Suara dobrakan itu mengganti keheningan yang semula sempat tercipta, setelah hampir sepuluh menit menunggu Sani membuka pintu bilik toilet tanpa hasil Asta akhirnya memilih cara paksa untuk membuat pintu itu terbuka. Hal itu Asta lakukan bukan tanpa alasan, semenit sebelumnya, saat dirinya sibuk memanggil Sani putus asa ia masih bisa mendengar isakan maupun gerak-gerik Sani di dalam sana, dan ketika semua tanda-tanda kesadaran itu Asta rasa hilang tanpa pikir panjang ia membenturkan tubuhnya hingga bilik pintu terbuka. Firasat buruk itu terbukti. Tubuh Sani sudah terkulai tak sadarkan diri bersandar pada bilik toilet. Helaian rambutnya dibasahi keringat, begitu pun dengan wajahnya. Warna kulitnya yang memucat serta tubuh yang dingin membuat Asta bergegas membawa gadis itu dalam gendongann

