Part 6

607 Words
Sebelum pulang, tak lupa aku meminta pada om Hermawan dan tante Fatmawathi untuk tidak bertanya pada Keyla, dengan alasan takut konsentrasinya disana buyar. Kan tidak lucu kalau tiba-tiba mereka bertanya pada Keyla, tapi Keyla malah bilang tidak pernah mengakhiri hubungan kami. * * * * Setelah pulang dari rumah Keyla, aku menghantar mamah sama papah pulang ke rumah. Setelah itu aku melanjutkan perjalananku ke rumahnya Cinta. Aku ingin mengabarkan padanya bahwa semua rencananya berjalan dengan lancar. Saat sampai di rumah Cinta, ternyata Cinta tidak ada dirumah. Lantas aku mengambil hp dan menhubunginya. "Hallo sayang. Kamu dimana? Aku lagi didepan rumah kamu nih." "Kamu ngapain didepan rumah aku? Aku masih dirumah tanteku." jawab Cinta. "Oo.. Aku kira kamu ada dirumah. Kamu Share alamat rumah tante kamu ya. Aku nyusul ke sana." "Ngak usah sayang. Ini sebentar lagi mau pulang. Kamu tunggu aku disana aja. Atau nggak kamu pulang aja dulu." jawab Cinta dengan cepat. "Ya udah aku tunggu disini aja ya. Aku mau ngajak kamu jalan soalnya. Ada yang mau aku omongin, sekalian kita makan siang." jawabku lagi "Ok sayang. Tunggu ya." Setelah mengakhiri panggilan dengan Cinta, aku menghubungi Keyla. Walaupun aku tidak menyukainya, aku selalu menghubunginya untuk menarik uang. Iya, Keyla selalu mentransfer uang untukku. Beberapa waktu lalu, aku mengatakan bahwa perusahaan papah lagi ada masalah. Dari saat itulah Keyla rutin memberikanku uang. Setelah basa basi sebentar sama Keyla, aku mengeluarkan jurus andalanku agar dia bersimpati padaku dan memberikanku uang. Dengan mengatakan bahwa mamah masuk rumah sakit, dan mobil lagi diservis, aku langsung mendapatkan simpati dari Keyla. Dia langsung menanyakan berapa uang yang ku butuhkan. Aku berpura-pura untuk menolak, dan berusaha untuk mencari pinjaman ke teman-temanku. Tapi dia terus memaksa. Itulah Keyla! Dia terlalu mudah untuk merasa kasihan. Akhirnya dengan berat hati aku menerimanya, tentunya hanya berpura-pura. Aku bersorak senang didalam hatiku. Tidak terasa sudah lebih setengah jam kami telfonan. Aku mengakhiri panggilan kami dengan dalih pergi ke rumah sakit untuk menemui mamah. " Baiklah. Titip salam buat mamah ya. Semoga cepat sembuh." kata Keyla. "Iya. Oya sebelum aku lupa. Jangan bilang-bilang ke mamah sama papah kamu ya. Soalnya mamah sama papah aku minta buat rahasiakan dari keluargamu. Mamah sama papah takut mereka kuatir." "Iya tenang aja. Ya udah sana jenguk mamah." ucap Keyla lembut. "Iya. Aku tutup ya.. Bye sayangku." "Bye" Ting Tidak lama setelah mengakhiri panggilan, sebuah notifikasi masuk. Wow.. 50 juta. Boleh juga nih. Hari ini aku bakalan traktir Cinta sepuasnya. "Hurm.. Cinta mana ya? Udah hampir 1 jam nih. Koq belum datang ya? Aku coba telfon lagi kali ya?" Belum sempat aku menekan tombol panggil di hpku, sebuah taksi berhenti di depan mobilku. Aku melihat Cinta turun dari taksi. Aku turun dari mobilku dan menghampiri Cinta yang masih berdiri di dekat pagar. "Sayang," panggilku. "Iya sayang." jawab Cinta sambil memelukku manja. "Koq lama banget sih?" tanyaku sambil melepaskan pelukan. "Maaf ya. Ayo masuk dulu." kata Cinta "Aku siap-siap dulu ya. Kamu tunggu disini." Kata Cinta sambil berjalan ke kamarnya. Aku duduk di sofa ruang keluarga sambil memperhatikan seisi rumah Cinta. Walaupun tidak terlalu besar, tapi aku merasa nyaman. Kurang lebih 30 menit, Cinta keluar dari kamar dengan wajah yang lebih fresh. "Ayo. Aku udah laper banget nih." ajak Cinta sambil bergelayut manja di lenganku. Mall "Sayang, tadi aku sama mamah papah udah ke rumah Keyla. Dan semuanya udah beres." Saat ini aku dan Cinta sedang menikmati makan siang di restoran yang ada di Mall. "Really? Bagus dong. Aku senang. Akhirnya cuma aku satu-satunya pacar kamu." ucap Cinta riang. Dari wajahnya terlihat bahwa dia sangat senang. "Iya sayang. Tapi aku belum bilang ke Keyla. Aku masih bingung gimana caranya buat jelasin ke dia." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD