16. Topeng Yang Bertumpuk

1370 Words

2007, Agustus, beberapa waktu setelah tragedi... Seminggu berselang Sani masih seperti patung, enggan bicara pada siapa pun atau bereaksi apa pun. Sikapnya akan seperti itu sepanjang hari, kecuali diwaktu-waktu tertentu yang tidak dapat diprediksi, ia akan tiba-tiba histeris, berusaha menyakiti dirinya sendiri dengan benda apa pun yang ada di dekatnya, atau cara apa pun yang dapat dilakukannya. Tak ada kata yang keluar meski kondisinya kadang berubah 180°, Sani hanya berteriak histeris meraung-raung, menangis, lantas dengan sendirinya menjadi tenang seperti sedia kala. Yang menyakitkan bukan hanya itu, karena gadis itu sesekali juga tertawa tanpa alasan yang jelas, dengan butir air mata yang mengalir dari sepasang manik jernihnya. Dan itu terpaksa membuat Sani harus tinggal. Sayangnya b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD