bc

ARES (Love & Destiny Season 2)

book_age18+
1.2K
FOLLOW
12.2K
READ
revenge
dark
kidnap
CEO
billionairess
tragedy
bxg
city
punishment
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

"Aku akan membuatmu hanya akan membutuhkan diriku dalam hidupmu" - Ares Pratama

"Kau tidak seperti Willy! Aku tidak percaya padamu, Ares! Willy...dia tidak akan pernah menyakitiku!" - Mikaela Cassandra Buana

Ares Pratama, adalah seorang pria lajang kaya raya. Dia adalah CEO dari Simon Property Group, sebuah perusahaan Property terbesar di dunia.Seorang pria yang sangat menawan dan kaya jatuh cinta kepada seorang wanita yang sudah menikah, Mikaela Cassandra Buana, istri dari Marcel Arya Buana.

Tujuan awalnya ke Indonesia adalah untuk balas dendam kepada seluruh keluarga Djuanda, yang dia kira sudah menghancurkan seluruh keluarganya. Tapi, kini dia juga menginginkan Mikaela menjadi miliknya seutuhnya. Dia menganggap Mikaela bagaikan dewi Aphrodite yang kecantikannya sempurna.

Dia merasa dirinya jauh lebih baik daripada Marcel, karena di matanya Marcel itu cacat. Cacat karena masa lalunya yang mengikat Mikaela secara paksa dengannya. Bagaikan Dewa Ares yang selalu menjadi pilihan sang Aphrodite, Marcel hanya Hephaitos yang cacat dan tak pantas bersanding dengan Mikaela. Maka Ares melakukan berbagai cara licik untuk mendapatkan dan memiliki cinta dari Mikaela. Dia tidak peduli akan apapun, karena dia akan menggapai semua tujuannya.

chap-preview
Free preview
1
'Sejak kecil, aku dan saudara kembarku suka berjalan-jalan ke taman. Awalnya, aku merasa semua di taman itu biasa saja. Sampai akhirnya, aku menemukan seekor kupu-kupu dengan sayapnya yang besar dan warnanya indah. Mataku terbuka dan kagum saat pertama kali melihatnya' - Ares Pratama TPU Jakarta Barat, Indonesia             Terlihat seorang pria turun dari mobil mewahnya di depan sebuah Tempat Pemakaman Umum . Pria itu turun dengan setelan biasa ala orang yang berduka dengan pakaian hitam. Dia menggunakan jas coat hitam sebagai luarannya dan syal abu-abu yang menggantung di lehernya. Dia berjalan ke dalam untuk mencari sebuah makam. Saat berjalan ke dalam, perhatiannya teralihkan dengan adanya seorang wanita yang tampak begitu mencolok di tengah pemakaman itu.             Dia melihat wanita itu sedang meletakkan sebuket bunga lily di salah satu makam. Pria itu agak penasaran dengan wanita itu. Dia merasa seperti pernah melihat sang wanita tapi entah dimana. Seingatnya dia tidak pernah berurusan dengan wanita mana pun. Tapi dia begitu tertarik sampai dia berjalan ke arah wanita itu. ‘SYUUUHHH!!!’             Angin berhembus agak kencang di cuaca yang agak mendung ini. Syal abu-abu yang dia kenakan jadi berterbangan. Dia terus berjalan ke arah wanita itu dan dia memperhatikan bahwa wanita itu menyadari kedatangannya. Ya, wanita itu terus memperhatikannya sambil mematung. Seperti orang terkejut atau sedang melihat hantu. Tak terasa, saat ini mereka berdua dalam jarak yang cukup dekat untuk saling melihat wajah satu sama lain. “Wi-Willy?” ujar wanita itu kala melihat sosok sang pria. Mendengar nama yang di panggil wanita itu membuat pria itu terbelalak. ‘Oh, jadi begitu ya?’ pria itu membatin sambil menyunggingkan seringaiannya. “Saya Ares Pratama,” sang pria mengenalkan diri sambil mengulurkan tangannya kepada wanita itu. Wanita itu sangat terkejut saat mendengar namanya. Pria itu terus memerhatikan reaksi dari sang wanita dengan sangat teliti tentu saja. ‘Dia pasti sangat terkejut.’ Ares membatin lagi saat memerhatikan wanita yang masih bungkam karena keterkejutannya. “Masih terkejut ya? Kami saudara kembar.” Ares melanjutkan perkataannya untuk membuyarkan lamunan wanita yang masih terkejut itu. “Ah! Maaf! Saya memang sangat terkejut. Saya tidak pernah bertemu anda sebelumnya. Saya Mikaela Cassandara Buana. Senang bisa bertemu dengan anda eumm… tuan Ares,” balas wanita itu mengenalkan siapa dirinya. Dia adalah Mikaela yang sama, wanita yang menjadi mantan kekasih adiknya, William Simon. ‘Apa auraku sedemikian mendominasi sampai-sampai membuatnya memanggilku ‘tuan’? Padahal kami saja baru bertemu. Kalau diperhatikan, dia ternyata sangat cantik dan menawan. Tidak heran Simon sangat mencintainya. Tapi sepertinya dia sudah menikah ya? Tadi dia menyebut nama keluarganya sebagai ‘Buana’ , bukan Djuanda. Mengecewakan!’ Ares membatin sambil terus memperhatikan Mikaela. “Ya… saya sangat sibuk dan baru bisa datang sekarang. Terima kasih kamu sudah bertanggung jawab atas Simon eumm… maksud saya William sementara saya tidak ada. Senang bisa bertemu denganmu, Mikaela.” Kata Ares sambil mendekat untuk mempertipis jarak mereka. Dia terus memperhatikan wanita itu. Tak ada yang luput dari perhatiannya bahkan cincin kawin yang tersemat di jari manis wanita itu. Dia bahkan menatap  Mikaela agar semakin bisa melihat dengan lebih jelas wajah wanita itu. Bahkan dengan agak lancangnya dia mencoba menyentuh wajah wanita itu. Tapi malah dihadiahi dengan dengan penolakan sang wanita. Mikaela mendorongnya dan menjauhkan diri darinya. “Sa-saya harus kembali, tuan.” Mikaela langsung membuat jarak dengan Ares. Perasaan wanita itu tidak nyaman saat berada di dekat pria itu. Dia juga agak kesal karena Ares sudah melewati batasannya. “Kenapa kamu harus panggil saya dengan sebutan tuan? Panggil saja Ares.” Suruh Ares sambil tersenyum kepada Mikaela. Tapi Mikaela tahu kalau senyuman itu jelas berbeda. Bukan senyuman tulus tetapi seperti ada maksud lain dibalik senyuman Ares. “Ah baiklah! Saya kembali dulu. Sekali lagi senang bertemu dengan anda.” Mikaela mengangguk lalu pamit dari situ. Dia langsung pergi dan meninggalkan Ares di Pemakaman itu.  Ares terus memandangi Mikaela sampai wanita itu benar-benar hilang dari hadapannya. ‘Found you! My Aphrodite!’ batin Ares sembari menyeringai. Dia kemudian berbalik sambil memandangi makam sang adik. Pria itu tersenyum remeh sambil berkata, ”Ternyata ini alasanmu begitu mencintai Mikaela! Dia sangat menarik ya. Kau meninggalkan sebuah berlian langka. Kasihan sekali ya nasibmu, William Simon! Dasar adikku yang bodoh! Akhirnya, kamu kalah juga! Kamu tidak bisa melindunginya lagi. Istirahatlah! Aku akan melakukan sisanya. Kalau kamu tidak bisa memilikinya, maka aku bisa!”             Pria itu kemudian mengambil setangkai bunga lily dari buket bunga yang diletakkan Mikaela di makam adik kembarnya itu. Dia menghirup aroma bunga itu seakan itu adalah bunga yang sebegitu wangi untuknya. Tak lama, dia memandang nanar ke-arah foto yang terletak di makam adiknya itu. Sejujurnya, dia sedih mendengar kematian sang adik beberapa bulan yang lalu. Tapi dia cukup sibuk dengan bisnisnya di Boston sampai baru sempat datang untuk berziarah sekarang. Pria itu kemudian memandangi 2 makam di sebelah makam sang adik. Itu adalah makam kedua orang tua mereka. “Simon, kau pasti sudah bertemu dengan Ayah dan Ibu. Titip salamku pada mereka, ya. Katakan kepada mereka, kalau aku masih lama menyusul kalian. Aku harus membalaskan dendam mereka dan juga dirimu. Aku tahu kau pasti tidak akan setuju denganku, tapi au tidak peduli. Keluarga kita hancur karena kecelakaan itu. Dan orang yang melakukannya harus bertanggung jawab. Tapi tenang saja ya, aku akan menjaga Aprhoditeku, Mikaela my baby.” Gumamnya lagi sambil menyeringai. Setelah itu, dia meletakkan bunga lily itu kembali ke makam Willy dan pergi dari situ.             Ya, kedatangan pria ini tentu saja bukan hanya untuk ber-ziarah ke makam keluarganya. Dia datang dari Boston ke Indonesia untuk membayarkan seluruh rasa sakitnya. Dia ingin membalaskan dendam keluarganya yang sengaja dihancurkan oleh berbagai pihak. Dia sudah menghabisi pamannya, lalu tujuannya sekarang adalah Keluarga Djuanda. Dan tujuannya bertambah satu lagi, yaitu, untuk memiliki Mikaela.   Beberapa hari kemudian… Perusahaan Buana             Hari ini para petinggi Perusahaan Buana sedang berkumpul dalam sebuah rapat menyambut seorang Pengusaha dari USA yang akan menjadi partner bisnis mereka. Pengusaha itu cukup berpengaruh di Negara adidaya itu dan memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam menanamkan modal bisnis di berbagai Negara. Dia adalah Pimpinan Simon Property Group, Perusahaan Property terbesar di dunia. Marcel Arya Buana, sebagai direktur utama Perusahaan Buana Jaya mengajak beberapa Pengusaha terkenal di Jakarta untuk join bisnis bersama Pengusaha yang berasal dari USA itu. Dia adalah pemilik Simon Property Group, yang merupakan Perusahaan Property terbesar dan terkenal di dunia. Bahkan mertuanya, Adinata Djuanda juga berada disini. “Permisi Pak Marcel, Mr. Pratama sudah tiba.” Salah seorang karyawan di Perusahaan Buana membukakan pintu untuk menyambut kedatangan pria yang bernama ‘Mr. Pratama’ itu. ‘Nama yang cukup familiar. Ya jelas saja, Pratama adalah nama yang cukup umum di Indonesia.’ Pikir Adinata saat mendengar nama ‘Pratama’. Tak lama, pria itu masuk dan otomatis semuanya berdiri untuk menyambut kedatangan Pengusaha itu. Pria itu menggunakan jas hitam panjangnya dengan kacamata hitam bertengger dimatanya. Dia kemudian tersenyum agak menyeringai kepada Para Pengusaha yang menyambutnya. Pria itu kemudian membuka kacamata hitamnya dan langsung membuat beberapa orang tersentak. ‘William?’ batin Marcel dan Adinata bersamaan saat melihat penampilan pria itu. “I’m Ares Pratama. Nice to meet all of you.” Dia memperkenalkan diri. Mendengar nama itu, Adinata langsung tersentak bukan main. Dia terus memerhatikan dan menatap tak percaya dengan keberadaan Ares yang saat ini ada di depan matanya. ‘Aku sering mendengar rumor tentang dia. Dia adalah orang yang cukup ditakuti dan disegani dalam dunia bisnis. Dia seperti singa yang  berani menghabisi dan menghancurkan siapa saja yang tidak dia sukai. Dan dia adalah putranya Reihand Pratama.’ Batin Adinata tidak percaya. “Nice to meet you too, Mr. Pratama. But, You look so familiar.” Marcel tanpa ragu berjalan menghampiri Ares. “Begitu ya? Ya, saya punya saudara kembar di Indonesia.” Jawab Ares dengan bahasa Indonesia. Otomatis yang lainnya agak terkejut karena setahu mereka Ares adalah Warga Negara Amerika Serikat, karena bisnisnya ada di sana. “Kenapa semuanya terlihat terkejut? Meski tinggal di Amerika Serikat, saya tetap lahir di Indonesia. Sebenarnya juga sering kesini karena urusan bisnis. Tapi, baru kali ini saya bisa benar-benar menjalankan tujuan saya.” Ujar Ares lagi sambil melihat kearah Adinata dengan tajam. “Saudara kembar? William Simon?” tanya Marcel memastikan soal ucapan Ares soal saudara kembarnya. “Ya, anda benar! Tapi sayang sekali, dia baru saja meninggal. Saya bahkan tidak ada disaat terakhirnya. Tapi, ya sudahlah, dia memang sudah tenang saat ini. Senang mengenal anda, Tuan Marcel Arya Buana.” Jawab Ares diangguki mengerti oleh Marcel. Kemudian, Marcel mempersilakan Ares duduk dan mereka memulai rapat untuk membahas soal kerja sama bisnis. ‘Aku tidak pernah tahu kalau William punya saudara kembar. Mikaela juga tidak pernah berkata apa-apa soal ini.’ Pikir Marcel masih agak terkejut kalau ternyata Willy punya saudara kembar yang sangat identik dengannya. ‘Apa tujuanmu sebenarnya, Ares?’ batin Adinata sambil terus memerhatikan Ares yang terlihat tenang saat membahas soal bisnis dengan yang lain. ‘Permainan luar biasa akan segera dimulai.’ Batin Ares juga tanpa menunjukkan gelagat yang mencurigakan di hadapan semua orang.   Apartemen Marcel, Podomoro City             Mikaela kini sedang mengajari putrinya membaca. Mikaela sangat senang putrinya itu sudah mulai bisa mengeja dengan baik. Dia berencana akan segera menyekolahkan putrinya di tahun ajaran baru yang akan dibuka sebentar lagi. Tak lama, bel apartemen berbunyi menadakan ada seseorang yang datang. “Itu pasti Papa!” Selena kegirangan dan langsung berdiri. Gadis kecil cantik itu langsung berlari untuk menyambut kedatangan sang Ayah. “Papa pulang!” ucap Marcel dengan senang. “Papa!” teriak Selena langsung disambut oleh ayahnya. Marcel berjongkok dan langsung memeluk putri kecil kesayangannya. Mikaela juga menyusul dari belakang sambil mengambil tas dan jas suaminya. “Ayo, makan malam.” Ajaknya dibalas anggukan oleh ayah dan anak itu. Mereka bertiga langsung makan malam bersama dan dilanjutkan dengan membacakan dongeng sebelum tidur untuk putri mereka. Setelah itu, pasangan suami istri ini kembali ke kamar mereka. Sebelum tidur, mereka terbiasa berbincang tentang hari mereka dan mungkin melakukan kebiasaan pasangan yang sudah menikah. “Bagaimana harimu?” tanya Marcel pada istrinya. “Hariku? Hmm… biasa saja. Kalau kamu? Jadi bertemu dengan Pengusaha Amerika yang sering kamu bicarakan?” jawab Mikaela diakhiri dengan tanya. Mendengar itu, Marcel langsung mendekati dan merangkul Mikaela yang berada disebelahnya. “Sayang, kamu tahu kalau William punya saudara kembar?” tanyanya pada Mikaela. Mendengar pertanyaan Marcel, mata wanita itu langsung terbelalak. Mikaela langsung menatap Marcel dan menjawab, ”Ya, aku pernah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu saat mengunjugi makamnya Willy. Maaf , aku lupa bercerita soal itu.” “Bukan masalah sih. Namanya Ares Pratama dan dia adalah Pengusaha Property terkenal dari USA. Dia terlihat sangat persis dengan William, makanya aku agak terkejut.” Kata Marcel lagi diangguki oleh Mikaela. “Aku juga! Aku pikir waktu itu Willy hidup lagi, ternyata itu bukan dia. Willy juga tidak bercerita banyak soal Ares. Mungkin hubungan keduanya tidak terlalu baik. Ya, tapi aku tidak tahu banyak, sih.” Ujar Mikaela lagi. Tapi entah kenapa, dia teringat Willy pernah mengatakan, ”Jangan pernah bertemu ataupun berurusan dengannya.” ‘Tapi kenapa aku dulu Willy agak sentiment soal Ares ya?’ Mikaela membatin setelah mengingat perkataan Willy dulu. Tak lama dia menggeleng untuk menghilangkan pikiran buruknya. “Bagaimana Selena hari ini?” tanya Marcel membicarakan soal putri mereka. “Selena? Dia baik! Kamu tahu? Dia terus-menerus merengek meminta adik. Dia iri dengan Tasya yang akan segera punya seorang adik. Hihihihi… kakakku itu ada-ada saja ya! Sampai 3 anak, lho!” jawab Mikaela sambil terkikik mengingat soal kakak iparnya kini yang tengah mengandung 3 bulan, tentu saja karena kelakuan kakak laki-lakinya, Heinry Djuanda. “Jadi kita mau kasih dia adik, hm?” bisik Marcel membuat istrinya terkikik. “Kita sedang berusaha, kan? Tapi aku baca dalam sebuah artikel, jika kita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan lainnya ternyata bisa berpengaruh pada kesuburan. Aku heran kalau dulu aku cepat sekali hamil, padahal baru sekali. Lah, sekarang pas pingin hamil malah jadi susah.” Jawab Mikaela. “Kamu sih, jangan terlalu sibuk bekerja. Bukannya uang dariku sudah lebih dari cukup?” balas Marcel sambil menghirup leher istrinya. “Aku bisa bosan, Marcel! Lagipula kamu tahu kalau papa kasih Yayasan kepadaku. Aku harus bertanggung jawab dengan apa yang diberikan untukku. Kamu juga gak kalah sibuk. Kadang nanti pulangnya kemalaman. Kamu sudah kelelahan dan tidak sempat untuk ‘berusaha’.” Kata Mikaela kepada Marcel. “Hahhh! Benar juga ya. Lebih enak kalau kita hidup sederhana ya. Tapi sayang sekali kita harus terjebak dengan semua kesibukan mengurus bisnis keluarga kita.” Gumam Marcel sambil menghela napasnya. Tiba-tiba, istrinya menindihnya begitu saja. Wanita itu mengelus wajah tampan suaminya dan mendekatkan bibirnya ke telinga sang suami sambil berkata, ”Kuharap malam ini anda tidak kelelahan, Tuan Buana.”             Mendengar bisikan nakal sang istri, Marcel langsung saja membalikkan keadaan . Kini dialah yang berada diatas sambil menatap wajah cantik istrinya. Pria itu menyeringai senang sambil membalas, ”Aku tidak kelelahan, tuh! Aku harap kamu yang tidak kelelahan untuk meladeniku.” “Ahahahaha! Siapa takut?” balas Mikaela menatang kepada Marcel. Langsung saja pria itu mencium istrinya. Ciuman yang akan menjadi pembuka malam panjang bagi keduanya. Ya bisa dibilang, mereka adalah pasangan yang sangat romantis. Mereka sudah melewati banyak cobaan dalam pernikahan mereka. Dan terbukti, cinta mereka keluar sebagai pemenang.   Apartemen Ares, St. Moritz- Presidential Suite Tower, Jakarta Barat             Di salah satu apartemen mewah di Jakarta Barat, seorang pria kini duduk bersantai di sofa mewahnya. Dia baru saja membaca beberapa file yang merupakan data dan informasi pribadi tentang wanita yang beberapa waktu lalu membuat dia begitu tertarik. Tapi sayang sekali, wanita itu sudah bersuami. Dia terus membalik-balikkan data-data yang diterimanya itu. Dan sebuah informasi membuatnya menyeringai. “Mereka pernah hampir bercerai, ya?” gumamnya saat melihat sebuah surat pengisian formulir gugatan perceraian yang dilampirkan dalam data itu. “Mikaela yang menggugat Marcel. Pasti ada masalah yang terjadi di antara mereka. Aku jadi penasaran, apa yang pernah membuat mereka hampir berpisah. Atau… apakah itu karena adikku?” gumam Ares lagi sambil berpikir.             Setelah itu, Ares meletakkan data-data yang diterimanya dari bawahannya dan mengambil file yang lain. Kali ini bukan tentang Mikaela, tapi soal bisnis. Dia mencari tahu tentang profil dari perusahaan Djuanda dan Buana. Dia menyeringai melihat kedua Profil Perusahaan itu. Dia kemudian menelpon seseorang. “Selamat malam, Brawijaya.” Ares memulai percakapan dengan pria yang bernama Brawijaya itu. “Tuan Ares? Anda sudah sampai di Indonesia? Bagaimana kabar tuan?” jawab Brawijaya penuh hormat kepada Ares. Sebenarnya, Brawijaya jauh lebih tua dari Ares. Tetapi kekuasaan Ares lebih besar daripada dirinya. “Saya baik-baik saja. Saya sudah memulai rencana awal untuk mendekati Adinata terlebih dahulu. Tapi dalam sekejap, saya akan menghancurkannya seperti dia menghancurkan kehidupan kami dulu. Anda adalah pemberi informasi yang berguna, jadi berikan semua informasi yang anda ketahui mengenai Adinata kepada saya.” Jawab Ares pada Brawijaya. “Baiklah tuan. Kapan kita bisa bertemu untuk membahasnya, tuan Ares?” tanyanya lagi. “Besok pukul satu siang. Jangan terlambat!” jawab Ares sebagai perintah lalu menutup sambungan teleponnya. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook