10. Tamu Mia

1152 Words
Keriuhan terjadi di rumah Mia dan Rayhan pada pagi hari. Mereka menikmati sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas masing-masing. Mia selalu mengantar si Kembar ke sekolah sebelum ia bekerja di GVS. Sementara Aidan, jika Rayhan tidak terlalu sibuk, dialah yang akan mengantarkannya. Namun apabila Rayhan harus pergi sangat pagi, supir merekalah yang akan mengantarkan putera tertua Mia itu. Aidan sangat bahagia, dia batal tinggal di asrama. Aidan mendapatkan dukungan penuh dari Rayhan. Ayah sambungnya itu sangat menyayanginya, dia merasa sedih jika harus berpisah dari puteranya. "Rayhan kau hari ini ke GVS?" Mia bertanya di antara suapan yang dia berikan kepada si Kembar. "Tidak Mia, aku sangat sibuk. Oh iya.... Mia, aku akan pindah kantor. Aku akan menggunakan ruanganku di Green Grup." Rayhan meraih air minum dan menyesapnya perlahan. "Kenapa? Kau tidak ingin bekerja satu tempat lagi dengan denganku?" Raut wajah Mia berubah menjadi muram. "Tidak Sayang. Tentu saja tidak. Banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan. Banyak dokumen yang harus dibuat, dipelajari dan ditandatangani." "Kau membuat sendiri dokumenmu? Bukan staff-mu yang melakukannya?" "Mereka yang membuatnya, tapi terkadang ada beberapa hal yang harus direvisi. Akan menyulitkan mereka jika harus bolak-balik ke GVS. Jadi akan lebih efesien jika aku satu gedung dengan mereka. Lagi pula mungkin kedatangan mereka akan menganggu pelanggan GVS." "Kau berkata apa Sayang, tidak ada yang mengganggu, mereka hanya lewat saya." "Mungkin para staff-ku akan menghabiskan stok oksigen yang berada di GVS, karena seringnya mereka datang dan pegi." Rayhan mengangkat bahunya. "Ahahahaha.. oksigen apa? Dasar..!" Mia tertawa pelan. "Iya.. aku takut para pelanggan GVS mati lemas kekurangan oksigen, kau akan dituntut kepolisi karena kelalaian. Aku tidak mau itu terjadi." "Hahahaha.., kau akan kawin lagi saat aku di penjara?' "Jika aku beniat melakukannya, kenapa aku harus menunggu kau di penjara?" Rayhan mengangkat kedua alisnya dan tersenyum. Rayhan berdiri dari kursinya, "Papa pergi dulu Sayang.." Rayhan mengecup puncak kepala ketiga puteranya. Tidak ketinggalan dia pun memberi kecupan kepada istrinya, "Love you, dan akan selalu kau Mia. Dari dulu hingga sampai kapan pun." Rayhan mengusap kepala Mia dengan lembut. Mia memperhatikan punggung Rayhan yang menjauh. Belakangan ini Rayhan sangat sibuk. Sering kali dia pergi pagi-pagi sekali dan pulang saat malam telah larut. Dia seringkali meeting sambil makan malam di resto ternama bersama para kliennya. Beberapa tahun yang lalu Rayhan sangat mirip pengangguran. Dia hanya duduk dan bersantai di GVS. Dia tidak mengurus bisnis propertinya. Rayhan lebih tertarik pada porselen cina yang berharga. Yang Rayhan lakuakan jika tidak ada porselen adalah menganggu Mia. Dia selalu usil menganggu istrinya. Sementara bisnis properti dia serahkan kepada Yosef. Dia seperti wakil, asisten dan sekretaris untuk Rayhan. Dia mengerjakan semuanya. Yosef lelaki usia akhir 30-an. Berwajah sangat menarik. Dia sangat bisa diandalkan. Yosef pun memiliki dua asisten pribadi. Saat ada sesuatu hal, Yosef memerintahkan kepada kedua asistennya untuk pergi mengurusnya. Sementara dirinya tetap berada di sisi Rayhan. Saat ini porselen sangat susah didapatkan. Rayhan memilih terjun langsung mengurus perusahaannya. Kehidupan semakin baik dalam finansial mereka, namun mau tidak mau, waktu bersama keluarga memang akan menjadi lebih sedikit daripada sebelumnya. "Bunda..., Aidan pergi dulu." Puteranya itu meraih tangan Mia dan mengecup punggung tangan wanita yang telah melahirkannya. "Hati-hati Nak.." Mia mengecup kening Aidan, "hari ini sekolah pulang jam berapa?" "Jam setengah enam Bun.." Aidan tersenyum. Mia memperhatikan senyuman Aidan. Senyuman yang selama ini ingin sekali dia lihat. "Ya sudah, nanti pak Rahmat yang jemput ya." "Iya Bun..." Puteranya lantas berlalu pergi. Mia meraih kedua tangan mungil Hasan dan Husein. "Ayo Nak, kita berangkat." Nanda memakaikan tas sekolah ke pundak mereka. Hasan dan Husein berlarian, berteriak dan tertawa. Mereka seperti tidak pernah kehabisan tenaga untuk bermain. Saat di dalam perjalanan menuju sekolah, mereka bersenandung riang. Hasan dan Husein menyanyikan lagu anak-anak yang diajarkan di sekolah mereka. Mia ikut bernyanyi demi menyenangkan hati kedua puteranya. Mia mengantarkan mereka hingga ke pagar sekolah, dan melambaikan tangan pada keduanya. Mia melanjutkan perjalanan menuju GVS. Dia telah kembali bekerja beberapa hari terakhir. Dan selama dia mulai bekerja, Rayhan tidak pernah lagi bekerja di GVS. Dia memilih berada di kantor Green Grup (GG). Mia memasuki GVS. Dia tersenyum senang. Pintu gerainya otomatis terbuka. Ia senang, hal ini akan sangat membantu para pelanggannya. Biasanya, tangan mereka penuh dengan belanjaan atau mendorong troli saat mereka pulang. Mia berkeliling gerai memperhatikan stok sayuran mereka yang berada di rak-rak display dan tersusun rapi. Mia menyentuhnya, membaui-nya. Memastikan semua masih segar dan layak jual. Mia berpikir, dia akan menambah barang jualannya dengan memasukan daging dan telur organik. Mia menyusuri koridor GVS dengan langkah pelan. Mia menggenggam radio talky walky kecil. Dia meminta pegawainya memutar musik instrumental yang lembut. Mia ingin memberikan rasa tenang dan damai kepada para pelanggannya. Mia mengedarkan pandangan, matanya berkaca-kaca. 'Ini adalah hasil kerja kerasmu.' Mia segera menyapu embun yang menetes di kedua sudut matanya. 'Terimakasih.., ini semua untuk Aidan.' Mia tersenyum dan mengangguk pelan. Dia kembali menyusuri setiap sudut, berjalan melewati blok-blok dan pilar-pilar besar penyangga GVS. Secara tiba-tiba. Mia merasa sesuatu menghantam dadanya dengan kuat. Mia memundurkan kakinya beberapa langkah lalu melongokkan kepalanya. Kedua tangannya tiba-tiba gemetar. Pandangannya tertuju pada seseorang. Lelaki itu sedang asik memilih sayuran di gerai Green Vege. Napasnya terasa menyesak. Dadanya berguncang begitu hebat. Siluet tubuh itu... seakan Mia sangat mengenalnya. Mia semakin mempercepat langkahnya yang gemetar. Air mata mengalir di pipinya tanpa ia sadari. Mia menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Semakin dia mendekat, semakin Mia merasa tubuhnya melemah. Kedua kakinya semakin sulit untuk dijalankan. Namun ada perasaan aneh di dalam dadanya, seakan mendorong langkah kakinya untuk berjalan lebih cepat. Mia menggenggam dan menarik lengan lelaki di depannya. Lengan itu terasa sangat kokoh. Persis sama dengan lengan yang senantiasa mendekapnya setiap malam selama sembilan tahun. Lelaki yang Mia tarik lengannya itu tersentak. Sontak dia memalingkan wajahnya. Mencari tahu siapa yang telah menyentuh dirinya. Mia terperajat, bola mata berwarna kuning terang seterang madu menatap Mia dengan heran. Wajah Mia memucat. "Ini tidak mungkin!!!" Mia jatuh tidak sadarkan diri. Dengan refleks sangat cepat, lelaki itu menahan tubuh Mia yang limbung, hampir menyentuh lantai. "Miss..! Miss! Are you ok?" lelaki itu bingung, ada apa dengan dirinya. Mengapa wanita ini saat melihat wajahnya tiba-tiba pingsan? Lelaki itu menahan tubuh Mia, dia duduk di atas lantai. "Help...! s**t, Miss!" dia mengguncang lengan Mia. "Tolong..." Lelaki itu berteriak lebih nyaring. Pegawai GVS datang berhamburan. Alangkah terkejutnya mereka, saat melihat Mia tidak sadarkan diri. "Bu...Bu..." mereka menepuk pipi Mia. Mereka sangat ketakutan. "Kita bawa ke ruangan ibu dulu..." Jihan menginstruksikan teman-temannya untuk mengangkat tubuh Mia. "Thank you Mister." Jihan menyalaminya, "silahkan Anda kembali berbelanja." Dia tersenyum ramah kepada lelaki yang telah menolong Mia. Jihan mengejar teman-temannya yang membawa Mia. "Tidak masalah.." lelaki itu kembali memilih bahan yang diinginkannya. Namun pikirannya tertuju kepada Mia. Siapa wanita itu. Mengapa dia sangat terkejut melihatku?" rasa penasaran dan bingung menyatu di dalam kepalanya. Lelaki itu pergi setelah merasa cukup dengan bahan yang dia pilih. Dia menuju kasir, membayar dan pergi dari GVS, membawa sejuta pertanyaan di dalam hati. Siapa wanita itu? Apakah dia mengenalku?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD