11. SUAMI..?!

1131 Words
Jihan dan para pekerja lainnya membaringkan Mia di atas sofa di dalam ruangannya. Jihan menuangkan parfume ke telapak tangan. Dia menggosokan kedua telapak tangannya lalu mendekatkan ke hidung Mia. Setelah beberapa saat, Mia pun mendapatkan kembali kesadarannya. Nanar mata Mia menatap ke sekeliling. Mencoba mengumpulkan kembali ingatannya. Mia duduk dan memperhatikan wajah khawatir para pekerjaannya. "Dimana dia?" ujarnya dengan wajah yang masih terlihat pucat. "Siapa Bu? Dia siapa?" sahut Jihan, dia merasa heran. Mengapa bos-nya ketika sadar justru menanyakan seseorang. "Laki-laki yang tadi. Lelaki yang berdiri di sana tadi." "Yang menolong ibu tadi?" "Menolong?" "Ibu tadi pingsan, ada pengunjung kita yang menolong ibu. Syukurlah Ibu tidak jatuh ke lantai." "Di mana dia?" ujar Mia tidak sabar. "Sudah pulang Bu.." Jihan masih merasa sangat heran. Dia bertanya-tanya di dalam pikirannya. "Baiklah kalau begitu, terimakasih banyak." Mia menatap pegawainya satu-persatu. "Ibu sudah merasa lebih baik?" "Iya, terimakasih banyak ya.. kalian bisa kembali bekerja." Mia tersenyum kepada mereka. Pegawai Mia keluar beriringan satu persatu, meninggalkan Mia sendiri yang gelisah hati dan perasaannya. Mia menangkupkan kedua telapak tangan ke wajahnya. Dia menangis tersedu-sedu. "Ini tidak mungkin, ini tidak mungkin! Ini hanya khayalanku saja." tubuhnya berguncang, perasaannya pun turut terguncang. Dia melihat seseorang begitu serupa dengan Daniel. Sangat serupa, tepat di saat Mia sedang memikirkannya. Seketika.., Mia merasa bersalah kepada Rayhan. Begitu besar keinginan hatinya bertemu Daniel, begitu besar kerinduanya kepada ayah kandung Aidan itu. Sehingga orang lain dia sangka Daniel. "Maafkan aku sayang.... Maafkan aku." Mia tersedu-sedu. Rasa bersalah mengisi relung hatinya. Mia memaksakan tubuhnya yang lemah berdiri. Dia membasuh wajah, setelah mengeringkannya, Mia meminum segelas air dan menenangkan diri. "Dia hanya khayalanku saja." Mia bergumam kepada dirinya sendiri. Tok..tok.. (suara pintu diketuk) "Ya..." sahut Mia dari dalam ruangannya. Daun pintu terbuka... Muncul sesosok lelaki dari balik pintu, "Sayang..., kau kenapa? Kau sakit?" Rayhan mendekat. "Ah.., tidak. Kurasa hanya tekanan darahku saja yang turun. Aku merasa sedikit pusing." Rayhan duduk di samping istrinya, lalu menyentuh keningnya, "Syukurlah kau tidak demam. Aku langsung ke sini saat Jihan mengabari kau tiba-tiba pingsan." "Maafkan aku menyusahkanmu Sayang.." Mia merasa tak enak hati. Sungguh Mia tidak sanggup mengatakan, jika penyebab dirinya kehilangan kesadaran adalah melihat seseorang yang sangat mirip dengan Daniel, atau seseorang yang dia khyalkan adalah Daniel. "Apa perlu kita ke dokter?" pada manik mata yang berwana hitam seindah berlian hitam itu tersirat kecemasan. "Ah.., tidak perlu! Aku baik-baik saja." Mia tersenyum hambar. "Kau yakin?" "Iya.. kau tidak perlu berlebihan Sayang.." Mia menepuk lengan suaminya. "Baiklah..., sebaiknya kau pulang saja. Istirahat di rumah. Aku antar ya..., si Kembar nanti dijemput pak Rahmat." "Aku baik-baik saja..., kau berlebihan Sayang..!" "Kau keras kepala Mia." Rayhan menggerutu, dia merasa kesal, "kau mau makan sesuatu?" "Boleh, mari kita makan siang bersama." Senyuman lebar terukir di bibirnya. Mereka telah lama tidak pernah lagi makan siang bersama. Rayhan sangat sibuk. "Baiklah... Kita masih punya waktu beberapa jam lagi." Rayhan melepaskan jas dan dasi yang menjerat lehernya, lalu dia melepaskan beberapa kancing baju dan menggulung lengan bajunya. "Kau tidak kembali bekerja?" Mia memperhatikan Rayhan dengan seksama, terlihat raut wajah kelelahan yang nampak jelas. "Tidak, aku tidak ingin meninggalkanmu. Istirahatlah!" Rayhan menepuk paha, menyuruh Mia membaringkan dirinya. Mia mendekat, dia meletakkan kepala di atas pangkuan Rayhan. Rayhan memberikan kecupan di kening dan pipi Mia. Mia menarik kepala Rayhan, dia bermaksud memberikan kecupan di bibir suaminya. Rayhan menghindar dengan cepat, "Lepaskan Mia, kau mengunakan lipstik." "Hahahaha... Kau masih tidak menyukainya?" Mia tetap memaksakan ingin mencium suaminya. "Mia berhenti! Atau kubuang semua lipstik-mu" Rayhan berkata dengan nada yang sangat serius. "Baiklah, baiklah..." Mia menyudahi tingkah jahilnya. Dia bersyukur setidaknya Rayhan tidak lagi meludah saat dia memakai lipstik. Suaminya itu lebih suka tampilan sederhana tanpa banyak polesan. Istirahatlah Sayang, aku akan menemanimu." Rayhan membelai kepala istrinya. Mia merasakan kehangatan dari setiap sentuhan yang Rayhan berikan. Tanpa dia sadari, Mia terlelap sesaat. Drtt..drt..dtr.. (suara getar ponsel) Rayhan mengangkat kepala Mia perlahan dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Dia melihat sederat nomor tanpa nama tertera di layar ponsel. Rayhan tidak menjawab. Dia menyandarkan kepala di sandaran sofa. Mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri. Ponselnya kembali bergetar, panggilan berkali-kali dengan nomor yang sama. Rayhan tetap tidak mengindahkannya. Saat jeda panggilan, Rayhan melihat pesan masuk. "{Hai Suami}" "{Bolehkan aku memanggilmu suami? Bolehkan Aray?}" "{Suami... kau di mana Sayang? Di GVS?}" Rahang Rayhan mengeras saat membaca pesan itu. Dia mengepalkan erat tangannya. "{Aku tidak berada di GVS, aku sibuk! Jangan pernah menghubungiku lagi!}" Rayhan sangat marah. Dia teramat ingin melempar ponselnya hingga hancur berkeping-keping. Rayhan perlahan menurunkan kepala Mia, dia mengecup kening sang istri. Ia pergi setelah sebelumnya meninggalkan catatan di meja kerja Mia. Rayhan mengemudikan mobilnya menuju galeri. Dia ingin beristirahat sejenak dari aktifitasnya yang terasa berat. Belum lagi Heka yang terus saja menggonggong dirinya bagai anjing gila. Rayhan benar-benar tertekan dibuatnya. Rayhan tidak pernah lagi ke GVS karena merasa khawatir jika Heka tiba-tiba muncul di sana. Dia masih belum tahu caranya untuk mengatasi Heka. Rayhan masih mencari cara 'menyingkirkan' Heka dari kehidupan mereka tanpa membuat Mia merasa tidak nyaman. Namun sayangnya dia masih belum menemukan caranya. Di sepanjang jalan Rayhan sangat gelisah. Dia terus memikirkan Heka, bagaimana jika dia tiba-tiba datang dan menemui Mia. Dia ingat terakhir kali kata-kata Heka begitu menyakitkan untuk di dengar. Jika Heka bicara hal yang macam-macam, tentu akan menjadi masalah besar. "Wanita gila! Dasar wanita gila! Aaahhhhh...." Rayhan sangat kesal. Dia memukul kemudi mobil berkali-kali. Rambutnya yang ikal sebatas rahang berhamburan, terburai menutupi wajah tampannya. Rayhan menggenggam erat kemudi. Andai saja kemudi itu terbuat dari kaca, tentu saja telah hancur berkeping-keping karena kuatnya genggaman Rayhan. Rayhan memarkir mobil di halaman galeri. Dia masuk ke dalam ruangannya setelah memberi salam kepada beberapa pegawai yang bekerja. Rayhan membaringkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur. Ruangan itu masih sama sejak beberapa tahun lalu. Ruangan lengkap dengan kamar tidur, kamar tamu dan kamar mandi. Rayhan memejamkan mata. Dia lelah.... Beberapa Minggu terakhir, saat malam pun Rayhan tidak lena di dalam tidurnya. Terus saja berpikir. Memikirkan bisnis, keluarga, anak-anak yang dia santuni. Belum lagi 'wanita gila' yang terus merong-rong dirinya meminta ingin kembali. Rayhan terlelap sekejap. Bunyi deringan telpon membangunkannya. Rayhan meraih gagang telepon dengan malas, "Halo." "Bapak, seorang wanita ingin bertemu. Katanya dia istri Bapak, "suara seorang wanita di ujung telepon. Dia adalah pegawai baru. "Oh istriku? Suruh masuk. Kau tidak perlu minta izin jika istriku datang," ujar Rayhan menutup panggilan. Dia ingat resepsionis baru itu belum pernah bertemu Mia. Daun pintu ruangan Rayhan diketuk. "Masuk Sayang ... tidak dikunci," Rayhan bersuara sedikit nyaring. Daun pintu terbuka ... Seulas senyuman hangat terkembang di bibir Rayhan menyambut sesosok wanita yang muncul dari balik pintu. "Kau masih merindukanku ya sampai menyusulku ke sini?" Rayhan menatap hangat wanita yang kini berdiri di mulut pintu. Senyuman dari bibir tiba-tiba menghilang, "KAU?" "Iya Sayang aku merindukanmu. Hai Suami," sahut wanita itu. Dia memberikan senyuman termanisnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD