Kandunganku sudah menginjak tujuh bulan. Aku tidak pernah ikut posyandu walau ada beberapa petugas yang datang mendataku. Jangankan keluar ke tempat ramai, bahkan ingin rasanya aku memindahkan kamar mandi dari halaman samping ke dalam rumahku. Aku merasa selalu terhujam ke dasar bumi dengan tatapan sinis tetangga-tetangga walau dari kejauhan. Setiap kali mereka lewat ke sawah, wajib mereka melihat ke arah gubukku lalu terdengarlah desas-desis mulut mereka bicara. Aku pernah terpaksa keluar ke toko Aji Sopian. Benar saja, semua mata yang kulewati melemparkan tatapan jijik pada perutku yang membesar. Seolah mereka melihat bangkai yang sedang berjalan. Mereka berbisik-bisik bahkan ada beberapa yang terang-terangan menyindirku. "Begitulah kalau jadi perempuan tidak bisa jaga diri, jadi koto

