Bab 2 Godaan adalah Berkah

1132 Words
Suara gemuruh yang menggelegar itu membuatku terkejut. Kukira Miao Bing dan yang lainnya mengalami masalah, jadi aku segera menoleh ke belakang. Hanya setelah aku melihat segalanya masih seperti biasa, baru aku bisa merasa tenang. Pasti ada binatang buas di pulau terpencil ini, tapi suara barusan seperti dua binatang buas yang saling menyerang. Tempat kami seharusnya aman untuk saat ini. Ketika aku menggendong pramugari itu, aku melirik lencana namanya dan baru mengetahui kalau namanya adalah Gu Yufei. Ini adalah sebuah nama yang agak puitis. Sama persis dengan penampilannya yang polos dan anggun. Kedua kakinya jenjang dan aku tidak merasakan lemak sama sekali saat menggendongnya. Terutama perut bagian bawahnya terasa sangat kencang. Jelas sekali wanita ini sering berolahraga selama waktu senggangnya sehingga otot perutnya terlihat jelas. Yang paling mengejutkanku adalah p******a Gu Yufei lebih besar satu ukuran dari Miao Bing. Payudaranya yang kencang dan penuh bagai jeli yang menekan punggungku. Entah karena ombak atau karena kecelakaan pesawat, namun pakaian atasnya terbuka sepenuhnya. Bra renda putihnya sudah hanyut entah ke mana dan hanya menyisakan setengah dari seragam pramugari yang dikenakannya. Ketika aku kembali ke tempat Miao Bing sambil membawa ikan kerapu di satu tangan dan Gu Yufei di punggung, aku menyadari bahwa Luo Yiyi sudah sadar dan sedang mengobrol dengan Miao Bing. Namun, dia tidak terlihat dalam kondisi bagus, dan sorot matanya tampak redup. Miao Bing segera melemparkan dirinya ke dalam pelukanku begitu melihatku kembali. Tubuhnya gemetar tidak terkendali. "Chen Fan, aku tadi ketakutan setengah mati. Aku pikir ada binatang buas!" "Tidak apa-apa. Di pulau pasti ada binatang buas dan sebagainya. Mendengar suaranya, seharusnya mereka agak jauh dari kita." Aku menepuk punggung Miao Bing untuk menenangkannya. "Benarkah?" Tubuh Miao Bing menggeliat di dalam pelukanku, terutama di bagian bawah tubuhku, yang langsung bereaksi menekan perut Miao Bing dengan erat. "Emm!" Miao Bing menggigit bibirnya dan mengerang lembut di dalam pelukanku. "Duduk dulu." aku meletakkan Miao Bing di atas pasir dan melirik Luo Yiyi. Tampaknya, kecelakaan pesawat ini sudah membuat gadis ini ketakutan sehingga dia masih belum bisa tenang sampai sekarang. "Ini siapa?" Miao Bing menatap Gu Yufei yang terbaring di pasir dan bertanya. "Pramugari di pesawat kita. Aku menemukannya di dekat pesawat." Aku menyerahkan tas ransel yang kubawa pada Miao Bing, "Ada beberapa ekor ikan di dalamnya, kamu olah dulu." "Hah?" Miao Bing tertegun sejenak dan berkata dengan takut-takut, "Aku tidak bisa ..." Tidak bisa? Aku memandang Miao Bing dengan sedikit tak berdaya. "Aku tidak pernah memasak." Miao Bing menatapku dengan penuh kesedihan, tangannya menumpu di tanah dan dengan sengaja mengapit dadanya, sampai terbentuk lekukan yang sangat memesona dan payudaranya yang montok sedikit berubah bentuk karena jepitan lengannya. Sudah seperti ini masih tidak lupa merayuku! Aku menoleh dan memelototi Miao Bing lalu berkata pada Luo Yiyi, "Kalau begitu kalian jaga dia, aku akan mengolah ikan ini dulu." "Baik!" Luo Yiyi mendengus pelan. "Lalu bagaimana denganku?" Miao Bing bergegas kembali ke sampingku dan menempel lagi di badanku dengan erat, "Aku sangat lapar!" Saat berbicara, Miao Bing melihat bagian bawah tubuhku dan berbisik di telingaku, "Bisakah kamu membiarkanku makan dulu?" Wanita ini benar-benar menakutkan! Jika bukan karena dia sekarang agak lapar, aku pasti sudah menekannya ke atas karang dan bercinta dengan penuh hawa nafsu. "Carikan aku ranting kayu." Aku menatap mata Miao Bing yang tampak bingung dan melanjutkan, "Untuk menyalakan api. Sekarang pakaian kalian semua basah. Jangan sampai kalian jatuh sakit, kita tidak punya obat." "Baik!" Miao Bing terus-menerus menganggukkan kepalanya. Miao Bing memang layak menjadi manajer perusahaan. Kemampuannya dalam menangani masalah memang tidak diragukan lagi. Aku baru saja selesai bicara, namun dalam waktu singkat ekspresinya sudah kembali normal. Selain itu, tanpa ragu-ragu dia langsung merapikan pakaiannya lalu berjalan ke samping. "Chen Fan, apakah menurutmu kita masih bisa pergi dari sini?" Setelah Miao Bing pergi, Luo Yiyi menatapku dengan sedih dan berkata dengan panik. "Setidaknya kita sekarang masih hidup, ‘kan?" Aku tersenyum menenangkan, "Dibandingkan dengan mereka yang sudah tak bernyawa, kita bisa dibilang termasuk beruntung." "Benar!" Luo Yiyi mengangguk dengan penuh semangat, sorot matanya kembali bersinar, "Kamu akan membawa kami pergi dari sini, ‘kan?" Aku? Aku sendiri bahkan tidak tahu masih bisa bertahan hidup atau tidak. Namun, sebelum kata-kata itu terucap, hatiku melunak saat melihat tatapan penuh harap di mata Luo Yiyi, "Jangan khawatir, aku akan berusaha untuk menjaga kalian tetap hidup!" "Terima kasih!" Luo Yiyi menggigit bibirnya, "Pergilah, aku akan menjaganya." Aku berbalik dan membersihkan ikan kerapu di tepi pantai. Kebetulan tadi aku menemukan sebuah belati, jika tidak, akan sulit membersihkan organ dalam ikan. Setelah membersihkan ketiga ikan itu beberapa kali, aku pun berjalan kembali ke tempat ketiga wanita itu. Tidak lama setelah aku kembali, Miao Bing juga kembali. Dia meletakkan ranting kayu yang didapatkannya di tanah, kemudian kembali mendekat di sisiku. "Apa yang akan kita lakukan sekarang? Kita tidak memiliki korek api, bagaimana cara membuat apinya." "Tidak apa-apa. Aku saja yang melakukannya!" Aku mengambil sepotong kayu yang lebih tebal dan mengeluarkan belati yang kutemukan. Belati itu memotong ranting kayu dengan lembut, menghasilkan potongan tipis kayu berserakan di atas tanah. Miao Bing dan Luo Yiyi menatapku dengan mata terbelalak, seolah-olah semua ini terasa aneh bagi mereka. Selesai meraut ranting kayu itu, tongkat di tanganku tersebut sudah cukup runcing. Dalam kehidupan liar tanpa adanya korek api, satu-satunya cara untuk membuat api adalah dengan menggunakan bor kayu. Lalu aku mencari sepotong kayu yang lain dan membuat sebuah lubang kecil di atasnya, kemudian menyingkirkan serbuk kayu dan mengebornya dengan keras. Begini juga bisa, ‘kan? Miao Bing dan Luo Yiyi sepertinya lupa sedang berada di pulau terpencil dan menatapku dengan penuh perhatian. Semua yang aku lakukan terlihat ajaib di mata mereka. Saat tanganku menggosok semakin cepat, kepulan asap perlahan-lahan naik dari serbuk kayu itu. "Sudah menyala!" Kedua gadis itu hampir melompat kegirangan. Bagaimanapun juga, langit akan menjadi gelap dalam beberapa jam lagi. Ketika tidak ada sumber api, memang akan lebih sulit untuk melakukan apapun nanti. Meski cuaca di pulau terpencil ini relatif hangat pada siang hari, namun saat angin laut bertiup di malam hari, entah seberapa dinginnya saat itu. Perbedaan suhu antara siang dan malam di pantai sangat luar biasa. Setelah beberapa menit, secara perlahan serbuk kayu di sekitarnya mulai terbakar. "Miao Bing, tambahkan daun kering!" Sebelum aku mengingatkan, Miao Bing sudah menjejalkan daun kering di atas serbuk kayu. Syuu! Setelah asap mengepul, api kecil pun mulai terlihat. "Chen Fan, kamu hebat sekali!" Miao Bing tanpa sadar melompat ke atas badanku dan memberiku ciuman yang panas. Luo Yiyi sedikit terkejut melihatnya, namun juga ada kekaguman di sorot matanya. Aku tidak salah lihat, itu benar-benar sorot kekaguman! Luo Yiyi adalah influencer dengan puluhan juta followers, dapat membuatnya mengagumiku membuatku merasa senang. Setelah menyalakan api, aku menemukan beberapa ranting lagi, lalu menggunakan belati dan mengasahnya sampai runcing untuk menusuk ikan. Tidak lama kemudian, bau ikan terbakar pun tercium. Glek! Luo Yiyi yang berada di sampingku, tanpa sadar menelan ludah. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD