Part 1
Di mobil
"Mas Arya pasti bakalan kaget banget. Aku udah ngak sabar sampai di rumahnya untuk ngasih kejutan ulang tahun buat dia. "
Saat ini Aku sedang dalam perjalanan ke rumah Mas Arya untuk memberikan kejutan ulang tahun buat tunanganku itu. Aku mengemudi mobilnya dengan kecepatan di atas normal.
Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, Aku membayangkan bagaimana reaksi Mas Arya, saat Aku tiba disana nanti. Aku tersenyum senang. Kemaren saat berangkat dari Singapura, aku sengaja tidak memberikan kabar pada Mas Arya dan tidak mengatakan bahwa aku akan pulang ke kota x untuk menemuinya. HP ku sengaja ku matikan dari siang kemaren.
"Pasti sekarang Mas Arya kira aku lagi ada test. Kan kemaren sebelum berangkat aku bilang hari ini ada test,"
Saat sampai di depan rumah Mas Arya, aku merasa sedikit keheranan, karna ada banyak mobil terparking dihalaman rumah dan banyak orang di rumah Mas Arya.
'Apa mungkin Mas Arya ngerayain ulang tahunnya? Apa lagi ada acara penting? Koq kemaren nggak bilang sih?' bisik hatiku. Berbagai pertanyaan singgah difikiranku.
Aku segera menepikan mobilku dan keluar dari mobil dengan membawa kue dan juga kado ulang tahun buat Mas Arya.
Aku berjalan masuk ke halaman rumah Mas Arya dan terus melangkah untuk masuk ke dalam rumah, yang pintunya terbuka lebar itu.
"Sah! " Suara orang banyak yang mengatakan Sah bertepatan saat aku melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah. Lantas aku melihat ke arah pengantin.
Plak
Kue dan kado yang aku bawah jatuh saat melihat seorang wanita sedang mencium tangan Mas Arya. Kini semua mata tertuju padaku yang sedang berdiri tepat didepan pintu masuk. Termasuk kedua mempelai pengantin. Seluruh tubuhku serasa bergetar. Kakiku seolah tidak lagi menapak di tanah. Seluruh duniaku terasa runtuh.
"Keyla! " Suara Mas Arya menyadarkan aku dari keterkejutanku. Dengan cepat aku berpaling dan melangkahkan kakiku keluar dari rumah itu.
Saat sampai di mobil, aku menoleh ke belakang. Berharap agar Mas Arya mengejarku dan setidaknya dia harus menjelaskan apa yang sedang terjadi.
Tapi aku harus menelan kekecewaan, karna yang kulihat, tidak satu orangpun yang berusaha untuk mengejarku.
Aku masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilku dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Sesampainya di rumah, aku terus berjalan masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarku. Air mata yang sedari tadi sudah aku tahan akhirnya jatuh juga.
Aku menangis sambil mendekap bantal guling kesayanganku. Setelah lelah menangis, akhirnya aku tertidur dengan harapan, ini semua hanyalah mimpi buruk.
* * * * * *
5.40 sore
Aku terbangun saat mendengar ketukan di pintu kamarku. Aku membuka mataku yang terasa sembab. Kepalaku terasa sangat berat.
"Ella, bangun! Ini udah sore loh, " sayup-sayup aku mendengar suara mama yang sedang memanggilku.
"Ella! " lagi mama menanggil.
"Iya mah. Ini udah bangun. Aku mau mandi dulu. " kataku setengah berteriak.
"Ya udah! Mamah sama papah tunggu di bawah ya. "
"Iya mah, "
Aku bangun dan duduk di birai kasurku sambil memegang kepalaku yang terasa berdenyut-denyut.
Aku bangun dan duduk di birai kasurku sambil memegang kepalaku yang berdenyut.
"Aduh.. Kepalaku koq rasanya berat banget ya! " Aku coba mengingat ngingat apa yang terjadi sebelum aku tertidur tadi. Seketika air mataku jatuh lagi saat mengingat kembali semuanya. Aku hanyut dalam kesedihan yang aku rasakan.
TBC