Sani melirik Asta, seolah meminta pendapat sahabatnya itu mengenai tawaran Daru yang ingin berbicara dengannya. Meski sebenarnya semua keputusan ada di tangan Sani, wanita itu seolah membutuhkan alasan lebih untuk tidak memenuhi keinginan Daru. Katakanlah Sani berlebihan menanggapinya, toh Daru hanya minta bicara, bukan sesuatu yang besar yang perlu banyak pertimbangan. Hanya saja... Sani terlalu parno memikirkan apa yang akan terjadi padanya, bukan ketika berbicara dengan Daru, tapi efek setelah itu. Dilain sisi Asta sudah mengirimkan sinyal agar Sani menolak tawaran itu, tapi melihat ekspresi memelas Daru—Sani jadi tidak kuasa menolak. Alih-alih menggeleng, wanita itu malah mengangguk ragu yang tentu saja langsung memancing reaksi Asta. "Sa—" "Anda bisa keluar dulu? Sani sudah mengizi

