Gala dan Gina sudah terlelap sedari tadi. Ibu pun sama. Mas Huda pamit ke bengkel mau modif vespanya lagi, katanya. Entah di bagian mana, aku pun tak tahu. Sementara aku masih gulang-guling di kamar menanti Mbak Sinta yang tak kunjung datang Entah ke mana dia. Katanya mau ke sini ngobrol sesuatu yang penting, tapi belum nongol juga. Sementara kedua mataku sudah cukup mengantuk bahkan cukup pusing saat kucoba terjaga. Kepala cenat-cenut misal nggak tidur siang, mungkin karena memang sudah terbiasa. Deru motor Mbak Sinta akhirnya terdengar juga. Dia menghentikan motornya di halaman. Jarum jam menunjuk hampir jam dua siang. Di saat mentari masih sangat terik. Gegas kubuatkan es sirup untuknya, supaya adem. Terdengar salam dari teras, aku pun menjawab salamnya. Tak selang lama suara langkah

