Mampu menguasai kesadaran, Ervan dengan cepat mengambil putranya. "Sini, Sayang. Sama papa." Sagara yang masih menangis, merentangkan tangan pada wanita yang ada di samping ayah. Tangan kecilnya berusaha meraih "Kasih aku, Mas," ujar Aluna. Ervan menurut. "Sini sama ibu. Kasian. Saga capek ya nangis terus?" Aluna memeluk erat, diusapnya punggung Sagara dengan lembut hingga tak lagi menangis. Hanya terisak kecil. Ervan ikut mengusap kepala anaknya yang basah dengan keringat. "Tenang, ya, Sayang. Papa di sini." "Aku bawa Saga ke mobil aja ya, Mas. Biar aku kasih ASI. Aku pinjem kuncinya," ujar Aluna. Sebenarnya ia tidak ingin berada di sana. Yakin pria itu harus menyelesaikan masalah yang ada. "Kamu bawa aja Saga ke kamar," sahut Ervan. "Bi!" Seorang wanita muncul dari dalam dengan

