia,lalu antarkan tiketnya keruanganku"
Setelah mendengar jawaban dari sekertarisnya, David menutup sambungan telepon nya.
Tiga puluh menit kemudian pintu ruangannya diketuk.
"Masuk" ujar David
Pintu terbuka dan menampilkan sekertarisnya yang dengan memegang sebuah amplop.
"Mr.David... ini tiket yang Anda pesan " ucap sekertaris David sambil menaruh amplop berisi tiket itu di atas meja David.
"Terimakasih, kau bisa kembali ke meja mu" sekertaris David mengangguk lalu melangkah pergi keluar dari ruangan itu.
****
Bandara Soekarno Hatta
23:19 WIB
David berjalan keluar dari bandara tanpa membawa koper karena setelah mendapat tiket pesawat penerbangan pukul 10 pagi David langsung bergegas menuju bandara tanpa pulang untuk mengemas pakaiannya terlebih dahulu. David menyetop taksi yang lewat dan menyuruh sopir taksi itu untuk membawanya ke hotel terdekat karena David sudah merasa sangat lelah dan yang dia butuhkan hanyalah tidur.
Taksi yang ditumpangi David berhenti di depan hotel bintang lima. David membayar ongkos taksi lalu berjalan masuk kedalam hotel dan mulai memesan kamar. Setelah mendapat kartu sebagai kunci kamarnya David langsung bergegas masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 4 tempat kamarnya berada.
Saat sudah sampai dilantai 4 David berjalan mencari kamarnya dan berhenti didepan kamar bernomor 345 lalu memasukkan kartu yang tadi diberikan petugas hotel dan memasukkan kode sandi.
Pintu terbuka dan David langsung bergegas masuk menutup kembali pintu kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Pagi harinya, David baru bangun dari tidurnya langsung menelpon petugas hotel melalui telepon yang sudah disediakan di kamarnya. Tak butuh waktu lama panggilan pun tersambung dan David menyuruh petugas hotel untuk membelikannya satu set baju.
15 menit kemudian bel kamarnya berbunyi. David membuka pintu kamarnya dan mengambil bag paper berisi baju pesanannya lalu memberikan beberapa lembar uang sebagai bayaran.
David mengucapkan terimakasih kepada petugas hotel yang sudah membawakan baju nya lalu kembali menutup pintu kamarnya.
David bergegas menuju kamar mandi sambil membawa baju yang baru saja dia beli.
****
David berjalan keluar hotel mengenakan kemeja kotak-kotak yang dipadukan dengan switer. Dia menelepon sekertarisnyayang berada di perusahaannya yang ada di Indonesia dan menyuruhnya untuk memanggil sopir untuk mengantarkan mobil miliknya.
15 menit kemudian mobil Mercedes Benz miliknya terparkir dihadapannya. Seorang lelaki pertengahan umur 50 han keluar dari mobil dan memberikan kunci mobil pada David. David mengambil kunci mobilnya dan mengucapkan terimakasih kepada sopir pribadinya itu lalu memberikan uang pada sopirnya untuk ongkos naik taksi.
David berjalan memasuki mobilnya dan langsung majukan mobilnya keluar dari parkiran hotel. David menyalakan ponselnya setelah semalaman dia membiarkan ponselnya mati agar orangtuanya tidak menelepon nya.
Dan benar saja saat baru saja ponselnya menyala, sudah banyak notifikasi panggilan tidak terjawab dari nomor mommy nya. Saat ia ingin menaruh ponselnya diatas dasboard ponselnya berdering dan menampilkan nama mommy nya. David menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
"Hallo" ucapnya
"Oh ya Tuhan Dave kau kemana? Mommy dan Daddy sangat khawatir... "
"Dave di Jakarta mom"
"Oh ya Tuhan anak ini. Kau ke Jakarta tanpa pamit dulu Dave . Oh dan kenapa kau mematikan ponsel mu Dave?"
"Tidak apa-apa dave hanya ingin mematikan ponsel dave saja"
Dave terus berbicara dengan mommy melalui telepon tanpa melihat kearah jalan raya padahal ia sedang berkemudi.
Bugh
David menginjak rem sekaligus setelah merasa mobilnya menghantam sesuatu.
"Ahhhh..." Suara teriakan panjang langsung membuat David memutuskan panggilan mommy nya dan langsung beranjak keluar mobil.
[Flashback off]