Part 3

2556 Words
Aku baru kembali membeli bahan makanan dari mini market di ujung jalan dan tidak sengaja bertabrakan dengan seorang laki-laki tampan yang juga hendak memasuki gedung apartment. "Oh maafkan aku, apa kau tak apa?" Laki-laki itu tampak khawatir padahal tabrakan kami tidak keras. "Aku baik-baik saja" Aku tersenyum. Ternyata masih ada laki-laki seperti ini, tidak seperti laki-laki menyebalkan itu. "Kau tinggal disini?" Tanyanya sambil tersenyum. "Iya, aku tinggal disini" Kami memasuki lift bersama-sama. "Lantai berapa?" Tanyanya ramah. "Lantai 12" "Lantai 12? Kita mempunyai tujuan yang sama" Aku sedikit terkejut tapi ku tutupi dengan senyum. Setelah itu kami hanya diam, dia tampan dan sepertinya lebih tua dariku. "Oh iya namaku Lee Doyoon" Dia mengulurkan tangannya padaku. "Baekhyun, Byun Baekhyun" Kataku sambil menyambut uluran tangannya. "Kau masih sekolah?" "Aku baru masuk universitas" "Wah Seoul university?" "Iya" Jawabku, heran juga dia bisa menebak dengan benar. "Aku juga kuliah disana, semester lima" Dia senyum manis memperlihatkan telapak tangannya dengan lima jari. "Wah senior" Aku sedikit menunduk dengan sopan. "Tidak perlu bersikap formal seperti itu" Dia kembali tersenyum. Setelah lift terbuka kami berjalan bersama ternyata dia tinggal di sebelah apartment Kris hyung. Kebetulan apa ini? "Kau tinggal bersama Kris?" "Iya, apa senior mengenalnya?" "Jangan memanggilku senior, itu terlalu formal. Panggil saja hyung" Dia tersenyum, senyuman itu serasa candu buatku. "Iya aku mengenalnya. Kami berteman. Kau pacarnya Kris? Tapi aku tidak pernah melihat dia membawa seseorang kemari kecuali dua bocah tinggi itu, apa lagi sampai mengajaknya tinggal bersama" "Aah bukan bukan, aku adiknya Kris hyung. Aku bukan pacarnya, sungguh!"  Doyoon hyung tertawa melihatku salah tingkah. Jangan sampai dia benar-benar berpikir jika aku pacarnya Kris hyung. Aku kan tertarik dengannya, ahh senyumannya itu sungguh menggoda. "Haha aku percaya. Aku mau masuk dulu, sampai bertemu lagi" Dia kembali tersenyum dan masuk ke apartmentnya. Aku menyukai senyuman manisnya, aku ingin melihatnya lagi.  Aku langsung masuk lalu meletakkan bahan makanan di dapur dan menghampiri Kris hyung yang sedang menonton tv. "Hyung! Hyung!" "Kenapa? Jangan berisik!!" "Kau mengenal senior Doyoon?" Kris hyung langsung menoleh padaku. "Dari mana kau tau nama itu?" "Aku baru bertemu dengannya, dia bilang kalian berteman" "Jadi Doyoon hyung sudah kembali dari Mokpo?" Aku hanya mengangguk walaupun aku tidak tau dia dari Mokpo. "Aku harus menemuinya" Kris langsung bangkit berdiri dan segera pergi. "Kenapa dengannya? Ah aku tidak jadi menanyakan tentang Doyoon hyung padanya" ** "Hey, kau tidak masuk kelas?" Luhan menyapaku yang sedang duduk sendirian di kantin. "Tidak, kelasku pagi dan dari tadi sudah selesai, kau sendiri?" "Aku baru saja keluar, perut ku kelaparan" Luhan mengeluh lapar tapi tetap saja kelihatan imut di mataku, dia benar-benar cantik dan wajar saja kalau banyak senior dan laki-laki seangkatan kami mulai mendekatinya. Huuh dia sangat beruntung. "Kudengar ada senior yang menyatakan cinta padamu kemarin?" Luhan menghela nafasnya tampak tidak tertarik. "Benar, setelah kau meninggalkan ku kemarin aku menunggu bus seperti biasa, tiba-tiba saja dia datang kearahku dan menyatakan perasaannya padaku" "Kau menerimanya?" "Tidak, aku tidak mengenalnya" Luhan terlihat semakin tak tertarik dengan topik ini, aku segera mengganti topik pembicaraan kami. "Tersenyumlah, masih banyak laki-laki atau perempuan yang berlomba ingin jadi pacar mu, kau tinggal pilih saja. Ah aku tau, Senior Junhyuk. Dia tampan" Aku tersenyum dan Luhan ikut tersenyum. "Aku tidak tertarik untuk memiliki pacar untuk saat ini, mungkin nanti" "Kau itu sangat beruntung, banyak sekali laki-laki atau perempuan yang mendekatimu" "Kau tidak lihat diri sendiri? Kau juga sepertiku kan? Cuma kau terlalu tidak acuh, jadi mereka tidak berani mendekatimu" Aku hanya bisa tertawa mendengarnya. "Aku bukannya tidak acuh atau apa, aku hanya tidak suka dengan sikap mereka yang merasa diri mereka tampan dan menganggap diri mereka bisa mendapatkan siapapun yang mereka inginkan. Aku akan buktikan kalau aku tidak akan mudah di dapatkan" Luhan tertawa geli sambil menggelengkan kepalanya. "Kau ada-ada saja, oh iya bagaimana hubunganmu dengan senior Chanyeol?" Aku langsung menghela nafas kesal setelah mendengar nama laki-laki itu. "Sudah lah, aku tidak ingin membahasnya" --Flashback-- Keesokan harinya setelah 'tragedi' aku membuat kesal Park Chanyeol seluruh senior menghukumku. Aku di jemur di bawah terik matahari selama berjam-jam. Aku di bebaskan jika aku meminta maaf kepada Park Chanyeol. Heol! melihatnya saja aku malas apa lagi meminta maaf padanya. "Kau harus meminta maaf pada Chanyeol!!" Teriak Kyungsoo, salah satu senior disana. Wajahnya yang imut tidak terlihat jika sebenarnya dia menyeramkan. "Aku tidak mau" Jawabku malas. "Baiklah kau akan menerima hukumannya! Berdiri di tengah lapangan sampai semua kegiatan hari ini selesai" "Terserah!" Aku berdiri di tengah lapangan. Ini lebih baik dari pada harus meminta maaf kepada laki-laki tinggi itu. Aku tidak akan mau! Kris hyung melihatku dari pinggir lapangan bersama Park Chanyeol dan Senior Sehun. "Hyung, setidaknya bantulah aku" Gumamku kesal sambil menatap memelas kearah Kris. Aku sudah berdiri lebih dari tiga jam, matahari semakin terik diatas sana. Kakiku pegal dan tenggorokan ku terasa sangat kering. s**l! "Sudah lah, berhenti berdiri disini! Apa susahnya meminta maaf" Park Chanyeol berdiri di depanku. Aku menatapnya sinis, apa dia tidak berkaca? "Kau mau apa?" Aku malas menatapnya dan mengalihkan wajahku darinya. "Apa susahnya minta maaf?" "Aku tidak akan minta maaf padamu! Kau yang harus minta maaf padaku" "Kenapa aku?" "Kau tidak ingat? Hari dimana kau menabrakku dengan badanmu yang besar dan tinggi yang tidak normal itu. Kau langsung pergi dan tidak meminta maaf sedikitpun padaku. Jadi maaf saja aku tidak akan mau minta maaf padamu. Terserah kau atau mereka ingin menghukumku seperti apa, aku tidak perduli. Dan asal kau tau aku tidak akan pernah meminta maaf padamu Park Chanyeol-ssi*" Laki-laki ini menatapku tajam karena aku memanggilnya dengan tambahan –ssi* di belakang namanya. "Dasar keras kepala" "Terserah!" laki-laki itu pergi meninggalkanku sendiri. Aku menahan kekesalan ku untuk yang kesekian kalinya. Matahari terasa membakar tubuhku, kepalaku mulai pusing. Ah s**l! "Sudahlah" Tanganku di tarik Kris hyung ke pinggir lapangan. "Hyung!" Aku menatapnya tidak percaya. "Minta maaf saja dari pada kau pingsan disana" "Aku tidak mau" Kris hyung menatapku kesal lalu hanya menghembuskan nafasnya. "Keras kepalamu masih sama seperti dulu, sudahlah tidak usah berdiri disana lagi. Kau bisa pingsan dan aku akan repot karena mu. Ini minum" Aku mengambilnya dengan suka cita. Ah~ lega rasanya bisa minum juga. "Kau tak apa?" Kris hyung menyadari wajahku yang pucat. "Tak apa, hanya sedikit pusing" "Aku akan mengantarmu ke ruang kesehatan" "Tidak perlu, aku tidak apa-apa hyung" "Kau harus ke sana!" Nada suaranya meninggi. "Baiklah" Akhirnya aku hanya pasrah di tarik olehnya. --Flashback end-- "Apa para senior itu masih menganggumu?" Tanya Luhan. "Bagaimana mungkin tidak? Mereka terus mengganguku. Aku heran, kenapa mereka bersikap seperti itu padaku padahal masalahnya kan antara aku dan laki-laki menyebalkan itu" "Mereka itu mungkin beberapa orang yang menyukai senior Chanyeol" "Cih laki-laki seperti itu seharusnya di buang jauh-jauh kelaut saja. Menyebalkan! aku heran kenapa masih ada yang menyukainya!" Luhan tertawa geli melihat sikapku. "Jangan marah-marah begitu, nanti kau cepat tua. Dan Baek ada mitos yang mengatakan jika kau terlalu membenci seseorang, kau akan benar benar mencintai nya"  Aku membulatkan mata sipit ku, apa apaan itu? Mencintainya? Aku pasti sudah gila jika itu terjadi. "Luhan!" Luhan kembali tertawa dengan kerasnya melihat ekspresi wajah ku. "Baekhyun?" Aku dan Luhan langsung menoleh kearah laki-laki yang berdiri di antara kami. Dan mataku langsung berbinar melihat siapa laki-laki yang menyapaku itu. "Senior Doyoon" Doyoon tersenyum manis, Luhan menatapku meminta penjelasan kenapa aku bisa mengenal senior yang sangat tampan seperti ini. "Ternyata aku tidak salah lihat" Aku tersenyum, Luhan terus menatapku. "Oh iya senior, ini temanku Xi Luhan" Luhan menoleh kearah Doyoon. "Xi Luhan, senior bisa memanggilku Luhan" Doyoon tersenyum. "Lee Doyoon, dan sudah ku katakan jika jangan memanggilku senior, panggil saja hyung. Begitu juga denganmu Luhan" Dia terlihat marah tapi langsung di hiasi dengan senyuman manisnya itu. Aku benar-benar candu dengan senyumannya itu. "Ah senior, ini di kampus tidak sepantasnya aku memanggilmu hyung" "Aku tidak mau kau memanggilku senior" Dan lagi lagi dia tersenyum. Ya ampun >< "Baiklah hyung" "Oke aku pergi dulu, sampai bertemu lagi Baekhyun dan juga Luhan" Dia tersenyum dan pergi meninggalkan kantin bersama temannya. Luhan langsung menatapku meminta penjelasan. "Dimana kau menemukan laki-laki manis dan tampan seperti itu?" Luhan bertanya dengan sangat antusias. "Kau tidak tau seberapa beruntungnya aku" "Maksudmu?" "Dia tetanggaku" Jawabku dengan senyum mengembang. Luhan hanya melotot terkejut. "Kau curang Baek. Kau sudah tinggal bersama Kris hyung dan tetanggamu seperti dia? Wah kau sangat beruntung Byun Baekhyun" Aku hanya tersenyum lebar puas dengan pujian yang dilontarkan Luhan. "Kau harus banyak-banyak berkunjung ke apartmentku Lu, disana banyak laki-laki tampan. Kris hyung juga bilang padaku kalau masih ada hyungnya tapi dia sedang berkunjung kerumah orang tuanya" "Wah kau daebak Baek, kau harus mengenalkan yang satu lagi itu padaku" "Haha tentu saja Luhan, setelah aku bertemu dengannya" ** Aku sudah menunggu Kris hyung selama 45 menit tapi dia belum juga terlihat batang hidungnya, kemana dia? "Naiklah, aku akan mengantarmu pulang" Park Chanyeol keluar dari mobil dan berjalan kearahku, aku menatapnya sekilas lalu mengalihkan pandanganku. "Tidak, terima kasih" Apa-apaan dia, mau mengantarku pulang? Sepertinya dia kerasukan sesuatu atau dia telah memakan sesuatu yang beracun sehingga otaknya tidak berfungsi. "Cepatlah, Kris yang memintaku mengantar kau pulang" "Dimana dia sekarang?" "Dia sedang mengerjakan tugas yang harus di serahkannya hari ini. Cepatlah aku tidak punya banyak waktu" "Aku tidak mau, kau pulanglah" "Dasar keras kepala" Chanyeol menarik tanganku dan mendorongku masuk ke mobilnya. "Apa-apaan kau!" Chanyeol sudah di belakang kemudi dan langsung menjalankan mobilnya. "Diamlah! Aku akan mengantarmu pulang" "Aku tidak memintamu melakukannya " Aku menatap ke jendela. Kami sama-sama diam. "Aku minta maaf" Aku terkejut dan langsung menoleh kearah laki-laki yang sedang menyetir ini. Wah sepertinya benar, dia telah memakan sesuatu yang beracun. "Apa katamu?" "Aku minta maaf" Ulangnya sekali lagi "Baru sekarang kau meminta maaf padaku, sudah sangat terlambat Park Chanyeol-ssi" "Jangan memanggilku seperti itu, setidaknya aku meminta maaf padamu" "Aku tidak butuh permintaan maafmu lagi. Kau sudah terlambat untuk mendapatkan maaf dari ku Park Chanyeol-ssi" "Jangan memanggilku seperti itu!" "Terserah aku" "Kau benar-benar..." Dia mengupat kesal, tanpa dia sadari aku tersenyum menang. Setelah sampai di depan apartmenku, aku langsung keluar tanpa menoleh sedikitpun padanya. "Baekhyun" Aku menoleh kesamping setelah mendengar seseorang memanggilku. "Ah Doyoon hyung" Aku tersenyum lebar saat melihat jika Doyoon hyung lah yang memanggilku. "Pulang sendiri?" Doyoon melihat ke belakang tanpa sadar aku juga menoleh ke belakang. Kenapa laki-laki itu masih ada disana? "Ah Chanyeol!" "Doyoon hyung" Mereka mendekat dan berpelukan sebentar. "Apa kabarmu? Kau semakin tinggi" Canda Doyoon hyung "Ah hyung kapan kau kembali? Kenapa tidak memberitahuku?" "Ah maaf, aku kembali kemarin. Kris sudah berkunjung sampai malam. Dia tidak memberitahumu?" Chanyeol menggelengkan kepalanya. "Mungkin dia lupa. Oh iya kau yang mengantar Baekhyun pulang?"Aku tersadar dari lamunanku. "Ah itu Kris memintaku mengantarkannya pulang" "Baguslah. Aku masuk dulu, kalau ada waktu mampir lah. Dan ajak Oh sehun juga" "Baiklah hyung" "Ayo Baekhyun" Aku dan Doyoon hyung masuk ke gedung apartment itu. Chanyeol hanya menatap kami dingin ketika tidak sengaja aku menoleh ke belakang. Ada apa dengan laki-laki itu? Dia sangat aneh. ** "Hyung, bagaimana kau bisa mengenal mereka?" Doyoon hyung menatapku lalu berfikir sejenak. "Ah saat itu mereka adalah juniorku, mereka selalu di istimewakan oleh teman-teman perempuan ku, tapi aku menghukum mereka hahaha. Saat itu mereka sangat marah padaku terutama Sehun. Tapi sejak saat itu mereka menjadi dekat denganku dan seperti sekarang ini" Aku menatap Doyoon hyung sejenak. "Tapi mereka menyebalkan hyung dan abnormal, apa lagi tingginya itu! Menyeramkan! Ku rasa ibu mereka saat mengandung mereka dulu suka memakan bambu sehingga mereka bisa setinggi itu" "Hahaha kau sangat lucu. Kurasa tidak, mereka anak yang baik. Wah aku juga iri dengan tinggi mereka" Aku menatap Doyoon hyung dengan dahi berkerut. "Baik?" "Ah maksudku mereka adalah anak anak yang baik, kau hanya belum mengenal mereka" "Tidak perlu mengenal mereka hyung, aku sudah tau kalau mereka itu menyebalkan dan abnormal" "Hahaha. Kau benar-benar lucu Baek" Doyoon hyung hanya mengacak rambutku pelan. Aku hanya tersenyum atas perlakuan manisnya itu. ** "Hyung!! Kenapa kau menyuruh Park Chanyeol itu untuk mengantar ku pulang?" Aku langsung berteriak sebal saat Kris hyung memasuki rumah. "Aku baru pulang! Kenapa kau teriak-teriak" "Kau menyebalkan!" "Aku menyuruh Park Chanyeol karena hanya dia yang bisa ku mintai untuk mengantar mu" "Kenapa dia? Masih ada Senior Sehun atau Doyoon hyung" "Sehun? Bocah itu selalu sok sibuk, dan aku tidak bertemu Doyoon hyung tadi" "Tapi kenapa harus laki-laki menyebalkan itu?" "Aku sudah berteman dengannya lebih dari 4 tahun. Siapa lagi yang dapat ku percaya untuk mengantar mu selain dia atau Sehun?" "Dan bagaimana aku bisa percaya dengan orang yang baru ku kenal beberapa minggu? Hyung kau tega sekali padaku" "Byun Baekhyun sudahlah, aku lelah" Kris hyung masuk ke kamarnya, aku hanya menggerutu kesal. ** "Byun Baekhyun!" Seorang perempuan menarik paksa kerah baju belakangku. "Lepaskan!" Aku menatap mereka sinis. "Apa hak mu bersikap sangat tidak sopan kepada Chanyeol?" Aku mengernyitkan dahiku bingung. "Apa-apaan" "Ingat posisimu disini! Kami adalah senior!" "Cih!" Aku menatap mereka kesal, aku benci dengan peraturan kalau junior harus patuh kepada senior. peraturan macam apa itu? bukankah ini kampus terbaik? apa itu penting? "Aku tidak perduli" Mereka menatapku dengan amarahnya dan tanpa aba-aba salah satu dari mereka menamparku. "Apa-apaan kau? Kenapa menamparku?" Aku semakin kesal. selama ini mereka hanya mengejek, menganggu dan memarahiku tapi hari ini tingkah mereka sudah lewat batas kesabaranku. "Aku hanya menghukummu atas perilaku tidak sopanmu itu?" Mereka melepaskanku tapi sebelum mereka pergi, aku menarik tangan perempuan yang telah menamparku dan membalas tamparannya. PLAKKK "Terima kembali tamparanmu" Aku langsung pergi, jika mereka menyerangku, sudah kupastikan nyawaku tidak akan selamat tapi setidaknya aku sudah membalasnya. perempuan itu masih shock sambil melihat kepergianku. ** Aku masuk mobil Kris hyung dengan kesal. "Dari mana saja kau? aku sudah menunggu dari tadi" Tanya Kris hyung. "Diam lah hyung, aku sedang tidak ingin bertengkar" "Kau kenapa? Wajahmu? Wajahmu kenapa?" Kris hyung menarik daguku dan memeriksa pipiku yang memerah. "Ini kenapa?" "Aku di tampar" "Siapa yang berani-beraninya menamparmu?" Kris hyung berteriak di telingaku sehingga aku harus menjauh sedikit darinya. "Hanya beberapa senior pecinta Park Chanyeol" Kris hyung menautkan alisnya bingung tapi masih dengan amarah yang di tahannya. "Kenapa mereka menamparmu? Ini tidak bisa di biarkan, aku akan membalas mereka" Kris hyung hendak keluar dari mobil. Tapi aku segera menarik tangannya. "Masuk lah, aku sudah membalas mereka" Kris hyung menatapku sebentar dan menghela nafas lalu masuk ke dalam mobil. "Kenapa mereka menamparmu?" "Karena mereka bilang aku tidak sopan kepada Park Chanyeol, ini bukan yang pertama kalinya" "Jadi mereka sering memukulimu?" Aku kaget karena mendengar suara cempreng dari belakang kursi ku, aku langsung menoleh. Disana ada dua makhluk bertubuh tinggi yang duduk dengan manisnya. "Sejak kapan kalian berdua ada disini?" "Sejak tadi, kau saja yang tidak sadar" "Hyuuuung~" Aku menatap Kris sebal. "Apa? Kau belum menjawab pertanyaan Sehun, mereka sering memukulimu?" "Tidak, tapi mereka selalu mengangguku, mengejek ku dan menyiksaku dengan suara-suara menyebalkan mereka" "Dan kau diam saja?" "Diamlah Park Chanyeol-ssi" Aku menutup mataku ingin mengabaikannya. "Kubilang jangan memanggil ku seperti itu" "Sudahlah, kalau mereka menganggumu lagi kau harus mengatakan padaku" "Buat apa? Kau mau memukuli mereka? Tidak perlu bersikap seperti pahlawan hyung, aku juga sudah membalas tamparannya, kau tidak perlu ikut campur" "Aku tau, tapi mereka tidak bisa di biarkan begitu saja. Mereka memukuli mu Baek" "Sudahlah, aku tidak peduli dengan mereka. Ayolah hyung kita pulang" "Baiklah, ayo kita pulang" "Dan mereka?" "Mereka ada urusan dirumah" Aku hanya menatap Kris hyung kesal, aku tidak suka berada dalam satu ruangan dengan Park s****n itu.  ** tbc _____ -ssi: partikel tambahan yang digunakan setelah nama untuk memanggil seseorang yang tidak terlalu dekat atau orang asing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD