Kecelakaan

1612 Words

"Kenapa, Rum? Kamu mencurigai Pak Hasan?" tanya Mbak Sinta dengan tatapan tajam. Aku diam saja tak menjawab pertanyaannya. Dia masih saja menatapku sinis seolah aku ini pesakitan yang wajib dibenci dan dibully. Memandangku remeh dan sadis. "Iya, dia memang kubayar untuk memfitnahmu. Dia dan tujuh warga lainnya. Bukankah kamu sudah mendengar semua obrolanku dengan Mira? Jadi, sekalian kubeberkan di sini biar kamu tahu dan tak selalu merecoki hidupku," ucapnya lagi. Kalimat cukup aneh yang seharusnya justru kuucapkan padanya. "Terbalik. Justru kamu yang merecoki hidupku, Mbak," balasku tak mau kalah. "Kalau kamu nggak mau direcoki, silakan angkat kaki dari kampung ini. Lagipula kamu sudah tahu kalau kamu hanyalah anak angkat ibu, kan? Kamu nggak ada kewajiban untuk merawatnya! Belum pu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD