Part 3

1199 Words
Bel tanda istirahat berbunyi, semua murid berbondong bondong menuju kantin guna memuaskan rasa lapar dan haus saat belajar tadi. Begitupun dengan Elisa, dia langsung meluncur menuju kantin untuk mengisi perut seraya memikirkan bagaimana caranya untuk kembali. Dia berjalan sembari bergumam dengan permen tangke yang bertengger dibibirnya. Pokoknya visual dia pas jalan tuh udah kek Dan oh di drakor extraordinary you, heboh sekali bunda. "Harta dan tahta jelek gapapa, asal--" "El!!" panggil seseorang dengan suara cemprengnya Elisa menoleh dan mendapati dua orang gadis yang tadi mencegatnya saat masuk kelas "Kok Lo ninggalin kita sih?" ucap Bianca, Elisa melepas permennya "emang ada kewajiban gue nungguin Lo berdua?" ucapnya yang membuat keduanya terdiam "Bukan gitu biasanya kan kita kekantin bareng," "Oh, mulai sekarang atau seterusnya Lo berdua kagak usah ngelakuin itu. Gue bisa kekantin sendiri, dan ya Lo berdua jauh-jauh dari gue, gue alergi sama penjilat." setelah mengatakan itu Elisa pun melanjutkan langkahnya Kedua gadis itu mengepalkan tangannya dan berlalu dari sana. *** Saat Elisa menginjakkan kaki dikantin semua mata langsung tertuju padanya. "Ehem, susah juga ya jadi orang canteq." gumamnya mengibaskan rambut Kantin terlihat ramai seperti biasanya, bahkan ada beberapa murid yang berdesak-desakan. "Ck, rame bat dah. Sekolah swasta memang beda dengan sekolah internasional." pongahnya karna memang dulu dia bersekolah, disekolah internasional. jangan heran itu adalah turunan bapak Laskar Kleine Sadewa. Karna sibuk membanggakan kekayaan keluarganya membuat Elisa tak menyadari kalau dia sedang terdiam ditempat. Hingga Bruk  Prang "Aduh. Kalau jalan tuh mata digunain napa?!" decak Elisa  "Ma-maaf." ucap seorang gadis dengan suara lembut membuat jiwa playboy Leodra yang didalam tubuh Elisa meronta-ronta Elisa mendongakkan kepalanya, dan tersenyum manis, "eh gak papa. Ini salah gue kok, Lo gak papa kan?" tanyanya "Enggak." jawab gadis itu membuat Leodra menutup matanya meresapi suara gadis itu, Anjai meresapi:v Elisa mengulurkan tangannya guna membantu gadis itu, saat gadis itu ingin menyambut uluran tangan Elisa seseorang mendorong Elisa membuat dia kembali merasakan dinginnya lantai kantin "Lo apain cewek gue sialan!" bentak seorang cowok Elisa mendongakkan kepalanya menatap cowok yang menatapnya tajam dengan rahang mengeras. "Al udah dia tadi cuma--" "Kamu diem, cewek kayak dia tuh gak perlu dikasihani." "Dih siapa juga yang mau dikasihani sama Lo!? Gosah ngadi ngadi deh pantek. Gue injek juga nih batang leher Lo." sinisnya "Lo juga kalau jalan tuh mata dipake, gue segede ini masih aja ditabrak. Sekarang Lo jatuh, cowok alay Lo malah ngedorong gue. Gosah jadi playing victim deh anjing. Kesel gue!" dumelnya pada gadis yang sekarang sedang menundukkan kepalanya "Cantik doang tapi beban, skip." Elisa melanjutkan langkahnya tapi sebelum itu dia berhenti disamping cowok yang membentaknya tadi. "Karna hari ini gue lagi seneng gue lepasin Lo, tapi sekali lagi Lo berani nyentuh gue atau ngebentak gue siap-siap tuh si 'unyil' gue ganti jadi si 'melani'." Elisa menepuk pundak cowok itu dua kali dan melanjutkan langkahnya. Elisa memesan ketoprak dan duduk disembarang meja. "Akhirnya tuhan, gue bisa juga ngerasain makan kacang." ucapnya dengan mata berbinar, karna kalau dia jadi Leodra dia gak akan pernah makan kacang karna alergi Elisa begitu menikmati ketopraknya, merasa ada yang kurang dia pun mengangkat sebelah kakinya dan menumpukannya diatas paha sehingga roknya tersingkap membuat bokser hitam sepahanya terlihat. Para lelaki yang sedari tadi memperhatikan dirinya sontak mengalihkan pandangannya dengan muka memerah. Tiba-tiba sebuah jeket mendarat di atas pahanya, membuat dia tersentak dan menatap sipelaku "Kalau makan tuh yang bener." cibir seorang lelaki dan mengambil tempat didepannya Elisa menatap lelaki itu dengan kening yang berkerut. Dia agak familiar dengan wajah didepannya ini. "Lo siapa?" tanyanya membuat cowok itu menatap datar dirinya "Lo kenapa?" tanyanya balik Elisa mendengus, "kebiasaan orang d***o, orang nanya malah nanya balik." Lelaki itu mengerutkan keningnya, merasa ada yang aneh dengan kelakuan gadis didepannya ini. "Lo sehatkan?" "Ada apa sih, gue udah denger kalimat itu dua kali hari ini." "Ya, aneh aja biasanya kan Lo jarang ngomong terus tadi itu apaan coba, yang biasanya Lo diem aja kalau dibentak atau didorong sekarang dah bisa ngebalas, ngebalas orang yang Lo cinta juga lagi." "Apa? Gue cinta ama cowok tadi?" ucap Elisa yang diangguki oleh lelaki itu "Udah gila kali gue. miris bat nih cewek, cantik cantik sukanya tutup Pepsodent." gumam Elisa "Btw, Lo siapa? Kok gue rada familiar gitu ama muka Lo." tanya Elisa "Serius Lo nanya itu?" Elisa hanya mengangguk "Gue Elnathan Damian Respati." jawab cowok itu membuat Elisa menganga dan menjatuhkan sendoknya Melihat respon gadis itu membuat Nathan terkekeh, "udah gue tau kok gue terkenal, gosah segitunya. Bikin gue terbang aja." ucap Nathan  "Oh, jadi Lo selingkuhannya si Nayla itu?" ucap Elisa dengan tatapan dingin  Nathan menaikkan sebelah alisnya, "Lo kenal Nayla?" "Kenal lah bamsat, dia pacar gue." ucap Elisa kesal Nathan menatap aneh Elisa."Lo... Pacaran sama Nayla?" "Iya kenapa? Kaget Lo?" ucap Elisa masih dengan menggebu-gebu "Lo lesbi dong." "Yakagak lah anjing. Sembarangan Lo, gue masih suka lubang monmap." "Lu-lubang?" "Iya..." Elisa membulatkan matanya, dia baru sadar kalau sekarang dia itu cewek. "Sialan! Ini bukan seperti yang Lo pikirin." ucapnya menggebrak meja "Apaan bukan seperti yang Lo pikirin, gue terlanjur mikirin setan." ucap Nathan "Pokoknya ini bukan seperti yang Lo pikirin, udah lupain soal itu. So, Lo kenapa disini dan sok akrab sama gue?" tanya Elisa "Sok akrab Lo kata? Kalau bukan karena bokap gue yang nyuruh, gue juga ogah ya deketin cewek aneh kek Lo." "Oh," "Kasian bat nih cewek disekelilingnya banyak dakjal. Ada yang penjilat, playing victim, bodo amatan, dan serang yang ngatain aneh. Coba nih cewek dirumah gue bah dijadiin ratu dia sama si Laskar." gumamnya dan menghabiskan ketopraknya "Btw, dia lagi ngapain ya di sana." gumamnya sembari menatap kearah lapangan basket menerawang jauh. "Cowok~~" ucap Leodra dengan nada menggoda saat baru pertama kali menginjakkan kaki di international high school "Aduh~kamu ganteng banget sih." ucap Leodra seraya meraba d**a seorang pria "Apaan sih Leo anjing!" umpat pria itu Elisa menggelengkan kepalanya guna menghapus bayangan itu. "Jan sampe nih cewek bikin malu gue di sana." gumamnya Meneguk habis jusnya dan bangkit berdiri, dia melemparkan jeket yang menutupi pahanya tadi kemuka Nathan. "Lain kali Lo gak usah deket-deket sama gue, bilang sama bokap Lo gue gak butuh orang yang gak berguna dan nyusahin kek Lo." ucap Elisa dan meninggalkan Nathan yang terdiam dengan ucapan datar itu. **** Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu, Elisa berjalan di koridor sembari bersenandung. "Harta dan tahta jelek gapapa asal banyak duitnya... Yang penting apa harta dan tahta. Anjai" "Satu tambah satu dua, dua tambah.." senandungnya berhenti kala seseorang menarik tasnya kebelakang "Apa sih njir, Lo demen banget narik narik gue dari belakang heran." "Kita pulang bareng." ucap orang itu menghiraukan ucapannya "Ogah ah, gue sama kak Raffa." Elisa melanjutkan langkahnya mengikuti kotak-kotak pada keramik sembari bersenandung. "You want me me me me me me, i want to baby my sugar boo." Orang itu kembali menarik Elisa kali ini dia menarik rambutnya yang dikuncir kuda. Elisa dengan sigap menepis lalu menampar wajah orang itu. "Lo sopan dikit sama cewek," ucapnya datar dengan tatapan dingin. "Walau gue gak pernah punya sodara cewek tapi gue tau gimana memperlakukan cewek dengan benar, karna nyokap gue juga cewek. Kalau Lo gak suka sama gue setidaknya diam dan gak usah kasar, gue kasarin balik nyaho Lo." ucap Elisa dan berjalan melewati Shura yang terdiam sembari menunduk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD